Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Tidak Ada Korelasi antara Kesalehan dan Perilaku Korupsi

Redaksi oleh Redaksi
20 November 2017
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Selama ini tak sedikit yang beranggapan bahwa salah satu cara yang paling tokcer untuk mengurangi tingkat korupsi adalah dengan menguatkan nilai-nilai agama. Konteks yang paling mudah dipahami mengenai konsep ini ialah dengan memilih sosok-sosok yang dinilai agamis dalam pemilihan wakil rakyat. Harapannya, tingkat korupsi di lembaga legislatif bisa berkurang drastis.

Namun, anggapan yang sudah bertahan sangat lama ini harus dikoreksi. Baru-baru ini Lembaga Survei Indonesia merilis sebuah hasil survei yang menunjukkan bahwa kesalehan masyarakat ternyata bukan faktor yang menentukan perilaku korupsi.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardi, Rabu, 15 November 2017. Ia mengatakan bahwa makna agama dan perilaku ritual yang dijalani hanya berhubungan signifikan dengan sikap responden terhadap korupsi, namun tidak berkorelasi dengan perilaku korupsi.

“Semakin religius hanya semakin bersikap antikorupsi. Perilaku korup tetap berjalan dan tidak ada hubungannya dengan masalah agama,” ujar Kuskridho Ambardi.

Hasil survei ini ternyata juga diamini oleh dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra. Menurutnya, penyebab tidak adanya korelasi antara kesalehan dengan perilaku antikorupsi adalah karena adanya split personality dalam keberagamaan masyarakat, yang mana masyarakat yang mendapatkan pengajaran perihal keimanan tidak serta merta mempraktikkannya dalam laku keseharian.

Hasil survei LSI soal korelasi kesalehan dengan perilaku korupsi ini bisa dibuktikan dengan melihat daftar indeks persepsi korupsi negara-negara di dunia.

Berdasarkan data dari International Transparency, sebuah organisasi internasional yang fokus pada masalah korupsi, menunjukkan bahwa negara-negara yang baik indeks persepsi korupsinya ternyata adalah negara-negara yang tidak menempatkan agama sebagai isu utama. Sebaliknnya, banyak negara dengan latar belakang agama yang kuat justru memiliki indeks persepsi korupsi yang buruk.

Nah, Indonesia agaknya harus berkecil hati karena ia masuk dalam golongan ini. Bayangkan, sebagai negara dengan yang banyak penduduk yang saleh dan salehah yang banyak mengatasnamakan agama, Indonesia justru menjadi salah satu negara terkorup di dunia. Bahkan di tahun 2005, Indonesia adalah negara keenam terkorup di dunia menurut survei TI.

Tentu banyak yang tersinggung dengan hal tersebut, tapi jika melihat kenyataan di lapangan, jelas semuanya hanya bisa maklum belaka. Lha gimana, di Indonesia ini, Al-Quran saja bisa dikorupsi. Proyek tugu antikorupsi juga dikorupsi. Dan yang paling ngeri, bahkan seorang menteri agama pun kena bui karena jadi tersangka kasus korupsi dana haji. Kurang sangar apa, coba?

Kalau kata orang Jawa, Indonesia ini punya banyak stok penduduk penganut aliran STNK, Sholat Terus Nanging Korupsi.

Korupsi

Terakhir diperbarui pada 26 November 2017 oleh

Tags: antikorupsidana alqurandana hajiIndonesiakorupsiLSIreligiussalehtugu antikorupsi
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO
Ragam

Budaya Korupsi di Indonesia Mengakar karena Warga “Belajar” dari Pemerintahnya

16 September 2025
nadiem makarim, pendidikan indonesia, revolusi 4.0.MOJOK.CO
Aktual

Kasus Nadiem Makarim Menunjukkan Kalau Lembaga Pendidikan Sudah Jadi “Inkubator Koruptor”

8 September 2025
kerja sama indonesia prancis.MOJOK.CO
Sosial

Indonesia-Prancis Teken Kerja Sama Perfilman di Candi Borobudur, Angin Segar Industri Sinema Tanah Air

29 Mei 2025
Irfan Afifi: Kalau Tidak Ada Tanda Maju, Mengapa Indonesia Tidak Pilih Mundur Saja?
Video

Irfan Afifi: Kalau Tidak Ada Tanda Maju, Mengapa Indonesia Tidak Pilih Mundur Saja?

26 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.