Debat kedua Pilpres 2019 yang membahas tema infrastruktur, energi, pangan, dan sumber daya alam akhirnya selesai diselenggarakan pada Minggu malam, 17 Februari 2019 kemarin.
Dalam debat yang mempertemukan Jokowi dan Prabowo tersebut, tidak ada hal yang cukup membuat kegemparan. Baik Jokowi maupun Prabowo tidak banyak selip lidah atau pernyataan blunder.
Sebagai capres yang juga petahana, Jokowi lebih banyak membahas tentang prestasi-prestasi yang sudah ia lakukan selama menjadi presiden. Dari mulai membangun jalan raya, perumahan, infrastruktur, dan sebangsanya. Sementara Prabowo, berkali-kali mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Jokowi sambil sesekali memberikan serangan dengan membeberkan kegagalan-kegagalan pembangunan Jokowi.
Nah, salah satu sesi yang paling menarik dan cukup menyita perhatian banyak pemirsa debat justru adalah sesi pembacaan pernyataan pamungkas oleh kedua calon presiden.
Maklum saja, Jokowi dan Prabowo oleh banyak pihak dianggap sama-sama “tengil” dalam memberikan pernyataan pamungkas.
Jokowi, misalnya terlalu pede menyebut dirinya beruntung karena punya pengalaman sebagai walikota.
“Rakyat Indonesia yang saya cintai, mengelola negara sebesar Indonesia ini tidak mudah. Tidak gampang. Sangat beruntung sekali saya memiliki pengalaman mengelola sebuah kota sebagai walikota. Kemudian mengelola provinsi sebagai gubernur di DKI Jakarta. Dan 4,5 tahun ini mengelola negara kit indonesia. Butuh sebuah ketegasan. Butuh sebuah keberanian dalam membuat kebijakan-kebijakan untuk kebaikan negara ini.” ujar Jokowi.
Prabowo lebih nggapleki lagi. Dia mengakui perihal kepemilikan tanah dalam jumlah yang sangat besar sambil berdalih bahwa hal itu lebih baik ketimbang dikelola oleh asing.
“Tadi disinggung tentang tanah yang katanya saya kuasai ratusan ribu di beberapa tempat. Itu benar, tapi itu adalah HGU, itu adalah milik negara. Jadi, setiap saat, negara bisa ambil kembali, dan kalau untuk negara, saya rela mengembalikan itu semua. Tapi daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola karena saya nasionalis dan patriot. Terima kasih,” terang Prabowo.
Yang satu merasa punya modal kepemimpinan yang kuat, yang satu merasa nasionalis dan patriot.
Sedangkan rakyat masih akan tetap selalu bingung.