Momok menakutkan seorang fresh graduate bisa dibilang adalah dunia kerja. Kenapa begitu? Karena buat sampai ke sana itu susah banget. Itulah kenapa saya sempat berpikiran untuk mengulur-ulur waktu lulus. Saya takut kalau nanti setelah lulus nggak dapat pekerjaan.
Klise memang, tapi sebagai mahasiswa takut tak mendapat pekerjaan setelah lulus, menurut saya adalah hal yang wajar. Persetan sama orang yang bilang kalau kuliah itu cari ilmu. Ini bukan persoalan kuliah itu cari ilmu atau cari pasangan, tapi setelah kuliah itu antum mau ngapain? Pasti jawabannya: ya kerjalah. Gitu kan?
Saya kok yakin hampir semua fresh graduate nggak mau jadi PNS (pengangguran namun sarjana). Beberapa teman saya yang sudah lulus, bilang kalau mencari kerja itu tidak semudah cocote motivator. Teman-teman yang bilang gitu ya bukan dari golongan konglomerat atau anak pejabat.
Mencari kerja itu nggak sekadar kamu dapat lowongan, melamar, wawancara, dipanggil, kerja, dapat gaji. Kamu membutuhkan skill-skill khusus untuk melamar pekerjaan. Kalau kamu nggak punya relasi, bukan konglomerat, dan bukan anak Jokowi, satu-satunya yang bisa kamu andalkan ya skill.
Namun, terkadang fresh graduate menyepelekan soal itu. Jadi selama kuliah mereka cuma datang, duduk, haha-hihi, ngerjain skripsi, selesai. Padahal waktu kuliah adalah waktu yang pas buat mengasah skill. Setidaknya kamu harus menguasai beberapa skill yang harus dikuasai sebelum usia 25 tahun.
Skill yang harus dikuasai sebelum usia 25 tahun pertama, komunikasi
Sebelum kamu lulus, terjun di dunia kerja, dan merencanakan “idealnya-idealnya” di usia 25 tahun, kamu harus mahir berkomunikasi terlebih dahulu. Sebab, komunikasi adalah titik awal menuju gerbang segalanya. Kalau kamu mau bekerja menjadi karyawan atau wirausaha sendiri, kemampuan komunikasi tetap dibutuhkan.
Di dunia kerja, kemampuan berkomunikasi sangat diperlukan. Entah itu yang verbal maupun non-verbal. Perusahaan-perusahaan sering mencari karyawan yang terampil dalam berkomunikasi. Coba bayangkan kalau karyawan buruk dalam berkomunikasi?
Ia tentu akan kesulitan dalam menangkap perintah bosnya. Begitupun sebaliknya, bosnya boleh jadi nggak mengerti apa yang sedang karyawannya bicarakan. Komunikasi juga penting dalam menjalin hubungan baik antara bos dan karyawan.
Dengan berkomunikasi, karyawan bisa membicarakan rencana atau keluhannya pada si bos. Ironisnya, terkadang ketika ada masalah pada karyawan dan menyebabkan kinerjanya menurun, ia nggak ngomong sama bosnya. Itu saya tahu dari orang-orang yang mampir ke warung ibu saya, dan saya berhasil mencuri dengar pembicaraannya.
Komunikasi itu juga penting ketika kamu berumah tangga nanti. Siapa tahu pada usia 25 kamu sudah menikah. Dan nggak lucu kan kalau ngobrol sama pasangan sendiri nggak bisa? Bagaimana mau menjalin kerjasama dalam rumah tangga? Eaaa~
Skill yang harus dikuasai sebelum usia 25 tahun kedua, manajemen Waktu
Orang mungkin berpikir bisa mengendalikan waktu. Padahal nggak begitu kawan. Justru bisa jadi kita yang dikendalikan, karena nggak bisa memanajemen waktu. Padahal manajemen waktu ini skill yang semestinya dimiliki orang-orang yang hendak berusia 25 tahun, dan yang pengin mendapat pekerjaan.
Di dunia kerja, deadline itu harga mati. Apa pun bidang pekerjaannya, saya rasa akan selalu ada yang namanya deadline. Jika kamu nggak bisa mengatur waktu, ya sudah, siap-siap bakal terpontal-pontal karena pekerjaan lain akan menanti.
