Mitsubishi Xpander Ultimate AT (Rp245,35 juta) vs Toyota Avanza Veloz AT (Rp236 juta)
“Bung, mau free pass ticket ke GIIAS 2017 nggak? Kalau Bung mau, saya ada satu tiket.” Demikian penawaran menarik dari salah seorang kawan kepada saya. Maklum, kolega saya ini bekerja di salah satu pabrikan mobil, dari brand yang akan saya bahas ini. Tapi, tawarannya kurang menarik buat saya karena tiket yang ditawarkan cuma satu biji. Yang artinya saya harus berangkat sendirian ke Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 di Indonesia Convention Exhibition BSD, Tangerang sana.
Kenapa malas berangkat sendirian ke pameran mobil yang selalu padat pengunjung itu? Bukan, bukan takut kalau saya sendirian di sana lalu saya akan kalap, bertransaksi seenak hati, comot sana sini seperti halnya saat pergi sendirian ke toko buku. Walaupun profesi saya bukan wartawan, wajah saya sama saja, tak cocok masuk mal. Apalagi bertransaksi benda semahal mobil. Saya cuma takut, andaikan saya berangkat, niscaya kerjaaan saya tak lain dan tak bukan hanya selfie dengan SPG-SPG cantik di sana.
“Daripada kasih tiket itu, sini kasih saya data-data detail dan spesifikasi soal Mitsubishi Xpander. Saya mau bikin review-nya, mau bandingin sama Avanza. Bener nggak sih Xpander ini bisa menggeser mobil impian sejuta umat itu,” demikian pinta saya kepada kawan tersebut.
Maka, berbekal data dari kawan itu, saya coba menulis review ini. Ditambah informasi update bahwa Mitsubishi Xpander berhasil memimpin dalam klasemen transaksi terbanyak di ajang GIIAS 2017 kemarin itu. Menurut Oto.com, produksi Mitsubishi tersebut berhasil membukukan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) sebanyak 5.281 unit. Avanza? Hanya 1.863 unit. Angka yang fantastis.
Saya akan coba bandingkan Mitsubishi Xpander tipe Ultimate, varian yang kira-kira setara dengan mobil kesayangan saya, Toyota Avanza Veloz.
Dari kapasitas mesin, keduanya tak jauh berbeda. Sama-sama bermain di kapasitas 1.499 cc. Torsi yang dihasilkan pun tak jauh beda, Xpander Ultimate menghasilkan 141 Nm sedangkan Veloz 136 Nm. Kapasitas tempat duduk pun sama persis, 7 orang. Kapasitas tangki bahan bakar sama pula, 45 liter. Ground clearance? Hanya beda 5 mm: Xpander Ultimate 205 mm, Avanza Veloz 200 mm.
Yang sedikit berbeda adalah dimensi keduanya. Panjang Xpander Ultimate mencapai 4.475 mm, lebih panjang 275 mm dibanding Veloz. Selain itu, Xpander lebih lebar 90 mm daripada si Veloz. Artinya? Ya kalau selama ini carport Anda hanya pas muat untuk Avanza, Anda patut berhitung ulang soal lahan parkiran rumah jika hendak membeli Xpander. Apalagi kalau parkir mobil di bahu jalan karena Anda sudah tinggal di daerah situ selama 30 tahun. (Punya Xpander tapi nggak punya parkiran sendiri? Helaw.)
Oke lanjut ….
Untuk suspensi, ternyata nggak ada bedanya kok. Keduanya sama-sama menggunakan tipe Coil Spring dan MacPherson Strut untuk suspensi depan. Hanya berbeda di suspensi belakang saja. Perbandingan yang mencolok adalah di bagian roda. Xpander Ultimate menggunakan ukuran ban 205/55 dengan R16. Tak heran banyak orang akan kepincut dengan tampilannya yang gahar.
