Tidak bisa dimungkiri, warteg mengibarkan nama Tegal. Walau dianggap sebagai tempat makan kelas dua, jasanya besar untuk perkembangan negara ini. Perut-perut kelas pekerja tercukupi asupannya oleh warung ini.
Di kota kelahirannya sendiri Tegal, warteg memiliki ciri khas yang agak berbeda dengan warung yang berada di kota lainnya. Apa yang bikin berbeda ketimbang tempat lain?
#1 Menggunakan nama si owner
Di Jakarta, mayoritas warteg menyempilkan nama Bahari sebagai identitas bahwa dia berasal dari Tegal Kota Bahari. Nama-nama seperti: Warteg Bahari, Warteg Putra Bahari, Warteg Pesona bahari hingga Warteg Kharisma Bahari acap kaili kita temui di ibu kota. Bahari sendiri sejatinya adalah singkatan dari Bersih, Aman, Hijau, Asri, Rapi dan Indah, slogan Kota Tegal.
Lain di Jakarta, lain pula di Tegal. Di Tegal biasanya menggunakan nama si owner sebagai nama brand. Coba saja kalian bertanya warteg favorit bagi warga Tegal. Nama Warteg Bu Mitri, Warteg Endang, Warteg Ateng akan menjadi top of mind.
#2 Diendorse oleh Teh Tong Tji
Pernah melihat warmindo memasang sapanduk nama berdampingan dengan logo Indomie? Nah hal ini juga terjadi dengan warteg di Tegal. Bedanya nama warung berdampingan dengan logo teh Tong Tji di spanduk. Terjadi simbiosis mutualisme di sini, warteg tidak perlu repot-repot bikin spanduk dan teh Tong Tji bisa nunut iklan di situ.
Kerja sama tidak hanya berhenti di spanduk. Logo Tong Tji berwarna putih, merah dan hijau juga bisa kita jumpai di meja tempat makan. Bahkan di sebagian papan daftar menu dan harga spesifik menulis minuman teh Tong Tji hangat, es teh Tong Tji, dan teh Tong Tji tawar.
#3 Wajib sedia mirong udang
Di warteg kalian bisa memilih kerupuk atau gorengan sebagai makanan ringan pendamping nasi. Nah bagi pencinta warteg di Tegal, mirong udang adalah pendamping yang paripurna untuk menyantap nasi. Bagi yang belum tahu, mirong adalah rempeyek udang atau sering disebut dengan gimbal udang.
Mirong yang digemari adalah mirong yang tipis dan digoreng garing hingga kering. Biasanya mirong udang disajikan dalam kotak beralaskan kertas minyak di meja-meja bersamaan dengan gorengan lainnya. Bisa dipastikan mirong udang lebih cepat ludes dari pada yang lainnya.
#4 Ada teh poci
Teh Poci yang dimaksud disini bukan merek ya, Gaes. Yang dimaksud dari teh poci di sini adalah meminum teh dari poci menggunakan gelas kecil yang berasal dari tanah liat. Potongan gula batu yang ditaruh di gelas kecil disiram menggunakan teh melati atau teh hijau dari dalam poci.
Apabila tehnya sudah habis namun gula batu masih ada, teh akan dituang kembali dengan rasa yang masih tetap manis. Teh poci sangat cocok diseruput untuk waktu yang cukup lama. Tak heran kita sering menemukan abang tukang becak atau driver ojek online yang nongkrong di warung sambil memesan teh poci sambil menunggu orderan datang.
Itulah empat ciri khas yang melekat pada warteg di Tegal. Jangan lupa mampir kalau sedang di Tegal, rasakan sensasinya. Pasti beda rasanya, ha wong makan langsung di tanah kelahirannya.
Sumber Gambar: Ezagren via Wikimedia Commons
Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Rekomendasi Warteg di Tegal yang Wajib Dicoba