Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Italia vs Austria: Anjing menggonggong, Azzurri melaju

Redaksi oleh Redaksi
26 Juni 2021
A A
Italia vs Austria: Anjing menggonggong, Azzurri melaju MOJOK.CO

Italia vs Austria: Anjing menggonggong, Azzurri melaju MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – 16 Besar Euro 2020 | Italia vs Austria | Azzurri memang diunggulkan. Namun, lawan mereka menyimpan bahaya dalam kolektivitas skuatnya.

Alif Maulana: “Jangan remehkan lawan-lawan Italia.”

Banyak yang menyebut Italia lolos dengan mudah. Lawan-lawan mereka di Grup A dianggap cuma kelas 2 bahkan 3.

Yakin? Gak ngaco, kan?

Gini, pertama, semua tim yang bermain di Euro 2020 tentu bukan tim sembarangan. Islandia, yang tampil luar biasa di Piala Dunia 2018, malah nggak lolos. Mereka kalah dari Hungaria yang berhasil menahan imbang Jerman dan Perancis.

Masih kurang valid? Oke, lanjut.

Italia dianggap hanya melawan tim-tim kelas 2 bahkan 3 di babak grup. Pernyataan semacam ini hanya akan menimbulkan perpecahan di Uni Eropa. Saat EU berusaha menyatukan bangsanya, eh malah bangsa dari wilayah lain berusaha memecah belah.

Dalam keilmuan Hubungan Internasional (HI) atau International Relations, EU adalah hasil dari regionalisme yang paling paripurna. Mereka memiliki mata uang sendiri, euro. Dalam konsep HI yang sangat utopis bagus, adanya regionalisme ini membuat manusia akan menyandang identitas baru. Misalnya, tidak lagi (hanya) warga Indonesia, melainkan warga Asia Tenggara atau ASEAN.

Nah, konsep HI yang sudah begitu indah itu dan menghasilkan perdamaian di Eropa, kok bisa-bisanya kalian malah memunculkan opini yang tendensius.

Apa kalian bisa membayangkan perasaan warga Swiss yang memiliki Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka saat kalah 3-0 dan kalian sebut tim kelas bawah. Apa kalian tidak kasihan dengan Wales yang tetap saja kalah ketika Italia memainkan pemain lapis kedua?

Apa kalian nggak kasihan sama Turki. Ah, Turki buat apa dikasihani.

Hmmm, kalau kalian mau menyepelekan lawan-lawan Italia di babak grup, ya, silakan. Anjing menggonggong, Azzurri melaju. Toh, Italia lolos dengan status mentereng: selalu menang dan tanpa kebobolan.

Gareth Bale, yang konon pemain terbaik dengan beragam retorika memuakkan, ketika dapat peluang di depan gawan Italia, yang dikawal kiper belia, tendangannya melengse. Bola melambung jauh.

Ngomong-ngomong soal kiper muda Italia, Gianluigi Donnarumma, dia bahkan sempat mengurus kepindahannya dari AC Milan ke Paris Saint-Germain. Selo banget Italia memang.

Mari kita membahas Austria. Austria adalah tim ketiga yang paling sering ketemu Italia, yaitu 37 kali, sama seperti Spanyol. Rekor pertemuannya, Italia menang 17 kali dan kalah 12 kali. Austria masih lebih sering kalah, tapi mereka lebih baik dari Jerman yang hanya menang 9 kali lawan Italia.

Iklan

Jangan marah, saya ambil data dari Transfermarkt, bukan dari lembaga survei. Masih dari situs yang sama, tertulis bahwa Italia kali terakhir kalah dari Austria pada Desember 1961 atau 15 tahun setelah Indonesia merdeka. Bahkan, Francesco Totti belum lahir saat mereka kalah dari Austria.

Ngomong-ngomong soal Totti, saya akan merilis sebuah buku yang di dalamnya terdapat sekelumit kisah tentang Totti. Maaf, numpang promosi.

Kembali ke Italia versus Austria. Menurut saya, Italia tak perlu ngoyo saat negara ini. Kipernya diganti Marco Amelia, beknya kasih ke Massimo Oddo, gelandangnya serahkan ke Massimo Ambrosini, dan biarkan Amauri mengobrak-abrik pertahanan Austria.

Apalagi, mereka lawan tim yang dehidrasi. Aus-tria. Hehe… hehe… ya maap.

Aprilia Kumala: “Austria bakal kalahkan Italia, bahkan jika mereka gunakan mantra tarantallegra.”

Tahukah kamu apa kesamaan dan perbedaan antara Italia dan Austria?

Dua-duanya lolos ke babak 16 besar Euro 2020, itu jelas. Di sisi lain, kedua negara ini ternyata sama-sama dilewati Pegunungan Alpen di Eropa. Sebenarnya, selain Austria dan Italia, negara tetangga yang juga berada di jalur yang sama adalah Prancis, Monako, Italia, Swiss, Liechtenstein, Jerman, Austria, hingga Slovenia.

