Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Baca Buku Tanpa Mempertanyakan Isinya Adalah Kebodohan yang Hakiki

Mohammad Maulana Iqbal oleh Mohammad Maulana Iqbal
15 Januari 2021
A A
Baca Buku Tanpa Mempertanyakan Isinya Adalah Kebodohan yang Hakiki Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan ini saya persembahkan untuk kalian yang punya hobi membaca, terutama baca buku. Jika kalian nggak punya hobi membaca, maka berhobilah untuk membaca sekarang juga, agar kalian tahu gimana rasanya berimajinasi nggak karuan ketika membaca dan itu mengasyikkan menurut saya.

Di sini saya sedikit risih, bahkan risih sekali dengan orang yang baca buku sekadar seperti air yang mengalir, tanpa mempertanyakan isi dari apa yang dibacanya. Jadi, hanya jalan begitu saja sesuai alur dari cerita maupun pembahasan yang diulas di dalam buku yang dibacanya.

Model baca buku seperti itu nggak banget menurut saya. Pasalnya, membaca seperti itu ibarat domba yang nggak tahu apa-apa sama sekali, lalu digembalakan oleh para gembala. Jika gembala menyuruhnya ke kiri, ya domba-domba akan ke kiri. Jika gembala menyuruh memakan rumput di lapangan, maka domba-domba hanya akan makan rumput di lapangan. Apakah itu mengasyikkan? Tentunya nggak sama sekali.

Pembaca yang nggak mempertanyakan isi buku sama sekali itu seperti domba yang digembalakan dan penulis buku adalah para gembalanya. Sedangkan, buku merupakan alat gembala itu sendiri, seperti tali maupun anjing yang biasanya untuk menakuti dan mengontrol arah gerak domba-domba.

Membaca buku tanpa mempertanyakan isinya, maka para pembaca hanya akan menuruti penulis buku begitu saja. Jika penulis ngomong A, maka pembaca juga akan turut melakukan atau ngomong A. Jika penulis ngomong gula itu pahit, maka pembaca akan menganggap gula itu pahit. Bukankan itu sebuah kebodohan yang hakiki?

Syukur-syukur jika buku yang dibaca merupakan buku pinjaman. Jika buku yang dibaca merupakan hasil dari membeli, berarti pembaca buku membayar penulis untuk mengontrolnya? Saya nggak bermaksud mengatakan beli buku itu hal yang salah, namun perilaku baca buku yang hanya manut saja itu yang menurut saya bermasalah.

Padahal, nggak semua buku itu memiliki muatan kebermanfaatan untuk kehidupan, terutama bagi para pembacanya. Nggak semua buku memuat kebenaran sebagaimana yang didalihkannya. Cukup banyak buku-buku yang menggendong kepentingan tertentu yang justru berdampak nggak baik, terutama bagi para pembaca itu sendiri.

Ibarat buku yang membahas tentang gula tadi. Di dalam buku tersebut berbicara bahwa gula itu pahit dengan menyertakan dalil-dalil yang nggak karuan banyaknya. Jika kalian pintar, tentunya kalian akan mempertanyakan isi dari buku tersebut, pasalnya isi buku tersebut nggak sesuai dengan apa yang kalian percayai selama ini bahwa gula itu manis. Namun, jika kalian bodoh, maka tentunya kalian bakal menuruti konspirasi tersebut bahwa gula itu pahit.

Baca Juga:

Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas, Literasi Kandas

Harus Ada Aturan Wajib Baca Buku untuk Guru. Segera! Kalau Nggak, Pendidikan Kita Jalan di Tempat

Saya teringat dengan wejangan Pak Freire mengenai model pendidikan. Beliau menentang secara tegas model pendidikan gaya bank yang hanya menjalankan sistem satu arah saja, sehingga guru menjadi pendongeng yang memiliki kebenaran mutlak yang nggak boleh dipertentangkan.