Maka menunda-nunda pekerjaan bukanlah pilihan yang tepat. Sekalipun tidak ada di kurikulum manajemen waktu, kamu bisa mulai dengan bikin daftar mana dulu yang harus dikerjakan, mana yang tidak. Itu untuk efisiensi saja sih, karena terkadang kerjaan menjadi tidak efisien kalau kita nggak tahu mana dulu yang harus dikerjakan.
Bisa-bisa nanti malah dikerjain semuanya dalam sekali waktu. Atau yang parah, justru nggak dikerjakan semuanya. Kan menyusahkan diri sendiri malah.
Skill yang harus dikuasai sebelum usia 25 tahun ketiga, membaca dan mengikuti tren
Lucu sekali kalau kamu lahir di generasi internet, tapi nggak bisa membaca dan mengikuti tren terbaru. Sebab, di zaman ini, membaca dan mengikuti tren adalah skill yang seharusnya dikuasai sebelum usia 25 tahun. Kamu harus bisa meng-upgrade diri menyesuaikan tren.
Minimalnya kamu harus menguasai media sosial, karena dari situlah semua informasi muncul dan bisa kamu serap sebanyak mungkin. Tak terkecuali informasi mengenai lowongan pekerjaan. Hampir semua perusahaan selalu mengiklankan lowongan pekerjaan di media sosial.
Mahir membaca dan mengikuti tren ini bukan hanya untuk mencari lowongan kerja. Tapi, kalau kamu punya kemampuan dalam berbisnis, dan yakin pengin menjadi wirausaha, skill ini sangat dibutuhkan buat mencari apa sih yang sedang ngetren akhir-akhir ini. Dan bisa menangkap hal itu untuk dijadikan lahan bisnis.
Skill yang harus dikuasai sebelum usia 25 tahun keempat, desain grafis
Kalau yang ini boleh dibilang soft skill. Nggak semua orang bisa. Tapi, walaupun begitu, desain grafis bisa dipelajari kok. Mau otodidak atau melalui kursus juga bisa. Peluang masa depan cerah bakal terbuka lebar kalau kamu menguasai skill yang satu ini.
Coba saja deh, sempatkan belajar desain grafis. Kamu bisa buka tutorial di YouTube atau kalau punya duit buat ikutan kursus ya silakan saja.
Setelah saya cari tahu di website-website penyedia loker atau website freelance, banyak orang yang membutuhkan jasa desain grafis ini. Itu artinya, kalau kamu nggak bisa masuk ke sebuah perusahaan atau percetakan, bisa menjadi seorang freelancer desain grafis. Jika tidak begitu, setidaknya kalau kamu menguasai desain grafis, kamu bisa bikin HRD kesengsem dengan desain CV yang bagus dan artsy.
Skill yang harus dikuasai sebelum usia 25 tahun terakhir, menulis
Saya pikir masih sedikit orang yang belum menguasai skill ini. Padahal menulis bisa menjadi jalan keluar untuk mencari pundi-pundi rupiah. Memang sih nggak bakal sebanyak pengusaha batubara.
Tapi, banyak kok yang membutuhkan jasa penulis. Entah itu penulis artikel di blog atau menulis naskah. Selain itu banyak juga website yang terbuka untuk menerima tulisan-tulisan dari pembaca. Nah, kamu bisa memanfaatkan itu untuk menambah saldo rekening.
Menulis juga skill yang dibutuhkan ketika kamu mau mendaftar beasiswa. Misalnya menulis motivation letter atau esai. Maka alangkah lebih baik sebelum berusia 25 tahun, kamu perlu mengasah skill ini.
Nah, bagaimana skill yang mana nih yang sudah kamu kuasai? Kalau ada yang bilang skill itu berhubungan dengan bakat, saya rasa nggak juga. Sebab, skill itu bisa dilatih. Punya bakat tapi nggak dilatih sama kayak punya motor tapi nggak bisa distarter.
BACA JUGA 5 Cara Meringankan Beban Quarter Life Crisis dan tulisan Muhammad Arsyad lainnya.