MOJOK.CO – Tingkat kematian yang tinggi berpadu dengan tingkat pengetesan yang rendah menjadi kombinasi yang sempurna bagi Indonesia untuk menjadi salah satu negara terburuk dalam urusan penanganan virus corona.
Virus corona memang bisa menyerang semua orang di seluruh dunia tanpa mengenal kewarganegaraan seseorang, namun urusan apes dan tidaknya, negara ikut menentukan.
Dan berita buruknya, salah satu negara dengan tingkat keapesan yang paling paripurna adalah Indonesia.
Ya, dalam urusan penanganan corona, Indonesia memang salah satu yang terburuk di dunia.
Bukti paling sahih terkait fakta tersebut adalah tingginya angke persentasi kematian akibat corona.
Berdasarkan data dari Gugus Depan Percepatan Penanganan Corona, angka persentase kematian akibat virus corona di Indonesia per hari ini mencapai angka 8,1 persen dengan jumlah kasus positif sebanyak 2,956 kasus. Angka persentase tersebut merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.
Angka 8,1 itu masih agak mendingan jika dibandingkan dengan data minggu lalu yang mencapai 9,4 persen dari total 1.677 kasus. Angka yang sukses menempatkan Indonesia menjadi negara dengan persentase kematian akibat corona tertinggi di dunia.
Lebih jauh, Indonesia juga tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat tes corona paling rendah di dunia.
Berdasarkan data referensi statistik Worldometer, per 8 April 2020 lalu, Indonesai baru melakukan tes terhadap 14.354 warganya. Angka tersebut sangat-sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa. Data itu menggambarkan bahwa hanya 52 orang yang menjalani tes corona dari setiap satu juta warga Indonesia. Angka yang hanya bisa disamai oleh negara-negara di belahan Afrika.
Angka tersebut, sekali lagi, merupakan salah satu yang terburuk di dunia.
Sebagai perbandingan, Malaysia yang jumlah penduduknya hanya 32 juta sejauh ini bahkan sudah melakukan tes terhadap 58.240 warganya alias 1.799 untuk setiap 1 juta penduduk.
Bila ditambah dengan berbagai kebijakan yang dianggap terlambat atau pemerintah yang terkesan enggan membuka data yang transparan atau kesalahan pengambilan keputusan terkait metode tes corona, maka lengkap sudah.
Sebagai warga negara mana pun, seseorang memang seharusnya bangga terhadap negara mereka masing-masing. Namun untuk urusan corona, khusus untuk warga negara Indonesia, bolehlah tak merasa bangga sama sekali. Bahkan kalau perlu, malu. Sebab memang begitulah keadaannya.
Hidup memang hanya urusan sabar dan sabar.