ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Lakon-lakon Gugat dalam Wayang, Simbol Kesetaraan dalam Keadilan

Mukhammad Nur Rokhim oleh Mukhammad Nur Rokhim
13 Oktober 2020
A A
Lakon-lakon Gugat dalam Wayang, Simbol Kesetaraan dalam Keadilan terminal mojok.co

Lakon-lakon Gugat dalam Wayang, Simbol Kesetaraan dalam Keadilan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Dalam negara demokrasi, rakyat memiliki kemerdekaan untuk menyuarakan aspirasi dan unek-unek dalam lisan maupun tulisan. Sepanjang upaya dan cara yang digunakan dalam penyampaian aspirasi tersebut adalah cara yang tepat dan benar, sah-sah saja jika ada pendapat, kritikan, usulan, baik yang sifatnya langsung maupun tidak langsung.

Saluran yang digunakan untuk melakukan perubahan melalui penyampaian gagasan bisa bermacam-macam, tergantung apa yang disampaikan dan siapa penggunanya. Bahasa yang digunakan pun bisa bermacam-macam, bisa melalui anekdot, satir, atau gaya bahasa lainnya.

Sebagai bagian dari sarana untuk menyampaikan gagasan, sering kali pertunjukan seni juga menjadi sarana untuk mengeluarkan aspirasi terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat. Walaupun sifatnya tersandi dalam bentuk yang cukup abstrak, tetapi kritik dalam seni memiliki pengaruh yang cukup besar. Tidak hanya kritik, dalam seni juga terdapat unsur perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan dan keadilan.

Lakon-lakon wayang yang bernuansa gugatan merupakan perwujudan di mana kebenaran memang harus diletakkan dalam kerangka yang semestinya. Tidak peduli siapa yang salah, apakah raja, kesatria, atau rakyat jelata. Bahkan dewa sekalipun bisa terkena gugatan jika apa yang dia lakukan memang benar-benar salah.

Ada banyak sekali lakon-lakon yang bernuansa gugatan yang sering dipentaskan, seperti Wisanggeni Gugat, Antasena Gugat, Bagong Gugat, dan sebagainya. Ada juga lakon gugat yang penyampaiannya lebih halus seperti Semar Maneges atau Anoman Maneges. Selain lakon-lakon tersebut, masih ada lagi lakon wayang yang bernuansa gugatan seperti Gathutkaca Winisuda atau Wahyu Topeng Waja.

Dalam pagelaran wayang, rata-rata para dewa di kayangan sering digugat oleh rakyatnya sendiri karena ketidakadilan. Misalkan dalam lakon Wahyu Topeng Waja, sebenarnya wahyu tersebut diberikan kepada Gathutkaca lantara jasanya kepada Kayangan Suralaya karena ia berhasil meredam pemberontakan. Akan tetapi, dewa-dewa di kayangan justru memberikan wahyu tersebut kepada Boma karena intrik politik Kresna. Wisanggeni geram dengan ulah para dewa yang terkesan inkonsistensi terhadap janjinya.

Kemarahannya diluapkan dengan menghajar beberapa dewa yang sengaja berkoalisi dengan Kresna. Bagi Wisanggeni, dewa sebagai panutan rakyat harus memberikan teladan yang baik. Dalam memberikan sesuatu anugerah, harus kepada yang berhak menerimanya. Jika dalam istilah Jawa, jangan sampai para dewa bersifat “emban cindhe emban siladan”, jangan memandang sesuatu dari sebelah mata.

Tidak hanya sekali Wisanggeni menggugat ketidakadilan. Dia pernah menggugat Duryudana di Astina untuk memberikan takhta kerajaan kepada Pandawa. Tindakan serupa juga pernah dilakukan oleh Antasena walaupun motifnya berbeda. Mereka berdua dibantu Anoman dan Setyaki berusaha mengalahkan prajurit Kurawa walaupun harus kalah karena ulah Bathari Durga yang melindungi Kurawa.

Jangan dikira Puntadewa yang pendiam dan penyabar itu tidak pernah menggugat para dewa. Dalam lakon Pandu Swarga, para Pandawa menuntut balas atas dakwaan kepada Bima yang dianggap salah karena telah menjelaskan ilmu sejati. Yang dimaksud ilmu sejati dalam pandangan Bima adalah tidak ada kekuasaan yang absolut. Kebenaran dan kekuasaan yang hakiki pasti ada yakni milik Tuhan. Manusia dan makhluk sekadar diberikan amanah untuk mengelola kekuasaan itu dengan baik.

Lantaran para dewa tahu pendapat Bima ini, langsung memerintahkan Yamadipati untuk menjebloskan Bima ke dalam Kawah Candradimuka. Ketiga saudaranya, Arjuna dan si Kembar, mengikuti Bima ke kayangan karena apa yang disampaikan kakaknya itu memang benar. Adanya masalah yang bertubi-tubi, derita, serta tekanan batin yang amat kuat menjadikan Puntadewa yang berdarah putih itu naik pitam. Dia berubah menjadi raksasa sebesar gunung dan mengobrak-abrik kayangan.

Gugatan ini juga pernah dilakukan oleh Semar dan Anoman. Bedanya dengan tokoh-tokoh muda, mereka berdua sebagai golongan tua lebih suka mengajukan banding kepada Hyang Padawenang sebagai dewa tertinggi di Suralaya. Mereka berdua sebenarnya tidak terlalu suka dengan kericuhan dan memilih jalan halus untuk mendapatkan keadilan atas kesewenang-wenangan Batara Guru dan Batari Durga. Dengan negosiasi dan argumentasi, Semar melaporkan apa adanya sehingga Bathara Guru pun menerima konsekuensi atas ketidakadilannya.

