Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Gultik Enak, tapi Nggak Cocok buat Anak Kos

Bintang Ramadhana Andyanto oleh Bintang Ramadhana Andyanto
2 Juli 2024
A A
Gultik Enak, tapi Nggak Cocok buat Anak Kos

Gultik Enak, tapi Nggak Cocok buat Anak Kos (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan mencicipi gultik untuk pertama kalinya. Bagi yang belum tahu, gultik adalah singkatan dari gulai tikungan. Mengapa disebut gulai tikungan? Ya berdasarkan apa yang saya ketahui dari Mbah Google, penyebutan itu karena pada mulanya penjual gultik banyak yang bertempat di tikungan jalan. Saya tidak tahu di tikungan jalan yang mana persisnya. Mungkin bisa di Jalan Sudirman, Jalan Wahid Hasyim, atau Jalanin Aja Dulu.

Secara isi, dalam seporsi gultik, kita dapat melihat nasi putih, daging sapi, dan siraman kuah gulai yang mampu membuat nafsu makan meningkat. Jujur, secara rasa, saya sangat menyukai gultik. Sesuai lah dengan ekspektasi saya yang memang telah sejak lama mengidamkan makanan tersebut. Namun menurut saya, gultik mempunyai satu kekurangan, yakni tidak cocok bagi anak kos. Mengapa saya bisa berkata seperti itu?

Daftar Isi

  • #1 Harga gultik cukup mahal
  • #2 Porsi gultik kecil
  • #3 Harus menyiapkan recehan saat makan di tempat
  • #4 Kurang baik untuk kesehatan

#1 Harga gultik cukup mahal

Kemarin, saya mencicipi gultik yang berlokasi di belakang Blok M Plaza, Jakarta Selatan. Entah karena lokasinya yang tergolong di area hits atau bagaimana, saya merasa harga seporsi gultik yang saya pesan cukup mahal.

Satu porsi gultik di tempat yang saya singgahi itu dibanderol seharga Rp10 ribu. Itu untuk yang versi biasa. Kalau Anda termasuk ke dalam golongan orang dengan kapasitas perut yang luas, Anda dapat memesan versi double-nya yang dipatok dengan harga dua kali lipat, yakni Rp20 ribu.

Saya tidak tahu apakah kocek tersebut termasuk mahal atau memang dompet saya yang tipis. Akan tetapi, kalau dibandingkan dengan kuliner pinggir jalan lainnya, gultik memang lebih menguras bujet. Sebagai contoh, di tempat langganan saya, satu piring nasi goreng telur dihargai Rp15 ribu. Seporsi ketoprak pun biasanya memiliki tarif yang sama.

Makanan-makanan tersebut merupakan dua contoh makanan yang lebih murah dari gultik, dan jujur saja, saya anggap lebih menguntungkan. Mengapa? Jawabannya akan saya bahas di poin kedua.

#2 Porsi gultik kecil

Ketika abang-abang penjual gultik pertama kali menghidangkan sepiring gultik ke hadapan saya, saya sukses dibuat terperangah. Bukan karena abangnya berwajah tampan rupawan, tetapi karena porsi makanan yang ia jual sangatlah kecil. Sungguh, saya tidak bohong.

Apabila dibandingkan, maka saya pikir gultik memiliki porsi yang kurang lebih serupa seperti nasi kucing di angkringan. Sedikit, bukan? Oleh sebab itu, mengingat saya saat itu datang dengan kondisi perut keroncongan, saya akhirnya memutuskan untuk memesan tiga porsi. Tentu tidak sekaligus, tetapi secara bertahap sehingga abang-abangnya pun sampai bosan melihat saya nambah hingga dua kali.

Jika kita kembali membandingkan gultik dengan nasi kucing, perbedaannya ada pada masalah harga. Sebagaimana yang sudah menjadi rahasia umum, nasi kucing memiliki tarif yang relatif murah. Sementara itu, gultik justru sebaliknya.

Bagi anak kos seperti saya, gultik terbilang cukup mahal, seperti yang telah saya paparkan di poin sebelumnya. Itulah mengapa, sebagai orang yang lebih mementingkan kuantitas makanan daripada kualitasnya itu sendiri, gultik bukanlah panganan paling ideal untuk saya.

#3 Harus menyiapkan recehan saat makan di tempat

Poin yang satu ini tidak berkaitan langsung dengan gultik, tetapi tetap perlu diperhatikan. Jadi, faktor lainnya yang saya anggap sebagai kelemahan dari tempat makan yang menyajikan gultik adalah banyaknya pengamen yang beraksi di sana.

Hal ini wajar mengingat lokasinya yang memang mayoritas berada di pinggir jalan—ya, iya, nggak mungkin di tengah jalan, dong. Oleh karena itu, banyaknya pengamen cukup menjadi keresahan tersendiri karena kebiasaan mereka yang biasanya menolak untuk angkat kaki sebelum kita memberikan uang recehan.

Saya paham, kalau tidak mau berhadapan dengan pengamen, sebaiknya saya tidak usah makan di street food. Akan tetapi, sebagai konsumen yang berstatus anak kos, membeli makanan di pinggir jalan rasanya sudah menjadi sesuatu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, faktor seperti kehadiran para pengamen tetap menjadi isu tersendiri yang cukup mengganggu kenyamanan.

#4 Kurang baik untuk kesehatan

Faktor yang terakhir ini berkaitan dengan masalah kesehatan. Pasalnya, walaupun saya adalah anak kos, tetapi saya masih tetap menaruh perhatian pada masalah kebugaran jasmani, termasuk makanan apa saja yang saya cerna. Dan barang tentu, gultik adalah contoh makanan yang kurang baik dalam hal tersebut.

