Bagi banyak orang, pernikahan, utamanya prosesi resepsinya, akan selalu menjadi hal yang rumit lagi merepotkan. Dan khusus untuk pernikahan anak seorang presiden, kerepotannya bisa berlipat ganda.
Salah satu sebabnya tentu saja adalah karena ia akan selalu mengundang perdebatan dan memancing komentar baik dari para oposan maupun simpatisan. Mau bagaimanapun proses upacara pernikahannya, ia akan selalu bisa diolah menjadi serangan politis.
Pernikahan putri Jokowi, Kahiyang Ayu, dengan Bobby Nasution, boleh jadi menjadi contoh aktual yang paling nyata.
Selain mendapatkan banyak ucapan selamat dari para simpatisan Jokowi, pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution juga mendapatkan banyak nyinyiran dari para oposan Jokowi.
Tak tanggung-tanggung, nyinyiran nyelekit atas pernikahan putri Jokowi ini datang dari duo wakil ketua DPR, Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Nah lho… nah lho….
“Dalam tiga tahun, pak Jokowi menikahkan dua anaknya, tinggal satu lagi. Semua presiden RI lain kalah dalam soal ini. Kerja kerja kerja,” begitu tulis Fadli Zon di akun Twitternya.
Sepintas twitnya memang terlihat simpel. Tapi, kalau dilihat lebih mendalam, twit tersebut menyiratkan sindiran kepada Jokowi, seolah-olah prestasi besar Jokowi hanya soal menikahkan anak.
Aduuuh, pucing pala Fadli.
Nah, komentar dari wakil ketua DPR yang lain, Fahri Hamzah juga tak kalah nyelekit. Ia berpendapat, pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution seharusnya dilakukan secara sederhana dan dengan pesta kecil saja. Cukup diumumkan melalui Twitter atau vlog.
Ndilalah, tanggapan Jokowi atas komentar Fahri Hamzah ini ternyata kok ya nggapleki pula.
Menurut Jokowi, hajatan pernikahan putrinya adalah hajatan ala orang kampung yang tidak mewah.
Haduh, Pak Jokowi, orang kampung mana yang hajatan pernikahannya melibatkan ribuan relawan dengan jumlah undangan sebanyak 8.000 tamu undangan?
Yah, pada akhirnya, pernikahan Kahiyang-Bobby bisa menjadi bukti betapa semua hal bisa dijadikan sasaran serangan politik.
Tapi, yang paling penting, pernikahan Kahiyang Ayu sebaiknya juga bisa dilihat sebagai pengingat, betapa DPR kita sudah sangat memprihatinkan. Sebab, ketuanya sibuk memenuhi panggilan KPK, sedangkan para wakil ketuanya sibuk ngurusi kawinan anak orang.
Hadeeeh, urusan rabi kok bisa sepolitis ini ya?