Ibarat kalian sedang berkendara di jalan raya yang memiliki satu arah saja. Jika kalian hendak membeli nasi pecel di jalan raya satu arah tersebut, maka tentunya kalian harus tepat sasaran untuk berhenti di warung nasi pecel yang dituju. Jika kalian kebablasan, maka sudah dapat dipastikan kalian harus berputar cari jalan lain, padahal jalan memutar itu biasanya jaraknya lebih jauh. Kecuali, jika kalian pembangkang yang malah melawan arus.

Jadi, jalan raya yang memiliki satu arah tersebut dapat dikatakan nggak efektif banget. Hanya sekadar untuk membeli nasi pecel saja kalian harus tepat sasaran, jika kebablasan maka siap-siap tekor bensin saja. Memang sih jalan raya satu arah itu dapat menertibkan lalu lintas, hanya saja di sisi lain dapat merugikan para pecinta nasi pecel untuk mampir di warung pecel. Sistem penertiban merupakan model populer, namun justru menciptakan masalah baru.

Kurang lebih begitulah maksud dari Pak Freire mengenai model pendidikan. Beliau justru menyarankan model pendidikan dua arah. Tujuannya tentu saja agar para murid nggak seperti domba yang digembalakan, terlebih agar otak para murid berfungsi sebagaimana mestinya.

Menurut saya, dalam membaca buku kita juga perlu berprinsip sesuai dengan wejangan Pak Freire. Membaca itu harus mempertanyakan isi dari buku itu sendiri, agar membaca nggak jadi model pendidikan satu arah yang cukup membosankan, bahkan merugikan.

Oleh karena itu, mulai detik ini juga saya mengajak para umat manusia yang masih hidup tentunya, agar ketika membaca buku, maka kalian harus mempertanyakan isi dari apa yang kalian baca. Apa pun itu boleh dipertanyakan sesuai dengan diri pendapat kalian masing-masing. Sedangkan perihal jawabannya, silakan untuk mencari referensi lain, atau jika perlu ketuk rumah penulis buku, dan jangan lupa bawa oleh-oleh khas daerah kalian, kemudian tanyakanlah kegelisahan kalian.

BACA JUGA Rebahan Boleh, tapi Jangan Sampai Kayak Film Wall-E atau tulisan-tulisan Mohammad Maulana Iqbal lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: Baca Buku
Mohammad Maulana Iqbal

Mohammad Maulana Iqbal

Terkadang sedikit halu.

ArtikelTerkait

Fix, Eksistensi Media Sosial Adalah Salah Satu Sumber Penghancur Kemesraan Kita dengan Buku Terminal Mojok

Eksistensi Media Sosial Adalah Sumber Penghancur Kemesraan Umat Manusia dengan Buku

6 Maret 2021
Ironi Perpustakaan Sekolah, (Katanya) Gudang Ilmu tapi Nyaris Tak Tersentuh Terminal Mojok jurusan ilmu perpustakaan

Ironi Perpustakaan Sekolah, (Katanya) Gudang Ilmu tapi Nyaris Tak Tersentuh

15 September 2022
Buku RPUL Adalah Google Zaman Old yang Dirindukan terminal mojok.co

Buku RPUL Adalah Google Zaman Old yang Dirindukan

24 Februari 2021
Diskusi Buku Lebih Nyaman Bersama Komunitas Baca Bekasi Books Club

Diskusi Buku Lebih Nyaman dan Seru Bersama Komunitas Baca Bekasi Books Club

31 Oktober 2023
Cara Mengikhlaskan Buku yang Telah Dimaling Orang-orang Laknat mojok.co/terminal

Stereotip ‘Rajin’ pada Orang yang Suka Membaca Buku Itu Kekeliruan Fatal

16 Oktober 2020
Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas

Guru dan Siswa Nggak Sempat Baca Buku: Guru Diburu Berkas, Siswa Diburu Tugas, Literasi Kandas

16 April 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.