Harap diingat, gultik mengandung daging sapi dan kuah gulai yang terbuat dari santan. Terlalu banyak mengonsumsi santan tentu bukanlah yang positif. Selain itu, ada pula makanan pelengkap yang disediakan oleh para penjual, misalnya jeroan. Sama seperti santan, jeroan juga adalah jenis makanan yang sebaiknya dihindari. Maka dari itu, teruntuk para anak kos, mungkin akan lebih baik jika menghindari gultik, ya. Nggak mau kan sudah miskin penyakitan pula?

Kesimpulannya, secara rasa gultik adalah makanan yang enak. Tapi sayangnya memang kurang cocok jadi santapan rutin para anak kos.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Anak Kos Mending Beli Lauk di Warteg daripada Ngide Masak di Rice Cooker, deh.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Juli 2024 oleh

Tags: Anak Kosgulaigulai tikunganGultikMakanan
Bintang Ramadhana Andyanto

Bintang Ramadhana Andyanto

Anak negeri. Tukang ngopi. Pakar senjalogi.

ArtikelTerkait

Review Jujur HAN RIVER Rice Cooker Mini setelah 2 Bulan Pemakaian Anak Kos

Review Jujur HAN RIVER Rice Cooker Mini setelah 2 Bulan Pemakaian Anak Kos

16 November 2023
3 Makanan yang Wajib Dimiliki Anak Kos kalau Mau Hemat hingga Akhir Bulan Mojok.co

3 Makanan yang Wajib Dimiliki Anak Kos kalau Mau Hemat hingga Akhir Bulan

7 November 2023
Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Pindah dari Jogja ke Semarang: Udah Panas, Makanannya Nggak Seenak di Jogja

Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Pindah dari Jogja ke Semarang: Udah Panas, Makanannya Nggak Seenak di Jogja

6 Maret 2024
10 Nama Makanan yang Ternyata Akronim, Kalian Pasti Baru Sadar Terminal Mojok

10 Nama Makanan yang Ternyata Akronim, Kalian Pasti Baru Sadar!

24 November 2022
Para Tour Guide, Jangan Rekomendasikan 5 Makanan Ini kepada para Bule

Para Tour Guide, Jangan Rekomendasikan 5 Makanan Ini kepada para Bule

4 Oktober 2022
Camilan dan Makanan yang Perlu Kamu Bawa Saat Mendaki Gunung terminal mojok.co

Camilan dan Makanan yang Perlu Kamu Bawa Saat Mendaki Gunung

16 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Sate 02, Kuliner Olahan Bekicot Khas Kediri yang Bikin Ketagihan sate bekicot

Sate 02, Kuliner Olahan Bekicot Khas Kediri yang Kalah Pamor, padahal Rasanya Bikin Ketagihan

3 Kerajaan Gaib yang Mendiami Tegal, Salah Satunya Jadi Pesugihan yang Terkenal!

3 Kerajaan Gaib yang Mendiami Tegal, Salah Satunya Jadi Pesugihan yang Terkenal!

blu BCA, Layanan Finansial Penyelamat Masyarakat Urban (Unsplash)

blu by BCA Digital, Layanan Finansial yang Jadi Penyelamat dan Solusi Kesemrawutan Masyarakat Urban

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sarapan Sate di Semarang Memang Aneh, tapi Saya Ketagihan (Unsplash)

Sarapan di Semarang Memang Rada Aneh, tapi Sekarang Saya Bisa Menikmati Bahkan Ketagihan

16 Juni 2025
Ambisi PT KAI Perluas Lempuyangan Bikin Pelaju KRL Jogja Solo Menderita (Unsplash)

Terbitnya SP3 dari PT KAI buat Warga Lempuyangan dan Bayangan Mengerikan Biaya Transport Pelaju KRL Jogja Solo sampai Setengah UMP Jogja

18 Juni 2025
Surat Terbuka untuk Pembenci Perantau di Jogja: Hanya Dhemit yang “Pribumi Jogja”, Kalian Bukan!

Kampanye Jogja Murah Itu Memang Penuh “Tipu Daya”, tapi Mau Tak Mau, Harus Kita Terima dan Tak Harus Dilawan

15 Juni 2025
4 Siasat agar Selamat Kuliah di Jurusan Hukum sampai Lulus

4 Siasat agar Selamat Kuliah di Jurusan Hukum sampai Lulus

16 Juni 2025
Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam (Unsplash)

Ketika Pendidikan “Layak” Harus Dibayar dengan Luka yang Dalam

19 Juni 2025
Jangan Pernah Terjebak Lampu Merah di Rawamangun, Bisa-bisa Berangkat Masih SD, Pulang-pulang Sudah Sarjana

Jangan Pernah Terjebak Lampu Merah di Rawamangun, Bisa-bisa Berangkat Masih SD, Pulang-pulang Sudah Sarjana

21 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Tersesat di ISI Surakarta dan Menjadi Dosen yang Gegar Intelektual tapi Kini Menikmati dan Jatuh Cinta kepada Solo
  • Sarjana Gaji Kecil Ngaku Bergaji Rp10 Juta buat Pamer ke Tetangga, Berujung Jadi Tempat Ngutang padahal Tak Punya Uang
  • Bisa Kuliah UGM karena Perjuangan Ibu, Bertekad Buktikan Kesuksesan ke Ayah yang Pergi Tinggalkan Keluarga
  • Pertama Kali Dapat Kerja di Jogja sambil Kuliah, Kaget Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan Besar di Amerika Serikat
  • Menikah dengan Anggota Pencak Silat Penuh Atraksi, Niat Ekspresikan Kebanggaan Malah Dicap Jamet
  • Seorang Ayah yang Menolak Tawaran Tiga Klub Sepak Bola yang Ingin Meminang Anak Perempuannya

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.