• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Apa Bedanya Demo 1998 dengan Demo 2020?

Rusmanto oleh Rusmanto
15 Oktober 2020
A A
Curhat Seorang Fakboi yang Diputusin karena Ikut Demo terminal mojok.co RUU Ciptaker

Curhat Seorang Fakboi yang Diputusin karena Ikut Demo terminal mojok.co RUU Ciptaker

Share on FacebookShare on Twitter

Pada 1998, saya masih kelas satu SMA dan ikut demo. Kenapa ikut? Habisnya seru. Bayangin aja, sekolah ada di depan polres, kapan lagi ikut yang seru-seru? Nggak hanya saya, STM sebelah juga banyak yang ikutan.

Kalau saat itu ada yang tanya kenapa ikut demo, substansinya apa? Kayaknya sih saya bakal bingung. Bukan karena nggak tahu substansi, tapi bingung nyari kata yang tepat. Namanya anak sekolah, masih trauma sama pertanyaan, seolah lagi ujian.

Kalau jawaban benar maka nilai 100, kalau salah bakal ikut perbaikan. Nanti kalau perbaikan soalnya tambah bikin bingung lagi. Yang saya tahu saat itu, dengan ikut demo keadaan akan berubah menjadi lebih baik. Nggak ada salahnya juga berharap.

Setelah 2020 bedanya apa? Untuk tujuan demo sendiri saya rasa sama aja. Agar keadaan menjadi lebih baik. Kalaupun tidak menjadi lebih baik, setidaknya tidak memburuk. Dan anak SMA serta STM juga ikut demo. Kenapa zaman dulu nggak masalah, sekarang kok pada rese ya?

Kalaupun ditanya substansi demo yang diikuti, saya yakin sebagian anak muda ini bakal kesulitan. Bukan karena mereka nggak paham, namun emang susah merangkai kata biar mudah dipahami orang lain. Inilah tantangan anak muda zaman dulu dan sekarang. Susah dimengerti oleh orang tua.

Persamaan lainnya, tentu saja tindakan represif yang diterima oleh para pendemo. Mau gimana lagi, prosedur penanganannya aksi massa emang kayak gitu kali ya? Lagian, pendemo juga bukan investor yang harus dilindungi, jadi nggak penting-penting amat.

Di beberapa tempat, banyak pendemo yang nggak sampai rumah setelah melakukan aksi. Saya sungguh berharap, mereka cuma nyasar atau mampir ke tempat kerabat sebelum pulang. Nggak perlu lah tim mawar beraksi kembali meski sudah punya posisi mapan .

Kalau banyak kesamaan, terus bedanya dimana?

Dulu yang didemo-pemerintah dan DPR-nggak akur. Dengan tekanan proporsional dari pendemo, perpecahan dalam lembaga negara semakin terjadi. Dan pergantian rezim pun dapat terlaksana.

Setelah 20 tahun lebih, pemerintah dan DPR udah akur, gandengan tangan mesra. Buat saya itu sih yang paling berbeda dari demo 1998 dan 2020. Inilah mungkin jalan terberat yang harus dihadapi pendemo zaman ini.

Saya merasa kembali zaman Orba dan mendengarkan lagu Iwan Fals. Wakil rakyat sekedar paduan suara, yang hanya tahu nyanyian lagu setuju. Inginku mengumpat dan berkata kotor, namun setelah dipikir, kalau cuma membebani paru-paru juga nggak begitu berguna.

Zaman Orba ketika saya masih kecil dulu, kelakuan anggota DPR layak untuk dibenci. Gimana nggak? Dengan segala fasilitas yang ada, kerjanya cuma tidur di ruang rapat. Kalau nggak tidur, cuma titip absen (jangan masalahin antara absensi dan presensi, ya) trus dapat amplop.

Anggota DPR saat itu emang nggak berguna tapi harus diangkat. Kalau nggak diangkat, gimana lagi cara menghabiskan anggaran surplus yang dimiliki negara coba? Masa sih mau buat pembangunan? Buat pembangunan juga harus ada komisinya dong!

Setelah lebih dari 20 tahun, kelakuan anggota DPR berubah. Negara sedang terkena wabah, anggota DPR begitu sigap kerja cepat. Tapi, bukan untuk menangani wabah yang sedang terjadi. Gimana lagi, keselamatan rakyat emang yang utama. Emm.. rakyat yang sebelah mana ya?

Demi membuat undang-undang yang jelas bukan untuk kepentingan rakyat banyak, sampai mau lembur segala. Saya jadi merasa bersalah karena berharap anggota DPR bisa bekerja keras. Tahu gini, mending kayak dulu aja, biarin tidur, titip absen, jalan-jalan menghamburkan uang pajak.

