Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Menikahkan Korban Pemerkosaan dengan Pelaku Adalah Pemikiran Paling Ugal-ugalan!

Dimas Purna Adi Siswa oleh Dimas Purna Adi Siswa
28 Mei 2021
A A
Menikahkan Korban Pemerkosaan dengan Pelaku Adalah Pemikiran Paling Ugal-ugalan! terminal mojok.co

Menikahkan Korban Pemerkosaan dengan Pelaku Adalah Pemikiran Paling Ugal-ugalan! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tergelitik saya ketika membaca berita akhir-akhir ini. Terutama salah satu headline berita yang akan saya komentari kali ini, ada anak DPRD melakukan pemerkosaan. Bukan sampai di situ saja, ternyata ada fakta mengejutkan kalau si pelaku ini juga menjual korban di media sosial. Sungguh semua umpatan saya sudah tidak bisa saya keluarkan lagi, saking wuedan tenan.

Kasus pemerkosaan yang sangat tidak manusiawi ini menambah deret panjang kasus pelecehan seksual di Indonesia. Tidak hanya pelecehan seksual, ternyata kasus ini juga bisa dibilang masuk pula kasus perdagangan orang. Dua kejahatan yang betul-betul biadab.

Kebiadaban kasus ini pun tidak berhenti di situ saja, jurus solusi yang dikeluarkan pun menurut saya cukup biadab. Sang pelaku berniat menikahkan dirinya dengan korban. Tujuannya katanya untuk meringankan beban korban dan tentunya si pelaku. Yang tak kalah mengejutkannya, banyak otak orang di Indonesia berpikiran sama dengan hal ini. Seseorang menjadi korban pemerkosaan lantas menikah dengan pelaku adalah solusinya? Hadeh, logika ugal-ugalan, kok, ya, dipelihara.

Solusi ini sebenarnya sama ugal-ugalannya dengan solusi kasus hamil di luar nikah. Lantaran sudah berzina dan biar menutup dosa. Menikah adalah langkah yang didorong banyak pihak dan menutup aib keluarga adalah bonus utama yang coba diraih. Meskipun praktiknya, mau bagaimanapun bau busuk tetap tercium, penting menikah saja dulu.

Pemikiran menyesatkan semacam ini menurut saya perlu diluruskan, tidak perlu mengundang Habib Husein Al-Jafar untuk meluruskan yang tersesat. Ini adalah logika paling sederhana yang menurut saya seharusnya semua orang juga paham. Teruntuk Anda yang masih mempunyai pemikiran sempit seperti ini, taubatlah!

#1 Masalah trauma

Tahu, kan, Anda mengenai trauma? Singkatnya, biar mudah contohnya kaya gini. Pasti setiap orang pernah bertemu dengan orang lain dan mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan. Entah itu karena Anda kena marah, jadi bahan becandaan, kena pukulan fisik, bahkan jadi korban bullying. Pasti Anda mengalami suatu perasaan atau hal dalam diri seperti kalau bisa jangan bertemu lagi dengan orang tersebut. Lantaran Anda tidak mau terulang lagi kejadian seperti itu, bukan?

Saya rasa semua orang pernah dan punya traumanya masing-masing. Tentunya, trauma itu jangan sampai terulang kembali. Tidak mudah menghilangkan trauma memang, saya bukan psikolog atau psikiater. Namun, yang saya tahu, menghilangkan trauma dengan menghadirkan trauma itu setiap waktu bukan sebuah solusi. Masa iya orang trauma dilecehkan oleh pelaku, tapi harus bertemu dan hidup dengan sang pelaku tiap detik. Gimana mau sembuh dari trauma, Bos?

#2 Tidak ada kehendak diri

Berbeda dengan hamil diluar nikah yang para pelakunya punya kehendak diri dan sejatinya memang bodoh saja tidak belajar pendidikan seks. Korban pemerkosaan ini betul-betul tidak punya kekuatan atau kuasa atas apa yang terjadi pada dirinya kali ini. Apakah masih ada yang berpikiran, “Ah, kan, dia diam saja dan ngelanjutin terus, pasti keenakan dan menikmati itu.”

Baca Juga:

Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Gadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga

Marriage is Scary Nyata, Anak Muda Sekarang Memang Takut pada Pernikahan

Kalau dia bisa bergerak ke sana kemari dan menolak untuk diperkosa, mana mungkin namanya pemerkosaan, Bodoh! Poin utama dari kasus pemerkosaan itu tidak adanya konsensualisme dan adanya keterpaksaan. Paling utamanya lagi, sang korban tidak bisa berbuat banyak. Misalkan korbannya diancam dulu, atau korbannya mendapatkan kekerasan fisik bahkan hingga diikat atau dibius. Meskipun masing-masing kasus berbeda bagaimana kronologi di lapangan. Akan tetapi, tetap saja, tiga poin utama kasus pemerkosaan tadi selalu saja muncul.

