Apakah Anda termasuk salah satu dari ribuan (atau jutaan?) orang yang ikut bergabung di pelataran Monas dalam aksi bela Islam jilid 3 di pelataran Monas pada 3 Desember 2016 lalu dan begitu menikmati momen-momen perjuangan bersama umat dalam mengalahkan “So called Si penista agama”? Jika Iya, maka Anda patut berbahagia, sebab tahun ini, akan digelar reuni akbar alumni 212 di Jakarta.
Rencana tentang bakal digelarnya reuni akbar untuk segenap alumni 212 (yang oleh banyak orang sering diplesetkan menjadi Alumni Monas University) ini dipastikan langsung oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Juru bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin, dalam diskusi bertajuk “Reuni Akbar Alumni 212. Melacak Motif, Menimbang Implikasi Sosial Politik” Jumat, 16 November 2018 lalu mengatakan bahwa tahun ini, reuni alumni akan kembali digelar.
“Tahun ini akan kita kibarkan 1 juta bendera tauhid warna-warni. Ini bentuk keberagaman kita. Kita bisa berkumpul rahmatan lil alamin menyatukan dari segala unsur maupun ulama maupun umat Islam dari sisi mana pun bisa kita kumpulkan dengan damai. Insyaallah akan berjalan dengan damai.” Ujar Novel. “Tidak beda jauh dengan 212 tahun 2016 dari berbagai provinsi sudah siap. Sudah ada yang sewa beberapa gerbong kereta. Sudah beli tiket pesawat, insyaallah kita silaturahim lagi, kita akan tausiah, zikir, sekaligus memperingati Maulid Nabi di hari Ahad, bulan Desember tanggal 2.”
Novel mengatakan bahwa Persaudaraan Alumni 212 sudah mantap untuk menyelenggaraka acara reuni akbar ini, dengan atau tanpa adanya izin.
“Ada izin-tidak ada izin, tetap kita bikin karena insyaallah, apalagi Gubernur DKI saat ini, Anies, telah memberikan tempat. Artinya, dari DKI telah memberikan izin,” terang Novel.
Desas-desus tentang rencana penyelenggaraan reuni akbar 212 ini memang sudah tercium sejak lama. Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Ma’arif sejak jauh-jauh hari sudah mengatakan bahwa pihaknya memang sudah mempersiapkan aksi reuni 212 ini.
Terkait dengan acara reuni akbar alumni 212 ini, ada banyak pihak yang tidak setuju. Calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin, misalnya. Ia menganggap acara reuni alumni 212 sudah tidak diperlukan lagi, sebab isu yang dulu diperjuangkan oleh segenap alumni 212 sudah tutup buku. Ahok sebagai sosok yang dianggap sebagai penista agama juga sudah diadili, sehingga acara kumpul-kumpul alumni 212 sudah tidak relevan lagi.
“Untuk apa reuni itu? Untuk apa? Urusannya 212 sudah selesai kalau hanya urusan kekeluargaan silaturahim, tapi kalau ada agenda politik tidak perlu,” ujar Ma’ruf Amin.
Senada dengan Ma’ruf Amin, pihak kepolisian pun juga agak menyayangkan adanya reuni alumni 212, sebab acara tersebut memang rentan menimbulkan masalah, utamanya masalah kemacetan.
“Semua elemen masyarakat dapat menyampaikan aspirasi, tetapi tidak harus dalam jumlah banyak. Karena akan cenderung setidaknya ada gangguan keamanan, ada gangguan kemacetan, dan lain-lain,” ujar Kadiv Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal.
Apapun itu, semoga acara reuni akbar alumni 212 ini bisa berjalan dengan lancar, tertib dan kondusif. Untuk para peserta, jangan lupa, sekalian legalisir ijazah, biar tahun depan, status kealumniannya tetap diakui dan punya hak untuk ikut acara reuni alumni lagi.
Untuk panitia, tolong, dalam acara reuni besok, undang juga Iwan Fals sebagai bintang tamu. Selain agar jumlah peserta semakin banyak (sebab fans militan Iwan Fals pasti bakal ikut hadir, dan bendera Tauhid akan semakin semarak karena berpadu dengan bendera OI), juga biar di akhir acara, ada sesi nyanyi bareng lagu “Kemesraan”. Biar terasa nuansa reuninya.
Yah, kapan lagi lihat Novel Bamukmin dan Slamet Ma’arif nyanyi “Kemesaraaan iniiiii”, yang langsung disambut oleh segenap hadirin: “Janganlah cepat berlaluuuuuuu…”