ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Wafatnya Ki Seno Nugroho Adalah Duka Besar bagi Dunia Pewayangan

Bimo Suryo Kumoro oleh Bimo Suryo Kumoro
4 November 2020
A A
Wafatnya Ki Seno Nugroho adalah Duka Besar bagi Dunia Pewayangan terminal mojok.co

Wafatnya Ki Seno Nugroho adalah Duka Besar bagi Dunia Pewayangan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Hooong… surem-surem diwangkara kingkin lir mangukswa kang layon, dennya ilang memanising wadananira layu, kumel kucem rahnya maratani…. Bait tersebut merupakan lantunan Suluk Tlutur, sebuah syair yang menggambarkan kematian. Biasanya dilantunkan ketika adegan salah satu tokoh baik dalam pewayangan gugur. Saat ini, suluk tersebut kembali terngiang di kepala saya. Terdengar bersamaan dengan kabar bahwa salah satu maestro pedalangan Yogyakarta, Ki Seno Nugroho, meninggal pada Selasa, 3 November 2020 pukul 23:30.

Ki Seno Nugroho adalah salah satu alasan saya rela begadang hampir setiap malam dengan mengeluarkan kuota untuk menonton pagelaran wayang yang beliau tampilkan. Sosok yang humoris, namun mengerti kadar guyon yang tepat adalah salah satu alasan saya menempatkan beliau sebagai salah satu idola.

Bagi saya, tindaknya Ki Seno Nugroho adalah kehilangan besar bagi pedalangan Indonesia, khususnya Yogyakarta. Banyak jasa beliau semasa mengabdi di bidang seni yang banyak memengaruhi perkembangan pewayangan di Indonesia.

Menurut sepengetahuan saya, Ki Seno Nugroho adalah dalang yang ikut memelopori penyiaran pagelaran wayang kulit melalui live streaming YouTube. Beliau adalah dalang yang jeli dalam menggunakan teknologi. Tercatat kanal milik beliau, Dalang Seno, kini memiliki sekitar 450 ribu subscriber.

Dalam hal teknik pedalangan, Ki Seno Nugroho bagi saya termasuk dalang top. Suluk yang merdu, antawecana (tata dialog tokoh wayang) yang on point, sabetan perang yang terampil adalah bukti bahwa beliau seorang maestro. Tata iringan karawitan juga salah satu yang terbaik bagi saya.

Beliau menjadi idola masyarakat dengan tokoh Bagongnya. Ketika Ki Seno Nugroho menampilkan tokoh Bagong, maka tokoh Bagong tersebut akan terasa hidup dan banyolan yang dikeluarkan akan memecah suasana menjadi lebih ceria dan menghibur.

Ki Seno Nugroho juga seorang dalang yang bisa bergaya modern tanpa meninggalkan pakem tradisi pewayangan. Dalam beberapa kesempatan, beliau memasukkan banyolan yang relatable dengan generasi millenial. Werkudara selfie, Bagong memakai headset, dan berbagai macam banyolan beliau yang segar dan dapat dipahami oleh segala kalangan menunjukan bahwa beliau memiliki sense of humor yang baik.

Lakon wayang yang beliau pentaskan pun sebagian besar menonjolkan tokoh punakawan sebagai bintang utama. Tercatat beberapa lakon seperti Semar mbangun Kahyangan, Bagong Mbangun Desa, Bagong Gugat, Petruk dadi Ratu, Gareng Mantu, dan beberapa cerita lainnya banyak mendapat apresiasi dari masyarakat.

Dalam kondisi pandemi pun Ki Seno Nugroho-lah yang memiliki ide menggelar wayang virtual. Beliau terinspirasi dari pengalamannya ketika mendalang di luar negeri dengan personil wiyaga dan waranggana terbatas. Inspirasi tersebutlah yang mendasari diadakannya “Wayang Climen” yang ditujukan supaya para seniman yang ndherek mengabdi beliau dapat tetap berkarya dan memiliki penghasilan walaupun pada masa pandemi.

Dengan konsep pagelaran padat selama dua sampai tiga jam dan dengan personil waranggana plus wiyaga yang tak sebanyak pagelaran regular, membuat pagelaran ini dapat mengobati rasa rindu khalayak ramai akan pementasan wayang kulit. Pagelaran pun tetap seru untuk dinikmati walau tak sepanjang durasi pagelaran regular.

Beberapa waktu yang lalu, pada akhir Agustus, beliau genap berusia 48 tahun. Pada kesempatan itu beliau menyaksikan putra keduanya, Gadhing Pawukir dan Nizar (Gadhang Panjalu) mementaskan wayang selama 1 jam. Di situ beliau menangis bahagia karena keduanya akhirnya mau meneruskan perjuangan Ki Seno Nugroho dalam mengabdi di dunia seni.

Tangisan bahagianya membuat Ki Seno Nugroho yakin bahwa di masa depan akan ada penerus dinasti dalang dari keturunannya. Ki Seno Nugroho sendiri juga termasuk keturunan dalang. Beliau adalah anak dari Ki Suparman, salah satu maestro pedalangan pada masanya.

Ki Seno juga sering menceritakan bahwa beliau dulu tidak berminat menjadi dalang, namun seiring berjalannya waktu, beliau mau meneruskan pengabdian ayahnya di dunia seni dengan menjadi dalang saat masih remaja.

