Di Indonesia, utamanya di tahun-tahun politik seperti sekarang ini, peredaran berita bohong atau hoax semakin menjadi-jadi. Tujuannya tentu saja untuk menjatuhkan salah satu kubu pasangan calon presiden-wakil presiden yang berlaga di Pilpres, atau para caleg yang akan berlaga di pileg.
Dari sekian banyak media yang digunakan untuk menyebarkan hoax, WhatsApp menjadi salah satu yang teratas.
Di Indonesia, WhatsApp punya jumlah pengguna yang sangat banyak. Dari sekitar 130 juta pengguna internet aktif, 40 persen atau sekitar 70 juta di antaranya menggunakan WhatsApp. Dengan jumlah pengguna yang sebanyak itu, tak heran jika penyebaran hoax menjadi sangat rentan dan masif.
Banyaknya hoax yang beredar luas melalui WhatsApp mau tak mau akhirnya membuat pihak WhatsApp harus mengambil langkah tegas.
Baru-baru ini, WhatsApp mengatakan bahwa pihaknya akan menerapkan identifikasi akun pengguna. Identifikasi ini berfungsi untuk memantau perilaku pengguna dan menghapus akun tersebut jika ia terbukti menyebarkan spam dan pesan hoax secara masif.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh VP Public Policy and Communication WhatsApp, Victoria Grand saat berkunjung ke Indonesia.
“WhatsApp juga melakukan identifikasi perilaku pengguna di seluruh dunia. Kami memiliki ratusan engineer yang memantau perilaku mereka (pengguna),” ujar Grand.
Identifikasi akun ini menurut Grand sudah dilakukan sebelumnya di Brazil menjelang Pemilu. Saat itu, menurut Grand, WhatsApp menghapus sampai 400 ribu akun karena terindikasi menyebarkan pesan spam dan hoax.
“Yang terjadi di Brasil, 90 hari jelang pemilu, (kita) mulai identifikasi akun-akun spamming. Kemungkinan akan di lakukan di Indonesia.”
Selain Identifikasi akun, WhatsApp juga membuat kebijakan pembatasan pesan yang bisa diteruskan atau di-forward. Jika sebelumnya pengguna bisa mem-forward pesan ke 20 nomor, maka sekarang hanya bisa menjadi 5 nomor.
“Untuk mengurangi kemungkinan viralnya sebuah pesan di WhatsApp, kami telah menurunkan batasan jumlah pesan yang bisa diteruskan menjadi hanya ke lima nomor WhatsApp. Harapannya ini bisa mempersulit upaya orang-orang tidak bertanggung jawab yang ingin sebuah berita palsu menjadi viral,” kata Grand.
Menurut Grand, langkah ini merupakan hasil diskusi antara pihak WhatsApp dengan Pemerintah Indonesia.
“WhatsApp mengerti bahwa fitur meneruskan pesan ini sangat bermanfaaat untuk pengguna. Namun, ini sudah merupakan hasil diskusi antara kami dengan pihak pemerintah, termasuk juga dengan pemerintah Indonesia, supaya platform WhatsApp lebih aman lagi ke depannya.”
Wah, salut. Angkat topi untuk WhatsApp.
Sekarang pembatasan pesan dan penghapusan akun penyebar hoax. Semoga ke depan bisa diperluas lagi, utamanya pembatasan penyebaran pesan joke-joke receh atau joke bapak-bapak komplek yang blas nggak ada lucu-lucunya.
Allahuma…