Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Penjaskes

Dua Garis Biru: Menutup Mata Kepada Pendidikan Seks

Redaksi oleh Redaksi
21 Juli 2019
A A
dua garis biru dan pendidikan seks MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pendidikan seks bukan sesuatu yang tabu. Justru, usaha menekan rasa malu dan gelisah ini yang akan menyelamatkan keluargamu dari aib yang tak perlu. Dan, “Dua Garis Biru” ada di sana untuk membantumu.

Film “Dua Garis Biru” ditolak banyak orang. Film ini dianggap sebagai kampanye seks bebas. Film ini dianggap tabu, mirip seperti pendidikan seks yang tidak boleh disuarakan itu. Sebuah anggapan tolol dari sekumpulan manusia bebal.

Membaca judul saja lalu menghakimi sudah menjadi tren. Klib sebuah tautan berita, lalu membacanya sampai tuntas itu sudah menjadi pekerjaan yang begitu berat. Lebih berat ketimbang memikirkan UMR rendah atau harga tanah yang semakin tidak terjangkau oleh generasi milenial.

Padahal, berapa kilobyte sih berat sebuah berita? Pastinya jauh lebih ringan ketimbang kamu nonton Youtube atau maraton drama Korea berjilid-jilid itu. Jadi, apakah kalian ini bodoh, atau cuma sekadar miskin saja, sampai-sampai membaca sebuah berita online saja berat. Ahh, mungkin ada kaitannya dengan lingkar otak dan bercak hitam di hatimu.

“Dua Garis Biru” memang sebuah film, tapi ia diperlakukan sama seperti berita online dengan judul yang menggelitik. Lihat judul saja, film ini langsung dianggap sebagai bentuk kampanye seks bebas. Masih SMA sudah kelon, masih SMA sudah hamil. Ini contoh yang buruk. Namun, tidak lebih buruk dari orang-orang bebal yang menutup mata kepada pendidikan seks sejak dini.

Padahal, jika mau menonton saja–tentu dengan pikiran yang jernih–kamu akan menemukan sebuah scene yang menyentuh hati. Ketika Bima, berbincang dari hati ke hati dengan ibunya. Bima meminta maaf, setelah sebelumnya mengaku kalau takut perbuatannya membuat sang ibu masuk neraka.

Tokoh Ibu, yang diperankan oleh Cut Mini, menutup perbincangan dengan kalimat yang kurang lebih berbunyi begini: “Seandaianya kita lebih sering ngobrol begini ya, Bim.”

Hubungan antara orang tua dengan anak, terutama di budaya kita, terkadang terasa “canggung”. Terutama ketika membicarakan soal pendidikan seks sejak dini. Tokoh Ibu menyesal karena nggak pernah ngobrol dengan anaknya soal pendidikan seks sejak dini, tentang reproduksi, tentang hubungan laki-laki dan perempuan, dan tentang segala hal yang sering lewat begitu saja karena terhalangi oleh anggapan “tabu”.

Membicarakan pendidikan seks sejak dini masih dianggap hanya soal hubungan badan saja. Padahal, di dalamnya berkelindan banyak hal. Soal kesehatan kelamin, tentang perubahan yang terjadi ketika masuk masa puber, tentang kesehatan reproduksi, tentang pola pikir remaja ketika tahu tubuhnya mulai berubah, dan lain sebagainya.

Lantaran “tabu”, membicarakan soal kelamin saja sudah risih betul. Kepada siapa seharusnya bertanya? Kepada Google? Kepada teman-teman yang sama tidak tahu dan justru menjerumuskan?

Melahirkan itu satu momen, tapi menjadi orang tua adalah seumur hidup. Pendidikan seks sejak dini, seperti yang ingin diperingatkan oleh “Dua Garis Biru” juga ada di dalamnya. Memahami soal “seks” bukan soal kelamin saja, tapi soal menghargai tubuh dan pola pikir manusia.

Ajari mereka apa itu pubertas. Perubahan fisik apa saja yang terjadi. Misalnya perubahan suara, tinggi badan, jerawat, hingga muncul bulu di beberapa bagian tubuh. Berikan juga panduan merawat diri, membersihkan bulu di tubuh, pengertian ereksi, ejakulasi, mimpi basah.

Pendidikan seks sejak dini juga mencakup cara menjalin hubungan dengan lawan jenis. Apa itu pacaran, dan batas-batas yang perlu dipahami anak. Film “Dua Garis Biru” ingin menhajarkan hal-hal penting itu, bukan malah mempopulerkan seks bebas. Hadeehh…

Untuk anak perempuan usia 9 hingga 10 tahun juga sebaiknya sudah mulai diajak ngobrol soal pendidikan seks. Misalnya soal pertumbuhan payudara, menstruasi, membeli dan memakai bra, memakai pembalut, menjaga kesehatan vagina.

Iklan

Sama seperti yang perlu diketahui anak laki-laki, anak perempuan juga perlu diajari soal cara memperlakukan teman laki-laki, pacaran yang sehat, pelecehan seksual, dan batasan-batasan ketika pacaran.

Memang, mengikis tabu bukan pekerjaan singkat dan mudah. Kamu bisa mulai dengan beli buku pendukung, coba bangun suasana yang nyaman ketika berdiskusi, jangan berbelit-belit ketika menjelaskan, berikan pendidikan seks secara bertahap, dan jangan berlebihan. Maksudnya, jangan kagetan ketika anak sudah berusaha menahan malu untuk berdiskusi soal alat kelamin. Jangan justru marah, apalagi terancam.

Banyak kasus kehamilan sebelum pernikahan karena orang tua dan anak yang terlalu berjarak. Anak mereka sendirian ketika menjalani hari-hari berat itu. Ditekan oleh orang tua sendiri, dianggap aib, menjadi bahan gunjingan tetangga. Ujung dari sebuah stres selalu buruk.

Pendidikan seks bukan sesuatu yang tabu. Justru, usaha menekan rasa malu dan gelisah ini yang akan menyelamatkan keluargamu dari aib yang tak perlu. Dan, “Dua Garis Biru” ada di sana untuk membantumu.

Terakhir diperbarui pada 21 Juli 2019 oleh

Tags: dua garis birukehamilanpendidikan sekspubertas
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Ketika Anakku Nyaris Menjadi Korban Pelecehan Seksual Teman Sepermainannya MOJOK.CO
Esai

Ketika Anakku Nyaris Menjadi Korban Pelecehan Seksual Teman Sepermainannya

19 Juli 2022
Perasaan Mereka yang Punya Adik Rasa Anak, Selisih Usia Lebih dari 20 Tahun
Liputan

Mereka yang Punya Adik Rasa Anak, Selisih Usia Lebih dari 20 Tahun 

9 Maret 2022
pendidikan seks anak
Pojokan

Pendidikan Seks dalam Pertanyaan Anak: Bayi Muncul dari Mana dan Jawaban Ortu Zaman Dulu

9 Agustus 2021
Zahra di Suara Hati Istri Tidak Bisa Disamakan dengan Agnes Monica di Pernikahan Dini MOJOK.CO
Esai

Suara Hati Istri Kampanye Pedofilia dan Glorifikasi Poligami, Pernikahan Dini Itu Sex Education, Zahra dan Agnes Monica Tidak Sama

4 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.