MOJOK.CO – Program kartu Prakerja menuai kecaman. Hal yang bisa didapat secara gratis di internet, malah jadi berbayar di pelatihan.
Apa yang ada di pikiranmu ketika harus bayar untuk tahu cara masak nasi goreng? Mangkel to? Itulah yang terjadi jika kamu buka pelatihan-pelatihan yang ada di dalam program Kartu Prakerja. Kita disuruh bayar hal-hal yang bisa ditemukan pating tlecek di YouTube.
Pelatihan di program Kartu Prakerja menuai banyak sindiran. Untuk pelatihan yang bisa didapat gratis di internet, kita harus bayar sejumlah uang yang tidak sedikit. Apalagi negara mengucurkan uang yang tidak sedikit pula untuk program ini.
Begini. Bayar untuk kursus itu lumrah, tapi harganya dibikin masuk akal, dong. Apalagi di masa corona ini. Situs yang memberikan pelatihan tingkat advance saja mendiskon harga secara gila-gilaan, lha ini cara membuat lamaran kerja saja bayar 1 juta rupiah, pie sih? Ini Kartu Prakerja program negara buat mengatasi pengangguran lho, bukan jualan jasa.
Kita bandingin sama Udemy, situs yang terkenal sebagai rujukan orang cari pelatihan online. Di Udemy, belajar Forex Trading A-Z cuma bayar 154 ribu rupiah. Ini harga diskon, tapi justru inilah nilai plusnya. Paham karena ekonomi buruk, mereka ambil keputusan diskon.
Sedangkan di program Kartu Prakerja, pelatihan “Kiat Jualan di Facebook Bagi Pemula” dihargai 600 ribu rupiah. Ini nggak masuk akal. Ya memang lumrah kalau bayar, tapi nggak segitu juga. Lagian biaya belajar jualan di Facebook lebih mahal ketimbang belajar trading di Forex itu ya wagu.
Saya kasih program Kartu Prakerja yang bisa didapat gratis di YouTube. Skill Academy menyediakan kursus Sukses Interview Kerja, nah kalau YouTube kalian tinggal milih, klik ini saja. Sekolahmu menyediakan kursus cara melamar kerja lewat pos, klik link ini saja kalau mau tau secara gratis. Pintaria menyediakan kursus menjadi Barista Pemula, worry not my friend, nih kalau mau liat di YouTube.
Saya kira awalnya program Kartu Prakerja itu semacam free pass buat magang di perusahaan tertentu. Kalau kerjanya bagus, ya diangkat jadi karyawan. Kalau belum, dioper lagi buat magang ke perusahaan lain. Lebih konkret.
Saya pikir negara terlalu sempit memaknai revolusi 4.0. Pokoknya jika suatu program itu online dan terlihat rumit bahasanya, itu 4.0 banget. Saya curiga program-program yang diklaim 4.0 banget itu indikatornya kayak gini: kalau boomer itu mumet dengernya, itu 4.0 banget.
Makanya program Kartu Prakerja dibikin online, mahal pula. Padahal kalau dipikir, infrastruktur yang menunjang aja belum punya, internet yang cepat, misalnya. YouTube bisa HD tanpa buffer aja udah bagus, kok.
Saran saya, baiknya negara mengkaji lagi harga-harga pelatihan yang ada. Kalau sekiranya harga kursus itu di atas harga pasaran, ya diturunkan.
Kalau kursus tersebut bisa gratis, ya gratiskan saja. Buat rakyat waktu kesusahan kok perhitungan. Lebih masuk akal memberi subsidi internet atau sembako di masa corona ini daripada teknik nulis CV yang bisa ditemukan secara gratis di internet.
BACA JUGA Inilah Skenario Para Anarko yang Sebenarnya dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.