• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
Home Kampus Loker

3 Alasan Pekerja Profesional Harus Dibayar secara Layak

Muhammad Abdul Rahman oleh Muhammad Abdul Rahman
4 Agustus 2021
0
A A
gaji profesional professional fee mojok

professional fee mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai pekerja profesional dalam bidang yang saya tekuni, saya punya keresahan perkara tak ada aturan khusus yang mengatur gaji dan fee yang saya terima. Sebab, para profesional itu punya skillset yang berbeda ketimbang karyawan biasa pada umumnya. Disclaimer dulu, ini nggak merendahkan lho, ya.

Kalau untuk pegawai biasa, gaji mereka diatur lewat Undang-undang Ketenagakerjaan, dan teknisnya mengikuti aturan Perda masing-masing. Detilnya begini. Secara prinsip ekonomi, perusahaan minimal harus mempertimbangkan berapa Purchasing Parity (kemampuan daya beli) masyarakat. Kalau umumnya per bulan masyarakat di sebuah daerah biasa menghabiskan minimal 2 Juta, maka paling tidak harus ada lebihan untuk kebutuhan lainnya. Oleh karena itu paling tidak karyawan harus digaji 50 persen dari purchasing parity sebagai fixed cost untuk kebutuhan sehari-hari.

Itu kalau pegawai biasa, bagaimana bila pekerja profesional? Mari kita bedah.

Daftar Isi


  • Professional Rule
  • Reputasi
  • Legalitas
      • Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
      • Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Professional Rule

Bicara masalah fee profesional, organisasi IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) yang menaungi akuntan publik seluruh Indonesia, asosiasi tersebut menetapkan batasan fee minimum, itu pun didukung juga dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi setiap klien yang akan menggunakan jasa dari akuntan publik yang terdaftar dan resmi, wajib dan harus mau mengikuti batasan minimum fee yang telah ditetapkan standarnya. Jadi nggak ada alasan lagi tuh untuk harga teman-harga teman. Sekali profesional, tetap profesional.

Bicara asosiasi, ada juga profesi lain yang tidak secara eksplisit menetapkan batasan minimum, ya salah satunya seperti profesi saya konsultan pajak. Nggak ada batasan minimum berapa besaran fee yang harus dibayarkan. Jadi terus terang saja secara profesional saya agak bingung dan kesulitan berapa “harga” yang pantas untuk klien baru. Apalagi kalau klien tersebut dari kenalan kita yang sudah nitip “jangan mahal-mahal” ya, sudah susah deh seperti itu.

Jika dibandingkan dengan asosiasi IAPI, kami konsultan pajak, punya metode yang berbeda, selama masih mengikuti bagaimana tata cara profesional rule dan “dianggap pantas”, pekerjaan dari klien pun masih okelah kami ambil. Caranya begini, misalkan kami konsultan pajak mendapatkan pekerjaan untuk mendampingi pemeriksaan atau berperkara di Pengadilan Pajak, tarif yang kami tetapkan adalah RPH (Rate per Hours). Artinya kami dibayar per waktu per jam kerja. Ya mirip-mirip seperti supir taksi lah, semakin kena macet, semakin tinggi bayarannya.

Secara tidak langsung, semakin sulit, semakin njelimet suatu kasus, maka kami akan mendapatkan fee yang lebih besar. Belum lagi kalau kasus tersebut berhasil atau sukses kami tangani, akan ada success fee yang kami terima, istilah lainnya adalah bonus.

Bila tidak sepakat, maka tidak perlulah menggunakan jasa kami sebagai profesional. Apalagi yang sudah memiliki lisensi resmi untuk berpraktik. Selain sekolah kami sulit, ilmu kami juga mahal untuk dipraktikkan. Makanya user yang menggunakan jasa konsultan, lawyer, atau profesional lainnya tentunya adalah orang-orang yang berduit semua.

Reputasi

Besaran fee yang dibayar tidak luput juga dari reputasi dari seorang profesional itu sendiri. Tidak bisa dimungkiri, bahwa semakin mentereng reputasi yang dimiliki, semakin tinggi pula RPH yang ditetapkan. Pernah dengar besaran fee seorang Hotman Paris Hutapea dalam menangani kasus per jamnya? Kalau bayarannya kecil, saya pesimis dia bisa bolak balik Jakarta-Bali dalam waktu yang berdekatan, bisa clubbing tanpa kenal waktu, dan bisa juga punya hotel dan villa mewah yang tersebar di berbagai kota. Itu karena apa? Ya reputasi.

Bila dibandingkan dengan sarjana hukum lulusan luar negeri yang meskipun fresh graduate sekalipun, Hotman Paris akan tetap menjadi primadona dalam menyelesaikan kasus penting. Sebab, reputasinya secara tidak langsung juga mengangkat offering price yang dimilikinya. Sejujurnya, tidak ada patokan berapa sih harga yang pas dan cocok, tapi kalau sudah melihat reputasi yang “high” dan kliennya sudah banyak dan mentereng semua, calon klien pun segan mau menawar harga murah, bahkan tidak jarang banyak yang mundur duluan.

Ya kembali lagi, reputasi.

