Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Acara TV

Ikatan Cinta Bikin Ibu Saya Jadi Melek Hukum di Indonesia

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
16 Desember 2020
A A
Gara-gara Sinetron Ikatan Cinta Ibu Saya Jadi Melek Hukum di Indonesia terminal mojok.co

Gara-gara Sinetron 'Ikatan Cinta' Ibu Saya Jadi Melek Hukum di Indonesia terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Selama menonton sinetron Ikatan Cinta, ibu seolah menjadi konsultan hukum saat muncul adegan yang bersangkutan dengan hukum.

Ibu saya adalah sosok yang sama sekali tidak mengerti soal hukum. Seumpama ada rombongan ibu-ibu yang bikin partai ibu-ibu buta hukum, ibu saya pasti akan mendaftarkan diri jadi membernya. Saya sendiri yang akan mengantarkannya ke sekretariat partai. Meskipun pemahaman ibu saya soal hukum masih remidial, bukan berarti belio nggak ngerti hukum sama sekali. Ibarat anak kecil yang selalu jeblok dalam ujian matematika tapi bisa menjawab 1+1=2, ibu saya lumayan paham kok ihwal peraturan atau hukum di jalan raya.

Malah belakangan ibu saya mulai melek hukum setelah saban malam melakukan ritual rutin, yaitu menonton sinetron Ikatan Cinta. Sinetron yang lagi laris ini, sekarang menjadi tontonan tetap keluarga saya setiap malam. Sampai-sampai ibu saya sempat muntab karena tiga hari belakangan, program Harbolnas Lazada dan Shopee mengacak-acak jadwal Ikatan Cinta.

Selama menonton Ikatan Cinta, ibu seolah menjadi konsultan hukum saat muncul adegan yang bersangkutan dengan hukum. Di sinetron ini digambarkan dengan kehadiran polisi. Misalnya, saat adegan Elsa digiring polisi setelah dilaporkan Aldebaran.

“Penak kui wong sugih. Tinggal nelpon polisi kon nyekel. Jal nak wong melarat,” (Enak itu orang kaya, tinggal nelpon polisi suruh nangkap. Coba kalau bukan orang kaya) kata ibu saya. Sontak saya cuma bisa mengiyakan.

Komentar ibu tadi, sedikit membuat saya terperangah. Tanpa disangka ibu saya ternyata punya kemampuan menganalisis yang begitu cerdas. Meskipun bagi saya yang (((mahasiswa))), analisis semacam itu terbilang sepele.

Walau bagaimanapun, saya tetap bersyukur, sinetron ini mampu bikin ibu saya melek hukum. Beberapa segmen di Ikatan Cinta telah banyak menggambarkan kondisi hukum di negara ini. Yang paling mencolok adalah keberadaan Aldebaran yang sering menunjukkan bagaimana hukum di Indonesia bekerja.

Al punya koneksi yang kuat di lembaga kepolisian. Makanya dia dengan mudah menjebloskan Elsa ke penjara, pun mudah mencari mobil Papa Surya yang dirampok. Elsa dilaporkan Al dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Baca Juga:

Preman Pensiun 9 Sebaik-baiknya Sinetron Ramadan, Bikin Saya Nonton TV Lagi 

Konflik Grup Pencak Silat Tiap Tahun Selalu Terjadi, Nggak Bisa Selesai atau Nggak Mau Selesai?

Sebelumnya, Al dituduh Elsa sebagai sosok pria yang menghamilinya. Elsa ini seharusnya bisa melaporkan Al ke polisi karena menghamili orang seenaknya. Meskipun kemudian tuduhan itu nggak bener, dalam konteks yang berbeda, posisi Al dan Elsa menunjukkan ketimpangan hukum.

Al bisa dengan mudah melaporkan Elsa, sebab dia punya koneksi aparat dan tentu saja fulus. Sedangkan Elsa tidak. Bahkan sekadar untuk mengakuinya di depan mama-papa.

Jika Al tak punya kuasa dan kekayaan, mungkin ceritanya akan lain. Al nggak mungkin semudah itu melaporkan seseorang atas tuduhan pencemaran nama baik, dan cepat diproses polisi. Yang mana kasus serupa juga sering dimanfaatkan orang berduit dan punya kuasa di Indonesia untuk semena-mena melaporkan orang lain.

Ketimpangan hukum semacam ini pun akhirnya sampai ke ibu saya yang sebelumnya nggak ngerti-ngerti amat soal hukum. Sadar atau tidak, sinetron Ikatan Cinta telah membongkar aib kecacatan hukum di Indonesia.

Nggak hanya itu, di episode awal-awal, sinetron ini menunjukkan bahwa polisi tak secerdas apa yang kita bayangkan. Andin yang nggak salah apa-apa harus mendekam di penjara atas kelicikan Elsa dan ketidakcermatan polisi. Masak Elsa yang saat itu mengaku bernama Andin membunuh Roy, adiknya Al, lalu yang kena tuduh dan di bui malah Andin yang asli?

