Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Boleh Diadu, Burjo UMS Lebih Unggul Ketimbang Burjo di UNS

Dicky Setyawan oleh Dicky Setyawan
20 November 2020
A A
Boleh Diadu, Burjo UMS Lebih Unggul Ketimbang Burjo di UNS terminal mojok.co

Boleh Diadu, Burjo UMS Lebih Unggul Ketimbang Burjo di UNS terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Bandung boleh jadi punya UNPAR vs UNPAD untuk dirivalkan. Seperti yang sudah Boris, Gilbhas, dan Uus lakukan di konten YouTube-nya, meskipun ada ITB, UPI, dll. juga, sih. Pun demikian dengan Solo yang punya battle of campus-nya sendiri, yaitu UNS vs UMS. Kedua kampus ini ibarat dua kutub. UNS sebagai perwakilan dari timur kota Solo dan UMS sebagai kutub barat Solo, walau sejatinya masuk dalam wilayah Kabupaten Sukoharjo. Sebab, kalau kata Arum Setiadi seorang MC kawakan di Solo, UNS adalah akronim dari “Universitas Ning Solo” dan UMS akronim dari “Universitas Meh Solo”. Tapi, soal burjo, saya berani jamin burjo UMS lebih unggul.

Kedua kampus ini adalah magnet kehidupan kampus di Solo. UNS turut memajukan peradaban di Ngoresan raya sedangkan UMS memajukan peradaban Pabelan, Gonilan, dan Gumpang raya. Bagi pelaku usaha pun sudah menjadi kewajaran apabila membuka usaha di UNS dan kemudian ingin melebarkan usahanya, UMS selalu dipilih sebagai pilihan kedua. Berlaku pula sebaliknya. Saya sendiri menghabiskan hari-hari saya sebagai bagian dari warga Ngoresan raya alias kutub UNS (walaupun bukan anak UNS).  Dan, sesekali bertandang ke UMS.

Seperti singkatan namannya yang mirip, ambience kedua kampus ini juga sebelas-duabelas, tipis-tipis lah. Seperti wajarnya kehidupan kampus lainnya, kedua kampus ini adalah magnet bagi “burjo”.

Aa dan teteh Sunda pengolah keplek ilat menjamur di kedua kutub ini. Sama banyaknya, tapi harus saya katakan bahwa burjo UMS secara umum lebih baik ketimbang burjo di UNS. Oke, tapi ini adalah opini dari warga Ngoresan raya. Saya mengamini pepatah “rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri”.

Satu hal yang paling kentara yaitu soal tampak fisiknya. Lebih dulu menyelami burjo di UNS, image burjo selalu lekat dengan sederhana. Yah, burjo di UNS kebanyakan memiliki bangunan fisik sederhana berupa ruko-ruko mungil. Ditambah lagi topografi daerah UNS yang notabene banyak tanjakan serta jalanan yang berkelok-kelok, seolah tak mengizinkan burjo-burjo berkreasi dengan bangunannya. Tapi, image sederhana itu perlahan luntur ketika saya menyelami burjo-burjo UMS.

Awal menyelami burjo UMS, saya sempat berpikir, “Ah, mungkin ini burjo paling bagus.” saat saya pertama kali singgah di salah satu burjo yang mendiami ruko yang tampak kokoh dan tembok yang menjulang tinggi. Jawaban itu tak sepenuhnya benar karena semakin menyelami daerah UMS, saya malah menemukan fakta baru, ternyata masih banyak yang lebih bagus dan lebih besar.

Demikian pula pada interior burjonya, burjo UMS tampak tampil lebih berani, sekilas dari kejauhan tampak seperti ala-ala kafe. Berjejer kursi banyak dan seolah tak mau tampak sederhana serta beberapa pajangan lampu yang tidak mainstream.

Sedangkan burjo di UNS biasanya hanya menyediakan beberapa kursi saja, tak jarang hanya menyediakan kursi panjang. Seringkali penjual harus menambah tikar supaya “nongkrongable”. Di UNS saya juga hanya menemukan beberapa burjo yang seolah tampak njelimet, misalnya seperti burjo Tiada Tara, yang dari kejauhan tidak menampakan ciri keburjoannya dengan lampu remang-remang.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

Lebih berani, burjo UMS ada yang menggunakan konsep rumah makan ala foodcourt. Salah satunya yang tampak di burjo One Way. Dan satu hal lagi, sudah lumrah bahwa burjo UMS menyediakan wifi, yah, kurang mahasiswable apa coba kalau sudah ditambah wifi? Hal yang sulit saya temui di burjo UNS.

Memang sekilas burjo di kedua kutub ini tampak berbeda, tapi soal makanan dan harga, tentu keduanya menggunakan pakem keburjoan yang sama. Tak ada standar kalau burjo di universitas swasta lebih mahal dari negeri, emangnya UKT?

Soal kenyamanan itu kembali lagi, orang punya romantisme sendiri. Misalnya ketika saya ditodong pertanyaan, “Burjo manakah yang terbaik?” setuju atau tidak, saya akan menjawab burjo Ngeureuyeuh yang terletak di sebelah barat Kebun Binatang Jurug. Walau tampak sangat sederhana dengan kursi plastik dan lantai plesternya, burjo inilah yang menjadi awal pengenalan saya dengan warung-warung bercita rasa Sunda. Saya juga selalu mendapatkan kedekatan dengan Aanya, walau selalu berganti setiap tahun. 

Berdasarkan alasan-alasan di atas, mari bersepakat bahwa secara umum burjo UMS memang lebih baik dari jajaran burjo di UNS. Kalau nggak setuju silakan didebat!

BACA JUGA Suka Duka Pakai Sandal Swallow 05 D, Sandal Sejuta Umat dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 November 2020 oleh

Tags: KulinerMahasiswa
Dicky Setyawan

Dicky Setyawan

Pemuda asal Boyolali. Suka menulis dan suka teh kampul.

ArtikelTerkait

perdunu pesugihan dewandaru dukun pemilu pesugihan tulungagung mojok.co

Di Mana Ada Warung Makan Ramai, di Situ Ada Isu Pesugihan

20 Januari 2021
Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Sulawesi

Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Sulawesi

18 Juni 2022
Makan Nasi Padang Pakai Sendok Itu Kurang Kerjaan terminal mojok.co

Makan Nasi Padang Pakai Sendok Itu Kurang Kerjaan

21 Oktober 2020
pers watchdog

Mahasiswa Jurnalistik Harapan Kembalinya Pers Sebagai “Watchdog”

19 Juni 2019
sukses, belum belajar

Ucapan Template Menyebalkan Dari Mahasiswa Sebelum Ujian: “Duh, Belum Belajar, Pasti Dapat Nilai Jelek”

12 Juni 2019
Jujur Saja, Konsep Makan Bayar Seikhlasnya Itu Bikin Nggak Nyaman terminal mojok.co

Panduan Makan All You Can Eat di Restoran ala Korea agar Tetap Qanaah

26 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.