Setidaknya ketika anggota DPR sibuk dengan urusannya sendiri. Mereka jadi nggak terlalu ngrecoki kehidupan rakyat yang udah pas-pasan. Pas buat hidup doang. Gimana lagi, kesejahteraan rakyat negaranya sudah diwakili oleh wakil rakyat. Mereka memang mewakili bagian yang enak-enak doang.

Meski demo 1998 berat, kayaknya 2020 juga sama berat. Selama rakyat belum menjadi sesuatu yang dianggap penting, demo di zaman apa pun akan berat.

BACA JUGA Masuk Kuliah: Saatnya Salah Jurusan dan tulisan Rusmanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2020 oleh

Tags: 1998Demodpromnibus lawpemerintahreformasi

Rusmanto

Rusmanto

Penulis lepas.

ArtikelTerkait

Cepat Tanggap Pemerintah Desa Labang Talon Perlu Diacungi Jempol, Beginilah Seharusnya Pemerintah Menanggapi Kritik!

Cepat Tanggap Pemerintah Desa Labang Talon Perlu Diacungi Jempol, Beginilah Seharusnya Pemerintah Menanggapi Kritik!

17 April 2023
Wahai DPR, Ingat, Vox Populi, Vox Dei, Bukan Vox Rex/Regina, Vox Dei

Wahai DPR, Ingat, Vox Populi, Vox Dei, Bukan Vox Rex/Regina, Vox Dei

3 April 2023
Ironi Cilacap: Daerah Penghasil Aspal, tapi Kualitas Jalannya Buruk jalan yang layak

Rakyat Berhak atas Jalan yang Layak!

27 Maret 2023
Kenaikan Upah Bukan Kiamat: 3 Kekeliruan tentang Kenaikan Upah yang Harus Diluruskan permenaker

Permenaker, Kenaikan Upah, dan Kebijakan yang Bikin Bingung

25 November 2022
Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi? (Pixabay.com)

Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi?

1 November 2022
Lomba Desa: Kegiatan Nggak Penting yang Bikin Repot Warga

Lomba Desa: Kegiatan Nggak Penting yang Bikin Repot Warga

18 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
majapahit situs peninggalan bumi lasem mojok

Mengupas Sebab Lenyapnya Situs-situs Majapahit di Bumi Lasem

laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Jangan Katakan Ini pada Penderita Covid-19 dan Keluarganya

Repotnya Orang yang Punya Nama Panjang dan Susah Dilafalkan terminal mojok.co

Sakit Maag Terdengar Keren Waktu Kecil, tapi Merepotkan Saat Dewasa



Terpopuler Sepekan

Perbedaan CT Scan dan MRI, Alat yang Sering Dikira Sama Gara-gara Mirip Bentuknya

Perbedaan CT Scan dan MRI, Alat yang Sering Dikira Sama Gara-gara Mirip Bentuknya

oleh Fadlir Nyarmi Rahman
26 Mei 2023

Kilas Balik Stasiun Brumbung Demak, Salah Satu Stasiun Tertua yang Pernah Jadi Kawasan Prostitusi

Kilas Balik Stasiun Brumbung Demak, Salah Satu Stasiun Tertua yang Pernah Jadi Kawasan Prostitusi

oleh Ahmad Nadlif
28 Mei 2023

UMR Jogja Harus Naik Drastis, Tidak Bisa Tidak! upah minimum yogyakarta

Saya Beruntung Nggak Pernah Tinggal di Kota Romantis seperti Jogja dan Bandung

oleh Ahmad Arief Widodo
29 Mei 2023

Karyawan yang Terkena PHK: Dianggap Tidak Kompeten dan Sulit Dapat Pekerjaan Baru

Stereotipe Karyawan yang Terkena PHK: Tidak Kompeten dan Sulit Dapat Pekerjaan Baru

oleh Seto Wicaksono
29 Mei 2023

Terminal Purabaya Sidoarjo (Unsplash)

Persoalan Terminal Purabaya Sidoarjo di Tengah Kemegahannya

oleh Akbar Mawlana
28 Mei 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=lzHUMXKyXus

DARI MOJOK

  • Satu Mobil Digemboskan, Pemkot Tertibkan Parkir Liar di Stasiun Tugu
  • Segini Biaya yang Mesti Disiapkan Kalau Lolos Ujian Mandiri UGM
  • Beasiswa CIMB ASEAN Bagi yang Ingin Lanjut S1 dan S2 Gratis
  • Ini Kunci Unggulnya Elektabilitas Prabowo atas Ganjar di Survei Populi Center Bulan Mei
  • 10 Buku Bertema Perempuan yang Paling Menarik Buat Dibaca
  • Nostalgia Bareng di Synchronize Fest 2023, Ada Reuni 50 Tahun God Bless, Iwan Fals X Sawung Jabo, hingga Dekade Fariz RM ’79-’89
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!