MOJOK.CO – Suara ngorokmu kedengeran, tapi kenapa kamu tidur dengan mata terbuka? Sebenernya kamu tidur nggak, sih???
Saya pernah kaget setengah mati saat pertama kali tidur dengan sahabat perempuan saya: matanya tidak sepenuhnya tertutup—malah tampak agak terbuka. Jelas, pemandangan ini sungguh absurd bagi saya.
Saya kira teman saya belum tidur, tapi tiba-tiba suara ngoroknya terdengar. Ya ampun, ternyata dia benar-benar tidur dengan mata terbuka!
Kenapa, sih, teman saya ini—dan banyak orang di luar sana—tertidur dengan mata yang tidak tertutup rapat? Memangnya mereka bisa, ya, tidur tanpa kegelapan total di mata alias tanpa merem 100%???
“Ah, masa, sih?” tanya teman saya saat bangun tidur. Ia mungkin tidak sepenuhnya sadar bahwa barusan dia tidur dengan mata terbuka. Hanya saja, ia mengakui bahwa matanya terasa gatal, kering, dan lelah. Hadeh!
Usut punya usut, dalam dunia kesehatan, fenomena ini disebut gangguan mata bernama nocturnal lagophtalmos atau, dalam bahasa Indonesia, disebut juga dengan kelelahan nokturnal. Penyebabnya adalah saraf mata di sekitar kelopak yang bersifat lemah dan tidak mampu menutup ketika tidur. Padahal, mata yang tidak menutup sepenuhnya ini bakal membuat mata terpapar lingkungan sekitar hingga jadi kering secara siginifikan, meski ia terjadi di siang hari.
Penyebab lainnya tidaklah terkait dengan saraf, melainkan karena adanya infeksi, trauma, atau keadaan kesehatan yang lain, seperti stroke atau bell’s palsy.
Terlepas dari keanehan dan keabsurdannya, tidur dengan mata terbuka memang tidak bisa dianggap normal-normal saja, Gaes-gaesku. Justru, ia menyimpan alasan-alasan tersendiri berkat bahaya yang mungkin ditimbulkannya. FYI aja, nih, berikut adalah bahaya-bahaya yang dimaksud.
Ia memang bisa menyebabkan penyakit lyme, cacar air, hingga penyakit gondok dan polio, tapi yang paling berpengaruh tentu saja adalah keadaan iritasi mata. Ketika kelopak mata terhalang untuk menutup, mata justru berada pada keadaan yang berbahaya karena tidak mendapatkan akses air mata untuk membasahi permukaan mata. Kenapa hal ini berbahaya?
Nyatanya, hal ini bisa mengakibatkan hal yang lebih besar dari sekadar iritasi: kerusakan pada kornea, bahkan kebutaan!
Wow, wow, wow, mengerikan sekali, Saudara-saudara~
Kalau begitu, bagaimana cara yang tepat untuk mencegah tidur dengan mata terbuka, dong?
Kalau saya pribadi, sih, sebenarnya ingin mengusulkan solusi berupa begadang supaya aktivitas mata terbuka ini jadi lebih maksimal. Namun, mengingat petuah orang tua yang menyebutkan begadang itu tidak baik untuk kesehatan, saya lebih ingin berbagi tips yang saya temukan perihal cara mencegah tidur dengan mata terbuka.
Perlu diingat, kita tentu nggak bisa memastikan apakah kita tertidur dengan mata terbuka atau tertutup. Hanya karena mata kita terasa kering dan perih, bukan berarti kita pasti tertidur dengan mata tidak sepenuhnya tertutup, mylov.
Daripada suuzon sama diri sendiri, lebih baik kamu berangkat ke praktik dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan diagnosis yang lebih meyakinkan. Kalau matamu masih pegal dan perih, gunakan obat tetes mata dan pelembap mata sesuai saran dan dosis yang disarankan dokter.
Yah, seaneh-anehnya tidur dengan mata terbuka, tentu lebih aneh lagi kalau kamu jadi nggak bisa tidur hanya gara-gara sebuah kesedihan yang terjadi mendadak dalam hidupmu. Jadi, mau dengan mata terbuka atau tertutup, pastikan waktu istirahatmu tetap cukup dan tidak terganggu, ya, mylov~ (A/K)