Jika negara-negara yang dilewati Pegunungan Alpen ini membuat daftar klasemen, Austria bakal menempati posisi pertama, dengan angka 28,7 persen dari pegunungan Alpen yang “berbaring” di sana. Di posisi kedua adalah Italia, yang bagiannya mencapai 27,2 persen.

Ini jelas berbeda dengan pertandingan Euro 2020. Pada tanggal 27 Juni 2021 dini hari nanti, keduanya akan bertemu dengan status yang berbeda: Italia adalah juara klasemen Grup A dan Austria adalah runner-up di klasemen Grup C.

Omong-omong soal gunung, dalam Harry Potter universe, pernah terjadi sebuah peristiwa yang melibatkan penyihir Italia dan gunung berapi.

Konon, ada sebuah mantra berbunyi “tarantallegra!” yang akan membuat kaki bergerak di luar kendali atau disebut sebagai mantra dancing feet. Menurut teori di semesta penyihir, mantra ini pernah diucapkan oleh penyihir Romawi Kuno (sekarang Italia) ke sebuah gunung berapi pada tahun 70-an, memicunya “menari” dalam bentuk erupsi dan menelan ribuan korban jiwa.

Tak bisa dielakkan, mungkin begitu pula kesan yang ditampilkan timnas Italia: berbahaya. Dengan “tarian kaki” para pemainnya, Italia sukses menghasilkan “erupsi keberhasilan” dengan menduduki peringkat pertama Grup A Euro 2020, meraih 9 poin total setelah menyapu bersih tiga laga sebelumnya. Bahkan, Italia kini mampu meraih 30 kemenangan secara beruntun, menyamai rekor mereka sendiri di tahun 1930.

Namun, apakah kekuatan Italia juga mampu mengalahkan “28,7 persen pegunungan Alpen di Austria”?

Perlu diketahui, Austria yang menjadi runner-up Grup C ini siap betul menjadi lawan sepadan untuk Italia. Austria, untuk pertama kalinya, berhasil tampil di fase gugur. Tahu, kan, artinya? Jelas, Austria pasti memberi perlawanan, tak peduli berapa banyak orang yang lebih mengunggulkan Italia untuk menang.

Lagi pula, tim ini punya beberapa pemain andalan, kok. Meski tak secemerlang nama-nama terkenal dari negara lawan, tapi mereka tidak disebut “andalan” tanpa alasan, kan?

Pemain pinjaman Inter, Valentino Lazaro, adalah salah satu pemain yang memperkuat Austria, sama seperti Marko Arnautović yang juga pernah berada di klub yang sama. Arnautović bahkan telah menciptakan 26 gol dalam 88 pertandingan internasional, sementara sang Kapten, David Alaba, membuat 14 gol dalam 81 pertandingan bersama timnas Austria.

Di lini pertahanan, Martin Hinteregger juga menjadi favorit karena mampu membuat lawan kepayahan menciptakan gol dengan menembus “dinding” yang dia bangun. Oh, dan jangan lupakan si Bayi Ajaib, Saša Kalajdžić, yang juga mempunyai catatan 17 gol dari 36 penampilannya di seluruh pertandingan klub pada periode 2020-2021.

Sederhananya, jangan remehkan Austria meski mereka bagaikan “ikan kecil” di Euro 2020. Lagi pula, jika timnas Italia merapalkan mantra “tarantallegra”—seperti yang penyihir mereka lakukan pada tahun 70-an—ke Austria, bisa-bisa mereka sendiri yang menderita.

Kenapa begitu? Soalnya, bisa-bisa semua troll gunung asli Austria bakal “menari” di sepanjang Pegunungan Alpen, lalu memberi goncangan besar yang kuat dan destruktif untuk Italia itu sendiri. Jadi, ya, hati-hati.

BACA JUGA Wales vs Denmark: Kunci Ketenangan Aaron Ramsey dan Ulangan Sejarah 1992 dan ulasan Euro 2020 lainnya.

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2021 oleh

Tags: Alabaaustriaeuro 2020Italia
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Kegilaan Cinta Sejati di Napoli: Antara Sepak Bola dan Maradona MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Kegilaan Cinta Sejati di Kota Napoli: Antara Copet, Kota Bau Pesing, Sepak Bola, dan Maradona

31 Desember 2024
Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan MOJOK.CO
Esai

Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan

13 Juni 2023
Elena Ricchitelli: Belajar Bahasa dan Sastra Arab untuk melawan Islamofobia
Video

Elena Ricchitelli: Belajar Bahasa dan Sastra Arab untuk melawan Islamofobia

6 Februari 2023
gedung dprd diy mojok.co
Kilas

Wakil Rakyat Jogja Studi Banding ke Italia demi Pengembangan Pariwisata

2 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.