#2 Ingin hidup damai di Kota Pelajar? Sekalian saja jual jasa retret “healing” dan “spiritual journey”
Kata orang, Jogja itu tempatnya slow living dan healing. Kalau ingin jualan slow living sepertinya mulai mustahil. Apalagi negara sedang getol membuat rakyatnya sepaneng. Tapi untuk perkara healing, kamu bisa jual itu! Banyak jasa retret penyembuhan spiritual di Jogja. Entah berbasis spiritual kejawen, sampai new wave religion bermodal kristal dan tarot.
Kita akan kembali bicara media sosial. Karena bisnis retret seperti ini perlu figur yang terpercaya. Kamu harus mulai melakukan branding sebagai si paling positif dan bijak. Serta belajar ilmu lain yang dekat dengan urusan spiritual. Tenang, tidak harus jadi pakar kesurupan seperti Teguh Cilik.
Kuncinya adalah membalut tur pariwisata dengan embel-embel healing. Sehingga kamu bisa tarik fee lebih besar. Perkara lokasi adalah hal paling sepele. Jogja bertaburan villa murah dengan berbagai konsep. Tapi kamu harus membangun jaringan pada kuliner dan destinasi wisata. Jadi paketmu komplit dan potensi dapat marketing fee dari jaringanmu lebih besar.
Umumnya retret healing ini bisa berkisar 2-4 juta untuk sekali datang. Karena sudah termasuk biaya makan dan menginap 2 hari 1 malam. Kadang juga termasuk biaya penjemputan dan tiket masuk destinasi tertentu. Ketika saya hitung, keuntungan di luar akomodasi bisa sampai 1-2 juta. Jadi hanya dengan membuat retret untuk 5 orang, kamu sudah layak untuk cicil KPR.
#3 Jadi konsultan pendidikan spesifik jelas cocok di Kota Pendidikan
Kita sudah menjual ruang hidup dan romantisasi. Sekarang waktunya menjual nama besar Jogja: Kota Pendidikan. Banyaknya kampus, berarti banyak mahasiswa. Banyak mahasiswa, pasti banyak yang butuh pendampingan. Apalagi untuk mereka yang ambis atau butuh mentor. Jadilah orang yang membantu mereka.
Jangan bayangkan konsultan pendidikan ala bimbel SMA. Spesifiklah pada satu bidang ilmu. Maka modal penting untukmu adalah kuliah dan lulus. Terutama kuliah di fakultas bergengsi dan dari kampus impian. Karena peranmu lebih kepada pendamping belajar atau tugas akhir adik kelas. Mereka butuh teman yang sudah paham luar dalam jurusan dan proses lulusnya.
Sebelum kamu berpikir jauh, ini bukan ajakan jadi joki! Kamu tidak datang sebagai solusi singkat dan kurang ajar. Konsultan adalah partner sekaligus pembimbing. Klienmu harus tetap mandiri.
Jasa konsultan di Jogja tidak punya pendapatan sementereng dua pekerjaan sebelumnya. Apalagi calon klien nantinya adalah mahasiswa yang belum tentu punya uang.
Dari yang saya tahu, fee jasa ini kisaran 50-75 untuk sekali bertemu sekitar 2 jam. Kadang bisa lebih untuk jurusan tertentu. Untuk S2 bisa lebih mahal lagi. Tapi dengan fee paling murah dan hanya 2 jam, kamu sudah dibayar lebih mahal dari pekerja bergaji UMR. Karena upah satu jam pekerja bergaji UMR Jogja sekitar 15 ribu saja.
Kalau mau hidup sejahtera di Jogja perlu putar otak lebih keras
Sebenarnya masih banyak pekerjaan yang mendatangkan kekayaan di Jogja. Apalagi jika kamu tebal muka, tidak bermoral, dan haus godaan duniawi. Tapi dengan tiga alternatif di atas, setidaknya kamu tahu kalau hidup di Jogja bisa sejahtera.
Harus diakui kalau hidup sejahtera di Jogja perlu memutar otak lebih keras. Karena hidup di Jogja itu hard level: sudah hidup di Indonesia, domisili dan kerja di daerah yang istimewa ketimpangannya. Tapi masih ada harapan untuk hidup lebih baik. Bahkan ketika lingkunganmu ingin kamu meratapi upah rendah. Jadi, tetap semangat!
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















