Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Perfeksionis, bukan Kepribadian yang Mudah

Ulfa Setyaningtyas oleh Ulfa Setyaningtyas
30 Mei 2019
A A
Perfeksionis

Perfeksionis

Share on FacebookShare on Twitter

Perfeksionis dijabarkan bahwa segala sesuatu itu memiliki standarnya yang terbaik—sempurna. Dorongan di dalam diri mereka yang menuntut segala sesuatunya harus berjalan sempurna ini sebenarnya adalah salah satu gangguan obsesif—tergantung kadarnya.

Seorang perfeksionis memandang segala sesuatu sesuai dengan standar yang mereka bangun sendiri—standar yang kerap kali membuat orang lain menjadi sangat sulit menyesuaikan diri dan begitu pula sebaliknya. Kepribadian ini sering kali dirasakan sebagai beban orang oleh orang lain di sekitar mereka. Tidak banyak orang yang mampu memahami bagaimana orang-orang dengan kepribadian semacam ini dapat bertahan dengan standar dan ekspektasi mereka sendiri.

Pernah nggak sih, di dalam suatu kelompok kalian menemukan seorang perfeksionis level akut? Pemikiran dan ekspektasi yang ditanamkan oleh seorang perfeksionis itu jauh melampaui rekan-rekan lain di dalam tim tersebut. Kemudian ekspektasi itu diikuti dengan proses dan dilematika yang cukup panjang—ribet dan melelahkan untuk mewujudkannya. Asem-nya lagi, mereka lebih senang mengerjakan sendirian karena menganggap orang lain tidak mampu melakukan sebaik yang mereka lakukan. Keadaan ini kerap membuat orang lain merasa kurang dihargai atau lebih buruknya lagi, dipandang remeh.

Memang kalau dipikir-pikir, mereka ini memang minta ditampol atau kalau perlu—seperti kata Bu Susi—ditenggelamkan dari kesatuan demi keadilan dan kedamaian bersama. Itulah yang kemudian membuat mereka sangat sering bermasalah dengan orang lain. Tapi saya tahu, menjadi mereka bukanlah hal yang mudah. Loh kok tahu? Emang kamu tempe?

Kebenarannya adalah saya sendiri juga termasuk tipe-tipe makhluk menyebalkan yang sedang kita bahas dalam tulisan ini. Namun, sedikit demi sedikit saya mulai memahami bahwa segala sesuatu itu memiliki porsinya masing-masing. Hiyaa hiyaa~

Perubahan ini sebenarnya dikarenakan kontaminasi dari lingkungan saya yang belakangan menjadi lebih santai kayak di pantai, selow kayak di pulau, kalem-kalem kayak Abdi Dalem, dan memang, agak banyak kaum bejatnya. haha

Begini loh Alejandro, pepatah lama mengatakan bahwa kalau kita berkawan dengan seorang penjual parfum, pasti kita juga akan ikutan kebagian wanginya dan itulah yang terjadi.Si perfeksionis ini cenderung obsesif terhadap ambisi dan tujuan mereka—itu pun hanya sementara karena terus terdorong untuk lebih baik lagi. Selain itu, prinsip yang melekat dalam diri mereka itu adalah ‘mutlak’, tidak sampoerna berarti Gudang Garam gagal. Sesimple itu? Iya, ribet yang sesimpel itu.

Piye sih, penak awakmu to?

Baca Juga:

Lingkungan Kerja Toxic Membuat Karyawan Tidak Sejahtera Jiwa dan Raga

Ketika ODGJ Harus Merawat Orang Sakit: Berusaha Tetap Tegar meski Diri Benar-benar Ambyar

Tipe-tipe seperti ini adalah orang yang gampang merasa gagal, mudah menyalahkan diri sendiri, meragukan kualifikasi mereka sendiri, kehilangan kepercayaan diri, dan menganggap diri mereka tidak mumpuni ketika mereka merasa gagal. Namanya perasaan, kalau kamu mengharapkan mereka untuk “Ah elah, selow ajalah“. Ndaassmu! Ohoo, tidak semudah itu, Ferguso.

