Sejak Jokowi resmi diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh beberapa partai untuk maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019 nanti , bursa calon presiden dan wakil presiden menjadi semakin seru dan bergairah. Sejumlah tokoh mulai banyak dimunculkan sebagai pendamping Jokowi. Dari mulai Jusuf Kalla, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudoyono, sampai sosok srikandi Indonesia Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti.
Nah, dari sekian kemungkinan wacana calon presiden dan wakil presiden yang ada, wacana memasangkan Jokowi dengan Prabowo adalah wacana yang paling hangat dibicarakan.
Maklum saja, selama ini, Jokowi dan Prabowo memang sudah seperti dua kutub berlawanan dalam medan politik Indonesia. Sehingga, memasangkan keduanya adalah hal yang tak hanya spektakuler, tapi juga mengejutkan.
Kemungkinan untuk menduetkan Jokowi-Prabowo tentu saja bukan kemungkinan pepesan kosong. Mengingat saat ini, keduanya memang menjadi dua sosok dengan elektabilitas paling tinggi sebagai calon presiden Indonesia. Banyak pihak yang setuju jika pasangan ini benar-benar maju. PPP sebagai salah satu partai yang ikut mendukung Jokowi bahkan dengan mantap menyetujui jika Jokowi berpasangan dengan Prabowo.
“PPP mendukung dan menyetujui jika Pak Jokowi berdampingan dengan Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto,” kata Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Tak hanya itu, Lembaga riset politik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pernah menguji penerimaan publik terhadap kemungkinan bersandingnya Jokowi-Prabowo. Hasilnya, sebanyak 66,9 persen responden penelitian memberikan tanggapan positif. Hanya 28,4 persen yang menyatakan ketidaksetujuan.
Memasangkan Jokowi dengan Prabowo ini oleh banyak pihak dinilai sebagai langkah ideal untuk mengurangi gesekan sosial di pemilihan presiden 2019 mendatang.
Tentu enteng saja bagi Prabowo untuk menerima opsi ini seandainya ia memang ditembung untuk mendampingi Jokowi. Sebab, jika memang itu adalah opsi yang bisa bikin Indonesia ayem, kenapa tidak? Prabowo agaknya cukup bijak dalam hal ini.
Lagipula, selama ini, Prabowo toh sosok yang cukup aman dalam berstatemen. Ia nyaris tidak pernah menyerang Jokowi. Jejak digitalnya cukup terjaga.
Bahkan dalam debat capres dulu, ia pernah berkata kurang lebih seperti ini, “Ide Pak Jokowi bagus, saya tidak bisa mendebat, justru harus saya dukung.” Hal yang boleh dibilang sangat ksatria.
Nah, kita tunggu saja, apakah Prabowo akan maju mendampingi Jokowi atau maju menjadi lawan Jokowi yang memang sudah resmi diusung sebagai capres di Pilpres mendatang.
Yang pasti, jika Prabowo memang maju menjadi wakil Jokowi nanti, maka orang yang kemungkinan bakal sangat kerepotan adalah Fadli Zon. Ya, repot menghapus twit.