Ada banyak aktor sukses di belantika perfilman Indonesia, namun susah mencari yang setara dengan Reza Rahadian. Reza Rahadian dalam dunia film setara dengan Sodiq dalam dunia dangdut koplo: maestro yang hampir semua orang mengamini kemaestroannya.
Kepiawaian dan totalitasnya bermain peran mengundang kagum. Hampir semua peran yang ia mainkan sukses. Tengok betapa ia luwes memerankan B.J. Habibie dalam Trilogi Habibie, lihat betapa konyolnya ia memerankan Bossman di My Stupid Boss, juga betapa romantisnya ia memerankan Ale di Critical Eleven.
Di film Kartini, Reza berperan sebagai Kartono, kakak Kartini. Kalau saja kemarin Dian Sastro tidak bisa berakting dengan baik, mungkin Reza Rahadianlah yang bakal mengambil alih pucuk pimpinan dan berperan menjadi Kartini.
Dengan kemampuan aktingnya, Jangankan jadi Kartini, jadi tusuk kondenya pun kami yakin Reza mampu.
Singkat kata, hampir semua peran dan karakter selalu bisa dimainkan oleh Reza. Ia cocok dan sanggup memerankan apa saja. Dari menjadi seorang pendekar, guru, presiden, penambang, sampai menjadi arem-arem atau toples Khong Guan sekalipun dia cocok.
Nama Reza Rahadian adalah jaminan sebuah film bakal sukses atau, minimal, ditonton oleh banyak orang.
Nah, dengan nama besar dan kemampuan aktingnya yang mumpuni, berapakah kira-kira honor yang didapat oleh Reza Rahadian saat bermain dalam satu film?
Hal ini tentu saja menjadi pertanyaan besar bagi segenap Kawan Reza, Sobat Reza, Rahadianisme, Rezalovers, atau apa pun itu sebutan bagi penggemar Reza Rahadian.
Nah, untuk mengobati kepenasaran tersebut, tambah lagi kami memang juga penasaran, Mojok Institute berusaha mencari tahu tentang honor yang didapat Reza untuk satu film yang ia mainkan.
Reza sebenarnya tak terlalu terbuka soal honor. Ia bahkan mengaku rela dibayar kecil atau bahkan tidak dibayar jika ditawari bermain di proyek film yang ia merasa suka dan cocok dengan alur ceritanya.
Kendati demikian, rupanya beredar kabar bahwa setelah Habibie & Ainun mencetak 4,5 juta penonton, Reza memasang tarif mendekati setengah miliar rupiah. Dan setelah My Stupid Boss secara dramatis membukukan 3 juta penonton lebih dan Rudy Habibie sukses di level 2 juta penonton, honor Reza Rahadian dikabarkan melonjak ke kisaran 700 juta.
Reza sendiri tidak membantah juga tidak mengiyakan kabar soal honornya yang mencapai 700 juta ini.
“Wah, gila! Desas-desus dari mana tuh? Angka itu harus saya amini. Saya akan menjawab begini. Honor di kisaran itu saya amini saja. Mungkin jawaban ini diplomatis. Namun, saya harus ingatkan, kerja keras selama bertahun-tahun dan prestasi yang dihasilkan dari rentetan kerja keras itu membuat saya sebagai aktor merasa dihargai dengan honor yang layak. Berapanya, saya tidak bisa detailkan. Ini bagian dari pengakuan industri,” ujarnya.
Walau kabar soal honor 700 juta ini dinilai masih menjadi desas-desus, banyak yang menganggap memang jumlah itu mendekati kebenaran.
Nah, usut punya usut, berdasarkan informasi dari salah seorang sutradara yang enggan disebutkan namanya, Reza adalah salah satu aktor yang meminta pola honor dobel. Honor pertama adalah honornya untuk sekali main dan honor keduanya adalah honor dari bagi hasil penjualan tiket bioskop.
Jadi, selain memperoleh honor main film, Reza juga juga memperoleh bayaran untuk setiap tiket yang terjual, sebesar Rp2.000 per tiket. Konon Reza mulai melakukan pola pembayaran ini setelah film Habibie & Ainun sukses.
Nah, dengan penghitungan ini, jika kita ambil kasus film terbaru Reza yang sukses beberapa waktu lalu, yaitu Critical Eleven yang jumlah penontonnya tembus sampai 850 ribu penonton, perkiraan honor Reza adalah 700 juta ditambah 1,7 miliar (2.000 x 850.000) atau sama dengan 2,4 miliar.
Bayangkan, dari satu film saja, Reza diperkirakan bisa mendapatkan penghasilan sebesar 2,4 miliar.
Itu masih belum seberapa, di film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, jumlah penontonnya malah mencapai 1,7 juta penonton. Itu artinya, jumlah bagi hasil penjualan tiket yang didapat oleh Reza mencapai 3,4 miliar.
Ya Tuhan, sungguh, jika tahu sebesar itu jumlah penghasilan Reza, niscaya cita-cita anak Indonesia bukan hanya ingin “bikin pesawat terbang seperti Pak Habibie”, namun juga “main film seperti Mas Reza Rahadian”.