Saya beri contoh lagi, misalkan saya saja deh. Saya adalah konsultan yang berpraktik di pinggiran kota, klien pun sudah masuk dalam kategori “alhamdulillah lumayan”. Kasus yang kami tangani pun sering dan banyak pula yang berhasil. Konsultan-konsultan kami, sudah banyak makan asam garam perpajakan. Namun, bila kami cari klien sampai “buncruten”, nama kami tidak akan dikenal. Kami lagi-lagi kami bukan firma konsultan yang masuk kriteria “Big 4” atau “Big 5”, yang reputasi, kantornya, dan sumber dayanya melimpah dibandingkan firma Konsultan lainnya. Jadi, prinsip kami, selagi ada klien yang mau memakai jasa kami, baiknya harga kami paskan dengan rata-rata pengeluaran yang pantas, daripada tidak dapat klien sama sekali.

Legalitas

Terakhir namun ini yang paling penting. Menjadi seorang profesional itu, mau tidak mau selain memiliki kemampuan, seorang profesional harus memiliki legalitas yang cukup untuk berpraktik. Misalnya akuntan beregister harus memiliki sertifikat CA (Chartered Accountant), akuntan publik harus memiliki sertifikat CPA (Certified Public Accountant), konsultan pajak memiliki sertifikat Brevet, pengacara harus memiliki izin sebagai pengacara, dan lain sebagainya.

Besaran yang pantas sebagai seorang profesional juga tidak lepas dari berapa legalitas dan sertifikasi yang kita punya. Semakin kredibel seorang profesional, semakin mapan pula sertifikasi keahlian yang dia miliki, maka harga tawar pun akan terus naik. Oleh sebab itu, beberapa profesi akuntansi salah satunya, banyak digemari oleh orang-orang yang memiliki basic Akuntansi dan setara lainnya. Lelah atas tuntutan pekerjaan dan waktu yang padat menjadi alasan kuat mengapa sertifikasi profesional banyak diminati orang-orang. Selain itu, bekerja sebagai profesional adalah hal yang tidak membutuhkan waktu yang seharian penuh ngantor, bisa sambil santai di rumah, bisa sambil jalan-jalan, selama handphone dan email aktif tuntutan pekerjaan pun tidak menjadi masalah.

Tidak heran kan, banyak konsultan atau profesional lainnya punya mobil banyak dan rumah yang bagus-bagus ?

BACA JUGA Salah Kaprah Definisi Penghasilan dalam Perpajakan dan tulisan Muhammad Abdul Rahman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: gajihotman parisKeuangan Terminalkonsultanlawyerpajakprofesionaltarif
Muhammad Abdul Rahman

Muhammad Abdul Rahman

Pengamat Pajak Pemula.

Artikel Lainnya

Bad publicity is still publicity Holywings (Unsplash.com)

Alasan Bad Publicity is Still Publicity Tidak Lagi Berlaku Buat Holywings

25 Juni 2022
Konsultasi Desain Interior: Deskripsi Pekerjaan dan Jenis Kliennya

Konsultasi Desain Interior: Deskripsi Pekerjaan dan Jenis Kliennya

30 Mei 2022
Unpopular Opinion: Buka-bukaan Soal Gaji Itu Perlu untuk Meminimaliskan Ketimpangan

Unpopular Opinion: Buka-bukaan Soal Gaji Itu Perlu untuk Meminimaliskan Ketimpangan

14 Mei 2022
Nyatanya, Bekerja di Jepang Tak Seindah yang di Angan

Kerja di Jepang Bikin Kaya? Ah, Nggak Juga

23 Maret 2022
Membedah Pajak dari Transaksi Kripto terminal mojok.co

Membedah Pajak dari Transaksi Kripto

17 Januari 2022
4 Hal Penting Lainnya Selain Kenaikan Upah Minimum 1,09 Persen

4 Hal Penting Lainnya Selain Kenaikan Upah Minimum 1,09 Persen

18 November 2021
Pos Selanjutnya
PDKT riset asisten riset mojok

Pentingnya Riset Sebelum Memulai Langkah PDKT

Terpopuler Sepekan

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

Jangan Nyinyirin Megawati yang Tak Mau Punya Menantu Tukang Bakso

24 Juni 2022
4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli

Kota Solo, Sebaik-baiknya Kota untuk Menetap

24 Juni 2022
gaji profesional professional fee mojok

3 Alasan Pekerja Profesional Harus Dibayar secara Layak

4 Agustus 2021
Stasiun Cipeundeuy Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati Terminal Mojok

Stasiun Cipeundeuy: Beneran Sakti Atau Keselamatan Harga Mati?

21 Juni 2022
6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala Terminal Mojok

6 Budaya Kerja Jepang yang Bikin Geleng-geleng Kepala

25 Juni 2022
5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang Terminal Mojok

5 Toko Lumpia Paling Enak di Semarang

29 Juni 2022
Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

Saran untuk Warga Jawa Tengah yang Daerahnya Mulai Diserbu Pabrik

28 Juni 2022

Dari MOJOK

  • Menanti Prambanan Jazz Festival 2022 yang Penuh Kolaborasi
    by Hammam Izzuddin on 30 Juni 2022
  • PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid
    by Yvesta Ayu on 30 Juni 2022
  • Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar: Antara Keriaan dan Kemarahan yang Tak terjawab
    by Billy Soemawisastra on 30 Juni 2022
  • Sambangi Sultan, KPK Pastikan Kembangkan Kasus Haryadi Suyuti
    by Yvesta Ayu on 30 Juni 2022
  • Kritik Thomas Doll: Ini Lapangan atau Ladang Angon Sapi?
    by Ali Ma'ruf on 30 Juni 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GzeZNzywPSE&t=45s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In