Ibarat kamu adalah orang yang melankonis, lalu dipaksa menjadi pribadi yang berbeda—susah. Di sini pentingnya sebuah pemacu—ya lingkungan itu tadi. Itulah yang menurut hemat saya paling efektif, Bung.

Di balik tuntutan mereka terhadap kesungguhan dan standar kerja orang lain, mereka justru menerapkan standar yang lebih tinggi bagi diri mereka sendiri—bahwa mereka perlu menjadi sempurna akibat mereka adalah fans berat Andra and The Backbone. Mereka ini terkadang merasa sulit terbuka dan percaya terhadap orang lain karena meskipun memiliki ekspektasi yang tinggi sekaligus mereka bukanlah orang yang asal ambil resiko. Langkah mereka sangat penuh dengan perhitungan—itung-itung nyoba dan sukses.

Bukan keinginan mereka untuk menjadi pribadi yang perfeksionis, tapi ketika kepribadian itu sudah melekat sejak lama sebagaimana mereka menjalani segala aktivitas sepanjang hidup mereka. Mereka akan menjadi seseorang yang benar-benar akan sangat sulit untuk diubah—karena mereka bukan Power Rangers.

Tingginya ekspektasi mereka ini membuat mereka menjadi mudah stres dan depresi. Mungkin mirip perasaan saat liat doi jalan sama mantan, nyeseknya nggak nahan. Percayalah gaes, mereka bukan bermaksud menyakiti orang lain—mereka hanya sulit menafsirkan seberapa tinggi ambisi mereka untuk membuat segala sesuatunya mendekati ‘sempurna’ sehingga mereka terkesan kurang menghargai usaha orang lain atau membuat orang-orang disekitar mereka menjadi tertekan.

Tapi, bukankah menurut kalian orang-orang seperti mereka dibutuhkan di muka bumi yang penuh orang pemalas ini, apalagi di negara berkembang yang disebut Indonesia? Saya sih, yes.

Mereka ini biasanya menjadi golongan orang-orang yang paling inisiatif di kaumnya, paling pantang menyerah, paling berdedikasi, dan paling terarah. Siapa yang akan menyangkal kalau kalau keberhasilan adalah hasil dari semangat pantang menyerah. Kecenderungan untuk menjadi sempurna dalam versi mereka ini menjadi satu-satunya pegangan—satu-satunya cara untuk berdamai dengan kepribadian mereka adalah mengenali lebih jauh dan lebih dalam tentang apa yang mereka inginkan.

Ketahuilah bahwa pride mereka cenderung tinggi, jadi kita harus pintar-pintar menyesuaikan diri dalam suatu kerjasama tim. Bukan masalah seberapa tinggi standar mereka karena bagaimana pun standar dan ketidakpuasan itu sebenarnya mereka bangun untuk menjaga pride tersebut. Memahami orang-orang dengan gangguan obsesif seperti ini memang sulit, tapi tidak lebih mudah bagi perfeksionis itu sendiri. Jadi, marilah sama-sama menghargai orang lain. Menjadi perfeksionis itu baik, akan lebih baik lagi apabila kita mampu menempatkan sesuai dengan kondisi dan porsinya.

Kalau kata Allen F. Morgenstern, “Work smarter, not harder”.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Kesehatan MentalKritik SosialPerfeksionis
Ulfa Setyaningtyas

Ulfa Setyaningtyas

ArtikelTerkait

pernikahan

Jangan Nunggu Dirujuk, Datanglah ke Psikolog Sebelum Pesta Pernikahan Berlangsung

4 Oktober 2019
LGBT

Memiliki Teman yang Mengaku LGBT, Menerima Keberadaan Mereka Sebagaimana Manusia Biasa

27 Juli 2019
gender rokok

Sejak Kapan Rokok Punya Gender?

30 September 2019
gorengan

Kelakuan Para Pembeli Gorengan: Lain yang Dipegang, Lain Pula yang Dibeli

29 Agustus 2019
kamar mandi

Wahai Umat Manusia, Perhatikan Kamar Mandi Milikmu!

16 Juli 2019
kkn

KKN (Kuliah Kerja Nyumbang): Emang Masih Relevan?

10 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.