Dari situ kelihatan ketidakseriusan polisi dalam membongkar kasus pembunuhan Roy yang ditusuk Elsa yang mengaku sebagai Andin. Polisi di situ cuma bermodal nama tapi langsung memenjarakan orangnya, tanpa cari tahu lebih lanjut. Kasus ini bikin keyakinan saya terhadap kemampuan investigasi yang dilakukan polisi luntur.

Kepolisian yang di segala pemberitaan disebut-sebut lembaga paling berwenang dan hebat dalam investigasi kejahatan. Dalam sinetron ini malah dengan mudah menangkap orang hanya karena namanya dicatut si pelaku. Seakan-akan nggak ada olah TKP, atau mungkin itu sebatas formalitas.

Barangkali kala itu, polisi males buat menyelidiki kasusnya secara mendalam. Tahu nama siapa pembunuhnya, bergegas cari orangnya berdasarkan nama, dan ujungnya dipenjarakan. Apalagi waktu itu Andin belum menjadi istrinya Al.

Bukan itu saja. Kemudahan melaporkan dan memenjarakan seseorang berbanding lurus dengan kemudahan membebaskan tahanan. Saat saya menulis ini, Aldebaran membebaskan Elsa yang ceritanya baru ditahan dua hari. Iya benar, dua hari, Saudara-saudara.

Di sinetron ini, kekuasan polisi seolah berada di tangan Aldebaran. Seorang pengusaha moncer dengan banyak koneksi polisi. Memperlihatkan hukum yang sedang berjalan di Indonesia.

Kejanggalan-kejanggalan hukum itu pun terbaca dengan baik oleh ibu saya. Belio pun geregetan setengah mampus saat Aldebaran mudah sekali memainkan hukum atau tingkah wagu para polisi. Tak jarang, ketika muncul adegan polisi yang mudah sekali ketipu, ibu saya memaki itu polisi.

Saat itulah saya ikut memaki. Kapan lagi bisa memaki polisi? Mumpung momennya pas, walaupun cuma polisi yang di layar kaca.

Kendati begitu, saya pun menaruh rasa cemas, takutnya ibu berpikiran macam-macam terhadap lembaga kepolisian. Sejauh ini, di benak ibu saya polisi itu bersih, berwibawa, dan selalu bekerja profesional. Hingga mengharapkan anak keduanya, alias adik saya, bisa mendaftar Akpol.

Sinetron Ikatan Cinta memang bikin ibu saya melek hukum. Namun di balik itu, profesionalitas dan akuntabilitas lembaga kepolisian di mata ibu bakal terancam pudar.

Boleh jadi ibu justru akan melarang adik saya masuk Akpol. Buntutnya, proyek memperbaiki marwah dan finansial keluarga bisa gagal total.

BACA JUGA Menghitung Kekayaan Aldebaran Suaminya Andin di ‘Ikatan Cinta’ dan tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 November 2021 oleh

Tags: hukumikatan cintaSinetron
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

ferdi amira tukang ojek pengkolan keluarga ideal mojok.co

5 Alasan Keluarga Mbak Amira Tukang Ojek Pengkolan Adalah Keluarga Sinetron Idaman

2 Juli 2020
Roti Tawar Mentega Tabur Gula Pasir Adalah Menu Sarapan yang Nikmatnya Abadi terminal mojok.co

Selain Viennetta, Roti Tawar Dioles Selai di Sinetron Juga Jadi Impian Masa Kecil

11 April 2020
Kebodohan Acara Televisi Indonesia Memang Sudah Semestinya Dirayakan terminal mojok.co

Kebodohan Acara Televisi Indonesia Memang Sudah Semestinya Dirayakan

8 Desember 2020
nussa dan rara, Alasan Serial Animasi Nussa Nggak Cocok untuk Tayangan Anak-anak di Televisi Wajah Baru Pemberi Warna Baru di Sinetron Preman Pensiun 4 Preman Pensiun 4: Sinetron Penuh Edukasi untuk Insan Pertelevisian Indonesia Rekomendasi Sinetron untuk Hibur Anies Baswedan Atas Ditundanya Formula E

Rekomendasi Sinetron untuk Hibur Anies Baswedan Atas Ditundanya Formula E

12 Maret 2020
5+1 Alasan Menulis Skenario Sinetron Layak Jadi Pilihan Karier (Pixabay)

5+1 Alasan Menulis Skenario Sinetron Layak Jadi Pilihan Karier

19 Oktober 2022
Bagi Saya yang Belajar Hukum, Penangkapan Mama Sarah di 'Ikatan Cinta' Memang Janggal terminal mojok.co

Bagi Saya yang Belajar Hukum, Penangkapan Mama Sarah di ‘Ikatan Cinta’ Memang Janggal

9 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.