Saat ini, kita dihadapkan pada pro-kontra Omnibus Law UU Ciptaker. Lantas, bagaimana cara yang terbaik bagi kita dalam menyampaikan pendapat dan unek-unek yang ada? Setidaknya, ada dua pilihan. Apakah kita akan menjadi sosok generasi muda semacam Wisanggeni, Antasena, atau Puntadewa? Ataukah menjadi sosok Semar dan Anoman? Kita kembalikan kepada diri kita masing-masing.

BACA JUGA Nilai-nilai Kehidupan yang Bisa Dipetik dari Peralatan Pagelaran Wayang dan tulisan Mukhammad Nur Rokhim lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2020 oleh

Tags: gugatomnibus lawwayang
Mukhammad Nur Rokhim

Mukhammad Nur Rokhim

Juru Pikir di Pendhapa Kabudayan.

ArtikelTerkait

Kesaktian Nakula dan Sadewa dalam Cerita Pewayangan terminal mojok.co

Kesaktian Nakula dan Sadewa dalam Cerita Pewayangan

22 Oktober 2020
Mari Bersepakat, 5 Oktober Adalah Hari Pengkhianatan Nasional terminal mojok.co RUU Ciptaker Omnibus Law

Mari Bersepakat, 5 Oktober Adalah Hari Pengkhianatan Nasional

6 Oktober 2020
Curhat Seorang Fakboi yang Diputusin karena Ikut Demo terminal mojok.co RUU Ciptaker

Mengenal Ego-Resiliensi: Melawan Trauma Pasca Demonstrasi Omnibus Law

12 Oktober 2020
Kenaikan Upah Bukan Kiamat: 3 Kekeliruan tentang Kenaikan Upah yang Harus Diluruskan permenaker

Permenaker, Kenaikan Upah, dan Kebijakan yang Bikin Bingung

25 November 2022
Pengesahan RUU Kesehatan Bukan Salah DPR Saja, tapi Juga Salah Rakyat

Pengesahan RUU Kesehatan Bukan Salah DPR Saja, tapi Juga Salah Rakyat

12 Juli 2023
Ava Korea Sudah Biasa Dikambing Hitamkan, Termasuk Soal Omnibus Law terminal mojok.co

Ava Korea Sudah Biasa Dikambing Hitamkan, Termasuk Soal Omnibus Law

7 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Perbedaan Bahasa Ngapak dengan Bahasa Jawa Bandek yang Perlu Diketahui terminal mojok.co

Perbedaan Bahasa Ngapak dengan Bahasa Jawa Bandek yang Perlu Diketahui

Kenangan Ketakutan dan Merinding ketika Membaca Novel Goosebumps terminal mojok.co

Kenangan Ketakutan dan Merinding ketika Membaca Novel Goosebumps

Suka Duka Saya Ketika Menjadi Fans DPR RI, Biasmu Siapa, Hyung? terminal mojok.co satir omnibus law UU ciptaker puan maharani Azis Syamsuddin

Suka Duka Saya Ketika Menjadi Fans DPR RI. Biasmu Siapa, Hyung?

Terpopuler Sepekan

Kos LV di Jogja Isinya Maksiat, tapi Tetap Laku Diburu Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Tinggal di Kos LV Jogja dan Melihat Langsung Mahasiswa Rela Membayar Mahal demi Maksiat dan Kebebasan

16 Mei 2025
Tinggal di Bangkalan Madura Bikin Saya Sadar, Nggak Semua Orang Bakal Cocok Tinggal di Sini Mojok.co

Tinggal di Bangkalan Madura Bikin Saya Sadar, Nggak Semua Orang Bakal Cocok Hidup di Sini

14 Mei 2025
Semarang Tak Selalu Menyimpan Sisi Gelap, Ada Sisi Terang Juga yang Tidak Diketahui Banyak Orang

5 Tipe Orang yang Kurang Cocok Berwisata ke Semarang, Bukannya Healing, Malah Jadi Sinting!

17 Mei 2025
Kawasan Bukit Patuk Gunungkidul: Jalur yang Memanjakan Mata sekaligus Sumber Derita Para Pengendara imogiri alun-alun gunungkidul

Membayangkan Wajah Alun-Alun Gunungkidul Tanpa PKL: Cuma Bakal Jadi “Kuburan” di Tengah Kota

15 Mei 2025
Jangan Naik Bus Ramayana dari Magelang ke Bekasi, Nanti Bakal Nyesel kayak Saya

Jangan Naik Bus Ramayana dari Magelang ke Bekasi, Nanti Bakal Nyesel kayak Saya

17 Mei 2025
Kebumen Bukan Sebatas Tempat Singgah di Antara Jogja & Purwokerto (Pexels)

Kebumen Layak Jadi Ibu Kota Provinsi, asalkan Memperbaiki Beberapa Hal yang Bikin Kebumen Tercoreng Citranya

17 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Pengunjung Candi Borobudur Capai 100 Ribu Orang Selama Libur Waisak, Ekonomi Daerah Meningkat
  • Sisi Suram Kos Pasutri Jogja, Tetangga Tak Tahu Batasan hingga Jadi Kedok “Hubungan Terlarang”
  • Puluhan Tahun Tinggal di Jagakarsa, Berdamai dengan Hal-hal Menyebalkan di Balik Label “Daerah Ternyaman” Se-Jakarta Selatan
  • Ribuan Warga Kecamatan Kandangan Dibiarkan Menderita Selama 10 Tahun Lebih oleh Temanggung
  • Sulitnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, Disuruh Servis Laptop hingga Dituduh Hacker
  • Sulitnya Pegawai Pinjol Menjelaskan ke Orang Tua soal Pekerjaannya: Ngaku Kerja di Bank hingga Jadi Sasaran Pinjam Uang Tetangga

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.