MOJOK.CO – Pernyataan Jokowi dan Mahfud MD tentang aksi teror oleh teroris tidak ada hubungannya dengan agama dibantah beramai-ramai di media sosial.
Dua hari berlalu sejak peristiwa teror bom bunuh diri di depan gereja Katedral Makassar terjadi. Pihak polisi bereaksi cepat dengan mengidentifikasi pelaku. Polisi juga langsung menangkap belasan terduga teroris dari berbagai daerah sebagai dari pengembangan kasus bom bunuh diri tersebut.
Menanggapi insiden tersebut, Presiden Jokowi melalui pernyataan resminya menyatakan bahwa terorisme tak ada hubungannya dengan agama.
“Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Semua ajaran agama menolak terorisme, apapun alasannya,” kata Jokowi.
Senada dengan Jokowi, Menko Polhukam Mahfud MD dalam pernyataan terpisah juga mengatakan hal yang sama.
“Peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Ini adalah teror,” kata Mahfud MD.
Pernyataan Jokowi dan Mahfud MD tersebut sudah cukup untuk mewakili sikap pemerintah yang menganggap tidak ada kaitan agama dengan aksi teror bom bunuh diri di depan pintu masuk gereja Katedral Makassar lalu.
Di media sosial, pro-kontra akan sikap tersebut menjadi tema tersendiri. Banyak yang sepakat dengan pernyataan Presiden Jokowi dan Mahfud MD yang memang menyatakan bahwa aksi teror oleh teroris yang terjadi di Makassar beberapa waktu yang lalu tak ada kaitannya dengan agama. “Terrorism has no religion”, itu jargon yang paling kerap dipakai.
Namun demikian, banyak juga pihak yang tak sepakat. Banyak yang menganggap bahwa ada kaitannya antara agama dengan aksi teror. Beberapa tokoh menyatakan bahwa tindakan teror banyak berangkat dari pemahaman beragama yang salah.
Aktivis Gusdurian Alissa Wahid melalui akun Twitternya sempat menyinggung pernyataan Jokowi.
“Mungkin maksud Presiden Jokowi, kelompok teroris bisa berasal dari agama/ideologi yang berbeda-beda. Ini saya sepakat,” terang Alissa, “Tapi kalimat ‘aksi teroris tidak ada kaitannya dengan agama’ jadi kurang tepat, sebab banyak teroris yang berangkat dari tafsir ajaran agamanya.”
Sementara itu, Abdul Gaffar Karim, dosen Fisipol UGM malah dengan jelas menyatakan bahwa terorisme merupakan bagian dari agama.
“Terorisme bukan bagian dari agama? Salah. Terorisme adalah bagian dari banyak agama sejak insepsinya masing-masing. Sebagian dari ciri metodis terorisme adalah pengrusakan asset dan penyerangan atas manusia.” terang Gaffar dalam tulisannya.
Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Akhmad Sahal bahkan menuliskan pendapatnya dengan lebih blak-blakan tentang hal ini.
“Teroris dan radikalis atas nama Islam nyata ada. Umat Islam harus berbesar hati mengakui itu sbg penyakit umat, lalu basmi. Jangan malah denial/mungkir, bilang teroris nggak punya agama. Cara untuk sembuh dari penyakit: akui punya penyakit , lalu obati.” Tulisnya.
Mantan teroris Ali Imron pun bahkan menyebut bahwa teroris memang banyak yang berangkat dari pemahaman beragama yang salah. “Kalau kita kaji fiqh jihadnya itu masih jauh, salah.”
Nah, lho. Jadinya teroris punya agama apa nggak nih?
BACA JUGA Kenapa Aksi Teror kayak Bom di Gereja Katedral Makassar Terus Ada Lagi dan Lagi? dan tulisan KILAS lainnya.