MOJOK.CO – Ada pendapat seperti ini: Shopee adalah marketplace-nya cewek, Tokopedia marketplace-nya cowok. Mari bedah keabsahan pendapat tersebut.
Beberapa hari yang lalu saya berulang tahun. Layaknya pasangan pada umumnya, pacar saya memberi saya kado. Saya diberi helm sebagai kado, sebagai wujud keprihatinan terhadap helm putih saya yang aslinya berwarna kuning. Saya berkilah bahwa itu gradasi warna yang keren, tapi tetap saja helm itu terlihat menyedihkan.
Saya bertanya di mana dia beli helm, dia jawab beli di Shopee. Sontak saya merespons kenapa tidak beli di toko helm saja, wong di Jogja ya banyak. Tapi dia menjawab bahwa dia kadung nyaman beli barang apa saja di marketplace tersebut.
Lupakan fakta bahwa pacar saya bisa menyusuri Demangan atau Kotabaru untuk mencari helm. Ada hal yang lebih menarik untuk dibahas, kenapa cewek cenderung suka berbelanja di Shopee?
Belanja online
Cewek Cowok pic.twitter.com/p72WIuOEks
— ????? ? (@gueRofiq) May 26, 2020
Menjelajahi Shopee tak ubahnya masuk jebakan kekhilafan. Iman goyah sedikit, bablas isi rekening kita. Shopee memang menyediakan banyak barang-barang lucu atau menarik untuk dibeli dengan harga yang miring. Tempat belanja online itu juga sering mengadakan flash sale yang bagi beberapa manusia haram untuk dilewatkan.
Dan kita tahu, dalam hal berbelanja, cewek lebih trengginas dan impulsif. Makhluk impulsif bertemu Shopee adalah keniscayaan.
Cewek jangan marah kalau saya bilang kalian itu impulsif. Saya cuma mengambil contoh dari Cik Prima yang berangkat beli tepung, pulangnya bawa sepeda.
Pertanyaannya, kenapa Shopee, bukan marketplace lain, yang lekat dengan cewek?
Jawabannya sederhana: fitur.
Di Shopee, kalian tidak hanya belanja. Selain dibuat mumet dengan pilihan barang lucu, kalian bisa menanam pohon dan bisa dipanen koinnya, ada fitur live, ada goyangnya (atau menggerakkan tangan sekencang mungkin).
User interface Shopee yang cerah menarik untuk cewek. Fitur yang kaya ini adalah andalan untuk menggaet cewek sebagai pangsa pasarnya.
Shopee pintar memanfaatkan sifat impulsif dalam berbelanja para cewek dengan memberi iming-iming gratis ongkir dan diskon dengan syarat berbelanja ini-itu. Ribet, tapi efektif. Hih, dasar kapitalis.
Beberapa alasan itulah kenapa Shopee begitu lekat pada wanita. Tapi untuk cowok, beda cerita.
Bagi cowok, Tokopedia adalah kunci. Kebalikannya cewek, sebagai makhluk-primitif-one-dimensional, fitur lucu bukanlah hal yang patut dijadikan pertimbangan. Mau belanja apa dolan neng tegalan kok nanem pohon, Dab?
Rute belanja cowok biasanya seperti ini: masuk toko/marketplace-cari barang yang dituju-liat review-cocok-bayar.That’s it, that’s all. Kebanyakan cowok tidak peduli beda harga seribu-dua ribu, tidak tertarik printilan yang ditawarkan seperti apa yang ditawarkan Shopee.
Ketika user interface Shopee begitu menarik untuk cewek, hal yang sama tidak berlaku kepada cowok. UI yang simpel dan tidak kebanyakan rewo-rewo itu memudahkan makhluk-primitif-one-dimensional itu untuk berbelanja.
Untuk masalah gratis ongkir, maaf-maaf saja, Tokopedia lebih beradab. Tiap pembelian senilai 50 ribu rupiah, sudah gratis ongkir. Apa itu syarat-syarat ribet? Macam administrasi Orde Baru saja.
Kita bisa menarik kesimpulan kalau secara kasat mata, Shopee dan Tokopedia sudah paham mana pangsa pasarnya dan merancang aplikasi mereka sedemikian rupa agar tetap menarik pasarnya. Mereka tidak akan kehilangan pelanggan karena mereka sudah punya massa tetap yang akan bertahan di dalam labirin yang mereka buat.
Tapi jujur aja, bodo amat sama dua market place itu. Saya milihnya Bukalapak.
BACA JUGA Negara Boleh Goblok, Kita Jangan dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.