Kini Ki Seno Nugroho telah kondur ing kasedan jati. Tak akan ada lagi guyonan khas dari beliau yang akan menemani malam panjang para penggemar wayang. Tak akan ada lagi Bagong yang hadir dengan kenakalan dan kekocakannya.

Sugeng tindak, kanjenge Njodhipati, sugeng tindak pak Eno, sugeng tindak den mase Tunggul Pawenang, sugeng tindak maestro pedhalangan Ngayogjakarta, mugya tentrem wonten swarga langgeng….

Sumber gambar: Instagram @kisenonugroho

BACA JUGA Cech Turun Gunung dan Kiper Chelsea yang Makin Linglung dan tulisan Bimo Suryo Kumoro lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2020 oleh

Tags: dalangwayang
Bimo Suryo Kumoro

Bimo Suryo Kumoro

Seorang mahasiswa paruh waktu.

ArtikelTerkait

makna wayang semar gareng di pikulan dawet ayu banjarnegara mojok.co

4 Makna Wayang Semar dan Gareng di Pikulan Dawet Ayu Banjarnegara

28 Juli 2020
mengerjakan skripsi kuliah sidang skripsi Kiat Merampungkan Skripsi dari Kisah Pewayangan Bambang Ekalaya MOJOK.CO

Skripsi Nggak Kunjung Selesai? Mari Contoh Kisah Pewayangan Bambang Ekalaya

12 Agustus 2020
Pandawa Adalah Simbol Yin-Yang, Mengajarkan Keseimbangan dalam Diri Manusia terminal mojok.co

Nilai-nilai Kehidupan yang Bisa Dipetik dari Peralatan Pagelaran Wayang

27 September 2020
Penggambaran Nafsu Manusia dalam Lakon Pewayangan terminal mojok.co

Gunungan: Penanda Waktu Pagelaran Wayang dan Simbol Kehidupan

23 September 2020
Lakon-lakon Gugat dalam Wayang, Simbol Kesetaraan dalam Keadilan terminal mojok.co

Lakon-lakon Gugat dalam Wayang, Simbol Kesetaraan dalam Keadilan

13 Oktober 2020
Penggambaran Nafsu Manusia dalam Lakon Pewayangan terminal mojok.co

Pangeran Mangkubumi dan Lima Wayang Misterius

8 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Pengguna Angkot Bandung Perlu Lebih Proaktif, Jangan Acuh Tak Acuh, dong! terminal mojok.co

Daftar Playlist Musik Angkot Bandar Lampung yang Selalu Terngiang

musim hujan cara mengurangi potensi basah kuyup ketika hujan turun mojok.co

Menghitung Potensi Basah Kuyup ketika Bepergian Saat Musim Hujan

memboikot produk prancis mojok

Alasan Memboikot Produk untuk Menyuarakan Ketidaksetujuan Itu Tidak Tepat

Terpopuler Sepekan

Mio Karbu: Motor Matic Paling Bermasalah. Udah Boros Bensin, Langganan Mogok pula

Pengalaman Mengendarai Mio Karbu, Motor Lawas yang Kembali Jadi Primadona dan Diburu Banyak Orang

23 Mei 2025
BRT Trans Jateng Rute Wonogiri-Solo, Transportasi Murah untuk Kaum Pekerja, Cukup 1000 Rupiah, Bisa ke Solo dengan Nyaman!

BRT Trans Jateng Rute Wonogiri-Solo, Transportasi Murah untuk Kaum Pekerja, Cukup 1000 Rupiah, Bisa ke Solo dengan Nyaman!

18 Mei 2025
Bisnis Kos di Jogja Lebih Sering Boncos daripada Cuan, Untungnya Benar-benar Kecil, Malah Bikin Stres!

Kamu Ingin Bisnis Kos di Jogja lalu Bangkrut? Jangan Baca Artikel Ini, dan Silakan Nikmati Penderitaanmu

22 Mei 2025
Warung Madura Nggak Cocok Lagi di Jakarta, Mending Buka di Bondowoso

Warung Madura Nggak Cocok Lagi di Jakarta, Mending Buka di Bondowoso

20 Mei 2025
Kabupaten Grobogan, Daerah yang Sama Sekali Nggak Terkenal, padahal Lumbung Pangan Nasional

Kabupaten Grobogan, Daerah yang Sama Sekali Nggak Terkenal, padahal Lumbung Pangan Nasional

19 Mei 2025
Kecamatan Susukan di Kabupaten Semarang Banyak Kekurangannya tapi Tetap Nyaman Ditinggali

Kecamatan Susukan di Kabupaten Semarang Banyak Kekurangannya, tapi Tetap Nyaman Ditinggali

22 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Kampus di Bawah Kementerian Pertahanan Tak Membuat Saya Menyesal Melepas Beasiswa S2 dari UGM buat Jadi Dosen
  • Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu
  • Siswa “Terpintar” SMA Sombong Bakal Lolos Mudah ke PTN, Berakhir Kuliah di Kampus Tak Terkenal setelah Dua Tahun Gagal UTBK
  • Butuh Gaji Rp15 Juta untuk Hidup Nyaman di Jakarta, Perantau yang Miskin Kudu Rela Tinggal Bersama Kecoa-Tikus dan Melahap Makanan Sisa
  • Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir
  • Terkucilkan dari Acara Kelulusan Sekolah karena Nunggak SPP, Lemah Ekonomi Jadi Objek Diskriminasi

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.