Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame Moknyus

Dollar Naik Terus, Pedagang Kurangi Ukuran Tempe 2 Cm

Redaksi oleh Redaksi
7 September 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kata siapa dollar naik nggak kasih pengaruh apa-apa buat kita? Kenikmatan tempe pun ternyata kini terancam!

Belakangan, kabar dollar naik terhadap nilai rupiah menjadi topik hangat di lini masa. Siapa sangka, melemahnya nilai tukar mata uang kita juga memberi dampak pada beberapa aspek kehidupan, termasuk harga kedelai yang diimpor demi pembuatan tahu dan tempe di Indonesia.

Jika sejak Mei lalu terdengar kabar bahwa pedagang tempe di Gondangdia, Jakarta, terpaksa mengurangi ukuran tempenya hingga 1 cm karena tingginya harga kedelai impor, hal serupa kembali terulang setelah dolar tembus ke angka Rp15.000. Dikutip dari Kompas.com, pedagang tahu dan tempe di Sulawesi juga diketahui memutuskan untuk mengurangi ukuran produknya.

Sutarno, salah seorang produsen, menjelaskan, “Sekarang produk saya kurangi ukurannya, misalnya dari 15 cm menjadi 13 cm, karena sesuaikan dengan harga baku.”

Seperti yang ramai disebutkan, bahan baku tahu dan tempe, yaitu kedelai, memang diimpor ke Indonesia. Jika pada keadaan normal harganya adalah Rp7.500 per kilogram, kini ia menjadi Rp 11.000 per kilogram. Hal ini jelas merupakan dampak langsung dari fenomena dollar naik yang terus berlangsung belakangan.

Disebutkan, kenaikan harga kedelai impor ini terjadi secara bertahap, mulai dari Rp100 hingga Rp200.

Diikuti dengan kenaikan harga plastik, ragi, dan tepung kanji, Sutarno dan banyak pedagang lain tidak berani menaikkan harga tahu dan tempe di pasaran.

Maka, solusinya hanya satu: kurangi ukuran tahu dan tempe!

Solusi yang sama dilakukan pula oleh Triono, pedagang tempe di Depok, Sleman. Menurutnya, tempe yang biasanya ia jual seberat 6 ons dalam satu kemasan, kini hanya menjadi 5,5 ons. Di setiap produk-produk kedelainya yang lain, ia pun memutuskan untuk secara konsisten mengurangi berat 50 gram dengan harga jual yang sama.

“Nanti kalau harga kedelai turun, ukuran akan kita kembalikan seperti semua,” sambung Triono.

Dengan kenaikan ini, selain ukuran tempe yang dikurangi, produksi tahu dan tempe sendiri memang mengalami penurunan. Rata-rata, produsen tahu dan tempe mengurangi produksi hingga 50 kilogram, demi tetap berlangsungnya produksi di tengah gempuran lonjakan harga.

Yah, kata siapa dollar naik nggak kasih pengaruh apa-apa buat kita? Nyatanya kini, penjual menu penyetan di lesehan pinggir jalan pun harus bersiap menghadapi sistem pemotongan baru untuk tahu dan tempe yang dibelinya di pasar karena ukurannya berubah lebih minimalis. (A/K)

Terakhir diperbarui pada 7 September 2018 oleh

Tags: dollar naikharga tahuharga tempekurs dolarpedagang pasarRupiah Melemah
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Pejuang LDR Jogja-Jakarta makin nelangsa karena harga tiket kereta api mahal. MOJOK.CO
Ragam

Nelangsa Pejuang LDR Jogja-Jakarta, Tersiksa karena KAI dan “Hengkangnya” Sri Mulyani

11 September 2025
Dolar ke Rupiah Tembus 17 Ribu Krisis Ekonomi di Depan Mata? MOJOK.CO
Esai

Dolar ke Rupiah Tembus 17 Ribu: Penyebab, Risiko, dan Strategi Menghadapi Potensi Krisis Ekonomi

8 April 2025
Mainan sulap di Pasar Ngarsopuro, Solo. MOJOK.CO
Ragam

Kisah Sugeng, Ajarkan Makna Kehidupan yang Tak Ternilai dari Mainan Sulap

24 Februari 2025
Begini Uneg-Uneg Pedagang Pasar Tradisional Soal Program Andalan Para Capres
Video

Begini Uneg-Uneg Pedagang Pasar Tradisional Soal Program Andalan Para Capres

13 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.