Sebuah artikel yang pernah dimuat oleh Hai tentang keuntungan penggemar musik metal kembali mencuat. Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa salah satu keuntungan menjadi penggemar musik metal adalah setia sama pasangan. Indikasinya adalah, penggemar musik ini tidak suka gonta-ganti genre, alias sekali metal tetaplah metal. Inilah yang jadi dasar anggapan mengapa penggemar musik metal ini dikatakan setia sama pasangannya.
Selain dari Hai, ada juga artikel dari Noisey yang menyatakan hal serupa. Bahkan, artikel dari Noisey ini berdasar pada survei yang dilakukan oleh situs kencan Victoria Milan. Dari survei tersebut (6500 responden), para penggemar musik ini cenderung bukan orang yang pernah melakukan perselingkuhan. Bahkan, musik metal adalah musik yang paling tidak didengar ketika seseorang sedang memikirkan pasangan selingkuhnya, berbanding terbalik dengan musik jazz yang kerap didengarkan ketika memikirkan pasangan selingkuhnya.
Berdasarkan dua artikel ini, muncullah anggapan bahwa penggemar musik metal adalah orang yang setia dengan pasangannya. Belum lagi, kasus perselingkuhan figur publik (yang bukan penggemar metal, pastinya) yang beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan, membuat anggapan ini terdengar sangat valid. Bahkan akun-akun pencinta musik metal sampai akun jualan baju-baju metal ikut riding the waves dengan artikel ini.
Namun, apakah benar bahwa penggemar musik metal setia sama pasangan? Apakah benar, hanya karena metal tidak didengarkan orang-orang yang sedang memikirkan pasangan selingkuhnya, otomatis menjadi dasar bahwa pencinta metal orangnya setia? Yakin? Tunggu dulu. Mari kita bedah satu per satu.
Selera musik dan kesetiaan itu tidak berkaitan
Gimana ceritanya, bermodal survey dari sebuah situs kencan yang respondennya hanya 6500, bisa langsung dipukul rata bahwa pendengar musik metal itu setia dan tidak pernah selingkuh. Okelah katakan survei tersebut serius dan valid. Namun, variabel lain seperti cocok-tidaknya musik metal didengarkan ketika berselingkuh itu apakah disertakan juga? Dan apakah variabel mengenai lirik-lirik lagu metal yang jauh dari persoalan cinta-cintaan juga disertakan?
Kalau hanya karena penggemar musik metal itu tidak suka gonta-ganti genre lalu diasosiasikan sebagai orang yang setia dengan pasangan, mengapa ini tidak berlaku untuk pencinta dangdut? Bukannya pencinta dangdut juga tidak suka gonta-ganti genre?
Lagian, selera musik itu nggak ada hubungannya dengan kesetiaan dengan pasangan. Mau kalian pendengar Black Sabbath, Lamb of God, Oasis, Adele, Barakatak, atau NDX AKA sekali pun, kalau kalian setia sama pasangan, ya setia aja. Pun sebaliknya, kalau nggak setia, ya nggak setia aja. Nggak usah bawa-bawa genre musik yang kalian dengarkan, dan nggak ada urusannya sama musik genre apa yang kalian dengarkan. Genre musik yang didengarkan kok jadi acuan kesetiaan, aneh-aneh aja orang-orang ini memang.
Minimnya porsi cinta-cintaan dan perselingkuhan di musik metal
Terlepas dari apa yang saya tulis di atas, saya sebenarnya bisa paham mengapa penggemar musik metal dianggap sebagai orang yang paling setia sama pasangan. Penyebabnya, tidak lain dan tidak bukan adalah minimnya porsi cinta-cintaan dan perselingkuhan dalam musik metal. Baik itu secara lirikal (dari musisi metal itu sendiri), maupun secara hubungan sosial di kalangan penggemar musik metal.
Ya bayangkan saja, misalnya, Randy Blythe dari Lamb of God atau Corey Taylor dari Slipknot, atau bahkan George “Corpsegrinder” Fisher dari Cannibal Corpse nulis lirik cinta-cintaan atau tentang perselingkuhan, tapi masih dengan alunan musik metal yang kencang dan penuh riff-riff gitar yang gahar. Mana enak coba? Didengarkan nggak enak, dibuat moshing atau wall of death juga nggak enak. Musik seperti itu memang paling enak dipadukan dengan lirik-lirik yang juga gahar, semisal kemarahan terhadap pemerintah, aparat, atau kepada dogma.
Namun, akan muncul pengecualian jika kita bicara musisi Hair Metal atau Glam Metal, yang justru sering membahas soal cinta-cintaan di lagu-lagunya. Poison, Ratt, atau Motley Crue masih sering memasukkan “lagu cinta” dalam setiap albumnya. Bahkan soal perselingkuhan, salah satu dedengkot Motley Crue, Tommy Lee, pernah berselingkuh dengan Pamela Anderson ketika dirinya masih berstatus sebagai suami Heather Locklear. Ini bukan penggemar musik metal, tapi pelakunya sendiri yang berselingkuh (bahkan Tommy Lee sudah menikah empat kali).
Metalheads Itu sejatinya disakiti, bukan menyakiti
Okelah kalau kita menganggap bahwa pencinta musik metal (metalheads) itu setia atau tidak pernah berselingkuh. Kalau kalian memercayainya, ya monggo. Kalau saya sih nggak mau semudah itu percaya, ya. Namun, lebih dari itu, sebagian metalheads itu sebenarnya adalah orang-orang yang disakiti, bukan menyakiti.
Emangnya metalheads itu disakiti apa dan siapa? Banyak. Disakiti oleh society misalnya. Meskipun tahun sudah menginjak angka 2022, tapi masih banyak stereotip buruk yang melekat pada metalheads. Tidak pernah mandi, pergaulan bebas, hingga penyembah setan adalah stereotip buruk yang masih melekat. Belum lagi disakiti oleh orang tua pacar, yang kerap kurang setuju kalau anaknya jalan/pacaran sama metalheads. Itu kalau punya pacar. Kalau nggak punya pacar gimana? Bukannya lebih sakit?
Gini, lho, kita itu sudah seharusnya nggak percaya anggapan bahwa pendengar musik metal itu setia sama pasangan. Kalau hanya untuk seru-seruan, ya monggo, tapi mbok ya jangan diseriusin. Indikasinya juga nggak terlalu jelas, dan pastinya masing-masing orang juga punya kadar kesetiaannya masing-masing, tidak peduli mereka pendengar musik genre apa. Kasihan pendengar genre lain, yang juga dapat stereotip berkebalikan dari pendengar musik metal.
Lagian, gimana metalheads mau selingkuh, lha wong pacar/kekasih saja tidak punya. Eh, kok saya jadi curhat
Sumber gambar: Joel Muniz via Unsplash
Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Musik Metal Bukan Hanya Soal Vokalis yang Berteriak