Nah, sekarang bayangkan saja. Korban yang pernah mengalami tidak punya daya atau kekuatan untuk berkehendak bebas karena sang pelaku. Eh, malah sekarang disuruh serumah berdua dengan pelaku. Hidupnya sudah menjadi manusia yang terpenjara dalam kurungan yang bukan berbentuk fisik, tapi dalam kurungan ketimpangan relasi kuasa.

#3 Pernikahan tidak menghapuskan dosa

Ada isu agama yang sering diselip-selipkan dalam solusi mencengangkan pernikahan korban pemerkosaan dengan pelaku. Pernikahan dilakukan untuk menghapuskan dosa. Saya bukan ustaz atau tokoh agama apa pun. Logika sederhana saya ketika banyak melakukan dosa adalah segera bertaubat dan melakukan ibadah atau perintah agama sebanyak mungkin dengan setulus hati mengharapkan keberkahan Tuhan. Tentunya bukan tomat atau taubatan maksiat ya, sehabis taubat maksiat lagi lalu taubat terus maksiat lagi.

Saya tidak tau ini ambil akal-akalan dari mana. Kalau yang dijadikan dasar agama, mengapa hanya pernikahan yang dijadikan tameng untuk menghapus dosa? Kenapa tidak perkara taubat dulu yang didahulukan? Setahu saya, kalaupun pahit-pahitnya menikah, tidak akan terhapus juga dosa dia ena-ena tadi kecuali memang sudah bertaubat betul-betul. Lagian terus terang saja, Kawan, solusi pernikahan ini cuma akal-akalan biar tidak mau melakukan solusi yang benar-benar pro korban dan sejatinya hanya mau hasil instan biar cepat selesai, bukan?

#4 Coba samakan pemerkosaan seperti kejatahan yang lain

Sekarang begini, mengapa kok ya kejahatan pemerkosaan ini seakan-akan kejahatan yang dapat pengecualian atau impunitas buat pelakunya? Maksudnya gimana? Alih-alih menyembuhkan luka korban pemerkosaan dengan benar, ini pelaku mendapat tempat yang istimewa untuk hidup berdampingan dengan korban.

Coba lihat kejahatan lain, mana ada misalkan koruptor disuruh hidup miskin bersama rakyatnya yang sudah ia peras betul uangnya. Atau kasus begal, memangnya pernah lihat pelaku begal disuruh ngerawat korban? Kalau tidak, coba kasus pembunuhan, pernah lihat pelaku pembunuhan disuruh ngegantiin posisi korban jadi anggota keluarganya?

Jadi, menurut saya empat logika sederhana tadi seharusnya bisa Anda cerna baik-baik, ya. Jangan sampai pemikiran Anda yang close minded itu digas terus, sampai terlalu sempit dan tidak ada ruang untuk berpikir jernih. Satu kata penutup, bertaubatlah!

BACA JUGA Pernikahan yang Didasari Cinta Mengapa Bisa Berakhir Seumur Jagung? dan tulisan Dimas Purna Adi Siswa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Mei 2021 oleh

Tags: DPRDKorban PemerkosaanPernikahanPojok Tubir Terminal
Dimas Purna Adi Siswa

Dimas Purna Adi Siswa

Calon pengacara handal. Saat ini masih pengacara (re:penggangguran banyak acara) dulu.

ArtikelTerkait

Pembenci Bridal Shower, Kalian Ada Masalah Apa sih?  Mojok.co

Pembenci Bridal Shower, Kalian Ada Masalah Apa sih? 

29 Desember 2023
4 Sikap Menyebalkan dari Orang yang Baru Menikah terminal mojok.co

‘Kebo Mbalik Kandang’, Salah Satu Pantangan Pernikahan dalam Adat Jawa

29 Juli 2020

Kamu yang Nggak Setuju Milenial Harus Punya Rumah di Usia 40 Tahun Pasti Berwawasan Cetek

19 Juni 2021
3 Fakta Menyebalkan dari Jalan Ditutup karena Hajatan Terminal Mojok

Kata Siapa Orang Desa Lebih Toleran dan Nggak Egois kayak Orang Perumahan? Hoax Itu. Lihat Aja Saat Mereka Ngadain Hajatan

13 Juli 2023

Nggak Salah Jadi Anggota MLM, tapi Kenapa Prospeknya Selalu Menyebalkan, ya?

31 Mei 2021
Influencer Bukanlah Dewa, dan Kalian Nggak Perlu Membela Mereka

Influencer Bukanlah Dewa, dan Kalian Nggak Perlu Membela Mereka

31 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.