Di brosur promosi Xpander, ada satu hal menarik, yakni penjelasan soal RISE (Reinforced Impact Safety Evolution) body. Ditulis bahwa Xpander mampu bertahan sampai dengan tensile strength sebesar 980 MPa. Wow ….
Oh ya, tensile strength atau biasa disebut ultimate tensile strength (UTS) ini adalah kekuatan suatu material terhadap beban tarik (kebalikan dari gaya tekan). Jadi, si material ini bisa mulur sampai batas tensile strength yang ditentukan. Intinya, material ini kuat banget. Besi biasa saja hanya bisa bertahan sampai tensile strength 400—500 MPa.
Oh, satu lagi. MPa (megapascal) itu satuan gaya tekan, atau sama dengan Newton per meter persegi. Lupa ya? Itu kan dasar-dasar ilmu fisika. Makanya, Mbak Andina, pak Marthen Kanginan itu nggak melulu bahas soal katrol saja di buku beliau. Hahaha.
Apa lagi kelebihan Xpander selain bodi sterek nan kuat?
Pertama, dari sarana hiburan, Xpander sudah dilengkapi pemutar DVD, Veloz belum. Mobil ini juga dilengkapi dengan sambungan bluetooth yang lagi-lagi tak ada di Veloz. Touch screen? Boro-boro screen, Veloz masih tertinggal karena hanya menyediakan fitur touch button alias pencet-pencet manual.
Lalu ada juga power outlets untuk charging hape. Tak tanggung-tanggung, untuk memanjakan generasi milenial, tipe Ultimate menyediakan 3 spot sekaligus: di depan, tengah, dan di baris ketiga. Jadi, jangan khawatir untuk kehabisan baterai saat kita mau update status, “Alhamdulillah ya, Pah, sampai juga di Bali nyetir sendiri … beach, here we come!”
Semua itu belum termasuk fitur-fitur (mewah) lain yang disediakan Xpander. Seperti sandaran lengan di baris kedua, laci bawah kursi serbaguna, juga ruang penyimpanan serbaguna di bagasi. Termasuk pula fitur KOS (keyless operating system) yang memungkinkan kita mengoperasikan mobil tanpa kunci. Pokoknya, banyak wah-nya mobil ini.
“Kira-kira, apa strong point yang bisa mengalahkan Avanza?” demikian pertanyaan saya kepada teman yang kerja di Mitsubishi tersebut. Saya pikir ini pertanyaan penting, dari sekian fitur dan kelebihan tersebut, yang mana yang akan menjadi faktor andalan.
Kabin senyap, demikian jawaban singkat dari kawan saya.
Wah, kalau soal itu memang jelas, Avanza akan kalah jauh. Lha wong kalau saya pergi menghadiri kondangan perkawinan di kampung, dalam radius beberapa ratus meter saja alunan lagu dangdut dari sang biduan sudah terdengar sampai di dalam. Maka, saya hanya bisa terdiam mendengar jawaban soal kabin senyap tersebut.
“Jadi gimana, Mz, mau ganti Veloz-nya ke Xpander?”
Waduh, nggak juga sih. Lha itu Veloz saya baru selesai cicilannya, masak sudah harus ambil kredit lagi. Kapan saya bisa menjalani hidup yang syar’i kalau tenggelam dalam riba terus :’(
Kesimpulannya, apakah Xpander akan berhasil menumbangkan Avanza? Bisa iya, bisa tidak. Terlepas dari kabin senyap sebagai salah satu faktor yang mampu mengalahkan Avanza, ada faktor lain yang menjadi PR buat Mitsubishi ke depan, yakni apakah Xpander mampu memiliki harga jual kembali (jual seken) yang tinggi seperti halnya produk-produk Toyota? Patut kita tunggu bagaimana reaksi pasar nantinya. Jika beberapa bulan ke depan Xpander sudah bertebaran di jalan raya sebagai mobil rental, artinya pasar merespons positif.