Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame Moknyus

Fahri Hamzah Tuding Pemerintah Akan Lepas Tangan Terkait Dampak Gempa di Lombok

Redaksi oleh Redaksi
21 Agustus 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jika keuangan pemerintah memang sudah tidak sanggup, seperti kata Fahri Hamzah, mari berdaya bersama-sama untuk membantu korban terdampak gempa di Lombok!

Ketika segala perhatian rakyat tersita oleh gelaran Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, di bagian timur Indonesia, Lombok masih terus digoyang gempa. Dua hari yang lalu, BMKG merilis sebuah berita yang menyebutkan bahwa gempa susulan di Lombok sudah mencapai 814 kali. Bukan tidak mungkin, untuk beberapa hari ke depan, jumlah gempa susulan akan bertambah.

Mengapa gempa seperti tidak mau berhenti? Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menjelaskan bahwa estafet gempa disebabkan karena gempa bumi berhubungan dengan zona pensesaran naik (flores back-act thrust) yang berarah barat ke timur.

Sementara itu, pusat gempa yang berada di darat, yang sebagian besar daerahnya tersusun oleh batuan sedimen dan batuan metamorf berusia pra-Tersier hingga Tersier. Daerah yang tersesarkan dan lapuk sangat rentan terhadap guncangan karena bersifat urai, lepas, dan belum terkonsolidadi. Oleh sebab itu, efek getaran karena gempa terasa kuat.

Melihat besarnya dampak gempa di Lombok, banyak orang yang mempertanyakan sikap pemerintah yang tidak kunjung menetapkan status “bencana nasional”. Memang, soal penanganan dan aksi tanggap cepat setelah gempa tidak membutuhkan status. Yang paling penting adalah aksi itu sendiri, naik melibatkan pemerintah atau tidak.

Namun, selayaknya peristiwa besar, kehadiran pemerintah akan selalu dirindukan. Presiden Jokowi sudah mengunjungi Lombok. Beliau juga berjanji akan memberikan bantuan senilai 50 juta rupiah untuk satu rumah terdampak gempa Lombok. Sebuah bantuan yang akan sangat berarti untuk pembangunan kembali daerah terdampak gempa.

Meski sudah mengucapkan janji, Fahri Hamzah justru mempertanyakan sikap asli pemerintah. Fahri Hamzah merujuk kepada surat Mendagri Nomor 977/6131/SJ tertanggal 20 Agustus 2018 dan ditujukan untuk semua kepala daerah.

Bagian “Hal” surat Mendagri berbunyi, “Bentuan Keuangan kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Rangka Penanganan Masyarakat Terdampak Bencana Alam.” Lalu, surat tersebut ditutup dengan kalimat, “Sehubungan dengan maksud tersebut pada angka 1 s.d angka 4, diharapkan kepada Saudara dapat memberikan bantuan keuangan kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dibebankan pada APBD dengan memperhatikan kemampuan keuangan masing-masing daerah. Demikian untuk menjadi maklum.”

Setelah mempelajari surat Mendagri tersebut, lewat aku Twitter pribadinya, Fahri Hamzah mengungkapkan bahwa Kemendagri memnberi instruksi kepada seluruh pemda di Indonesia untuk memberikan bantuan keuangan kepada Pemda NTB yang diambil daru sisa lebih (silpa) APBD. Patut menjadi catatan, masing-masing daerah mempunyai silpa yang berbeda, sehingga nominalnya akan berbeda-beda.

“Bagi saya, ini nampaknya pemerintah pusat mau lepas tangan karena surat itu belum tentu mendapat sambutan dari pemda lain karena kondisi keuangan pemda juga tidak merata bahkan tidak mampu. Selama ini pusat sudah terlalu membebani daerah dengan alokasi-alokasi anggarab operasional,” kicau Fahri Hamzah lewat Twitter pribadinya.

Fahri Hamzah melanjut convo twit dengan, “Langkah Mendagri ini mengisyaratkan bahwa keuangan pusat sudah cukup tertekan. Sehingga lagi-lagi harus “meminta ke daerah”. Padahal, anggaran daerah tidak leluasa karena alokasinya yang relatif kaku, baik DAU, DAK, atau Dana Bagi Hasil. Inikah alasan sebenarnya?”

Fahri Hamzah menutup dengan, “Kalau pemerinta pusat mau lempar handuk, lebih baik terbuka dan jujur. Biar kita sekalian galang sumber daya masyarakat saja. Negara nggak usah ikut. Kalau memang nggak sanggup. #BencanaNasionalForNTB.”

Benarkah dompet pemerintah pusat memang sudah bobol seperti kata Fahri Hamzah? Meskipun dikenal suka mengumbar kalimat-kalimat kontroversial, kali ini, ucapan Fahri Hamzah soal berdaya bersama-sama demi masyarakat Lombok ada benarnya. Tidak perlu menunggu pemerintah untuk saling membantu. Sekali-kali Fahri Hamzah terlihat keren, kan, boleh juga. (yms)

Terakhir diperbarui pada 21 Agustus 2018 oleh

Tags: APBDFahri Hamzahgempa LombokjokowiLombok
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Proyeksi pendapatan APBD 2025 Jawa Tengah naik MOJOK.CO
Kilas

Proyeksi Pendapatan Jateng Naik Jadi Rp24,5 Triliun, Belanja Daerah untuk Berbagai Kegiatan Prioritas

24 Juli 2025
Vario 125 dan Suzuki Spin 125 Bikin Anakku Jadi Lebih Sabar MOJOK.CO
Otomojok

Dari Vario 125 ke Suzuki Spin 125: Misi Seorang Ayah Cari Motor Seken untuk Anak Bujang Magang di Lombok

21 Juli 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
UMK Jogja bikin perantau Jawa Tengah menderita. MOJOK.CO

Penyesalan Orang Jawa Tengah Merantau ke Jogja: Biaya Hidup Makin Tinggi, Boncos karena Kebiasaan Ngopi di Kafe, dan Gaji yang “Seuprit”

11 Desember 2025
Lupakan Garuda Indonesia, Pesawat Terbaik Adalah Susi Air MOJOK.CO

Lupakan Garuda Indonesia, Citilink, dan Lion Air: Naik Pesawat Paling Menyenangkan Justru Bersama Susi Air

10 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

11 Desember 2025
down for life, the betrayal.MOJOK.CO

Down For Life Rilis Video Musik “The Betrayal” di Hari HAM Sedunia, Anthem bagi Mereka yang Dikhianati Negara

10 Desember 2025
UB Kampus Liar, UGM Ajari Mahasiswa Gak Omong Kosong MOJOK.CO

Pengalaman Saya Menjadi Mahasiswa yang Jago Bertahan Hidup di UB, lalu Tiba-tiba Menjadi Pintar ketika Kuliah di UGM

9 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.