Orang Italia menjaga betul kemurnian budayanya. Tak terkecuali dalam perkara makanan. Kalau ada orang yang berani memasak atau memakan makanan Italia nggak sesuai pakemnya, orang Italia bisa ngamuk.
Untuk sebagian orang, hal tersebut lebay. Namun bagi saya, hal tersebut sama sekali nggak lebay mengingat makanan khas yang diwariskan secara turun-temurun wajib dijaga keasliannya. Hal ini dilakukan supaya anak cucu kelak bisa tetap merasakan resep asli warisan nenek moyang.
Sayangnya, banyak sekali “penghinaan” terhadap makanan khas Italia. Nggak usah jauh-jauh melirik orang dari negara lain, orang di negeri kita tercinta ini saja kerap melakukan penghinaan tersebut tanpa disadari.
Daftar Isi
#1 Cappuccino cincau
Orang Italia nggak sembarangan menikmati cappuccino. Mereka punya pakem yang ketat mengenai minuman tersebut. Terbukti orang Italia hanya mengkonsumsi cappuccino pada pagi hari. Apabila ada orang yang memesan cappuccino mendekati jam makan siang, sudah dianggap aneh di sana.
Orang Indonesia bukansekadar melanggar waktu minum cappuccino di Italia. Kita lebih barbar dari itu. Pakem ketat tentang makanan dan minuman yang diberlakukan di Italia seolah-olah diasapi oleh orang-orang Indonesia. Lha gimana, di Indonesia, cappuccino kita campur dengan cincau. Dan lebih gilanya lagi, minuman ini viral dan laku.
Coba kamu bayangkan perasaan orang Italia melihat cappuccino cincau di Indonesia. Hatinya mesti tersayat-sayat. Bak ditolak oleh gebetan yang didekati selama berbulan-bulan.
#2 Pizza pecel sayur
Asal kalian tahu, orang Italia itu nggak menambahkan saus ketika menyantap pizza. Padahal kita tahu sendiri ya di Indonesia, kebanyakan orang makan pizza pakai saus. Sebenarnya, bukan hanya di Indonesia saja. Banyak orang di belahan dunia lain melakukan hal serupa pada makanan Italia satu ini.
Akan tetapi, orang belahan dunia lain nggak seekstrem orang Indonesia. Di Indonesia, pizza dikreasikan dengan sayur hingga menjadi menu makanan baru, yakni pizza pecel sayur. Kurang ekstrem apa itu?
#3 Pasta pakai bumbu seblak
Dilarang keras menambahkan sesuatu apa pun pada pasta di Italia. Sama halnya dengan pizza, pasta yang selesai dihidangkan di Italia itu nggak ditambahkan apa-apa lagi. Meskipun menambahkan saus pada pasta menjadi sesuatu yang lazim di berbagai negara lain.
Di Indonesia pelanggaran terhadap makanan Italia satu ini juga sudah kelewat batas. Bagaimana tidak, pasta di Indonesia bukan hanya ditambah saus, malah dijadikan seblak! Pasta dicampur dengan telur, ceker, dan kerupuk.
Nggak terbayang bila orang Italia melihat dengan mata kepalanya sendiri pasta dibuat begitu. Mungkin bukan cuma marah, bisa ngereog mereka bak balita yang diambil mainannya.
Orang Italia sama seperti masyarakat Minang
Masih ingat kasus rendang babi? itu lho kasus yang sempat viral beberapa tahun lalu. Imbas kasus ini cukup besar, Gaes, terutama bagi pemilik kebudayaan rendang, yakni masyarakat Minang.
Bagi masyarakat Minang, rendang bukan sekadar makanan. Rendang sudah menjadi identitas dan jati diri masyarakat Minang. Makanya kalau ada yang “mempermainkan” rendang, masyarakat Minang bisa protes.
Gelombang protes masyarakat Minang disampaikan oleh Ikatan Keluarga Minang (IKM). Andre Rosiade, Ketua Harian DPP IKM kala itu, sampai mengimbau restoran yang menjual rendang babi untuk tidak menjual rendang babi yang dihubung-hubungkan dengan unsur Minang. Mengingat budaya masyarakat Minang sangat lekat dengan Islam.
Dari kaca mata saya, apa yang terjadi di Masyarakat Minang mungkin dirasakan pula oleh orang Italia. Mereka (orang Italia) juga nggak bakal terima makanan khas mereka “dipermainkan”. Yang dapat membuat unsur kekhasan dan kemurnian dari pizza, cappuccino, sampai pasta memudar.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Pizza Pecel Sayur: Sederhana, tapi Bikin Orang Italia Marah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.