Lomba Tujuhbelasan dan 5 Cerita Sedih di Balik Sejarahnya - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Rame List

Lomba Tujuhbelasan dan 5 Cerita Sedih di Balik Sejarahnya

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
16 Agustus 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Di balik deretan lomba tujuhbelasan menjelang hari kemerdekaan, ada cerita-cerita sedih yang patut kamu ketahui.

Tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan Indonesia, selalu disambut dengan serangkaian lomba Agustusan atau lomba tujuhbelasan di kampung-kampung penduduk. Kamu tentu tak asing dengan permainan berhadiah di bulan kemerdekaan ini, seperti balap karung, lomba kelereng, menyusun koin, makan kerupuk, dan lain sebagainya. Tapi, tahukah kamu makna-makna dan kisah di balik lomba tujuhbelasan?

*jeng jeng jeng*

Dilansir dari berbagai sumber, Mojok Institute berhasil mengumpulkan data-data sejarah di balik beberapa nama lomba tujuhbelasan. Uniknya, kisah-kisah yang tersimpan pada masing-masing lomba ternyata merupakan kisah sedih yang menyayat hati….

1. Makan Kerupuk

Lomba yang satu ini adalah hukum wajib dalam gelaran lomba Agustusan di mana saja. Ibaratnya, selama ada penjual kerupuk, bulan Agustus pun akan berlalu dengan bahagia.

Tapi ternyata, lomba makan kerupuk ini merupkan simbol kesedihan masyarakat kita di masa penjajahan. Dulu, orang-orang misqueen kayak kita cuma bisa makan berupa nasi dan kerupuk—itu pun sudah (terpaksa) cukup nikmat. Huhuhu, sedih kan?

Baca Juga:

lomba menangkap ikan lele di sawah-sawah terakhir

Merayakan Kemerdekaan dengan Adu Tangkas Menangkap Lele di Sawah Terakhir

17 Agustus 2022
Sukarni: Soekarno-Hatta, Rengasdengklok, & Lahirnya Sebuah Republik

Sukarni: Soekarno-Hatta, Rengasdengklok, & Lahirnya Sebuah Republik

14 Agustus 2022

2. Tarik Tambang

Kekuatan otot yang menjadi pemeran utama dalam lomba ini menunjukkan bahwa tarik tambang lahir di saat orang-orang terbiasa bertanding fisik. Ternyata oh ternyata, lomba ini—lagi-lagi—lahir dari kisah sedih masa penjajahan.

Dulu, warga pribumi sering kali dimintai tenaganya untuk mengangkat benda berat menggunakan tali tambang. Untuk itulah, sebagai hiburan, para pekerja melakukan permainan dengan tali yang sama.

3. Balap Karung

Sama seperti lomba sebelumnya, lomba balap karung disebut memiliki cikal bakal masa penjajahan. Kali ini, yang menjadi sorotan adalah bahan pakaian warga pribumi.

Dulu, kakek nenek kita (atau kakek nenekknya kakek nenek kita) tidak bisa mengikuti fashion terkini dari tagar #OOTD di Instagram. Sebaliknya, mereka harus rela menggunakan pakaian dari bahan tak layak, seperti plastik, karet, atau karung goni—meski mereka jadi gatal-gatal luar biasa.

Nah, setelah Indonesia merdeka, mereka konon meluapkan kegembiraan dengan cara menginjak-injak karung. Mamam~

4. Permainan Egrang

Sedikit berbeda dengan lomba makan kerupuk dan balap karung yang lahir dari keadaan warga pribumi yang dianggap rendah, permainan egrang dalam lomba tujuhbelasan justru hadir sebagai ejekan bagi Belanda.

Seperti yang kita ketahui, bule-bule dari Belanda tentu bertubuh jangkung menjulang—berbeda dengan postur tubuh warga Indonesia yang lebih pendek. Nah, permainan egrang alias jangkungan ini pun konon sengaja dimunculkan sebagai bentuk ejekan pada postur tubuh si bule yang terlalu tinggi.

Mantap! Ngejeknya berkelas!

5. Panjat Pinang

Dalam bahasa Belanda, lomba yang satu ini dinamakan dengan De Klimmast yang berarti “panjang tiang”. Meski seru, nyatanya perlombaan ini dulu dihindari orang-orang Belanda. Pasalnya, para peserta harus rela diinjak-injak peserta lainnya demi mendapatkan hadiah.

Hal inilah yang membuat para penjajah kian kesenangan melihat pribumi ikutan lomba panjat pinang. Bagi orang Belanda, panjat pinang ini sangat menjijikkan, tapi justru sesuai dengan orang-orang Indonesia yang rela diinjak-injak hanya demi mendapatkan beras yang tergantung di atas tiang.

Ih, sejarahnya panjat pinang emang sedih, ya, ternyata? Yah kalau di zaman sekarang, sih, yang nggak kalah sedih itu pacaran udah lama, tapi belum dipinang-pinang….

Terakhir diperbarui pada 16 Agustus 2018 oleh

Tags: 17 agustusAgustusanbalap karunglomba tujuh belasanMakan kerupukpanjat pinangtujuh belasan
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

lomba menangkap ikan lele di sawah-sawah terakhir
Geliat Warga

Merayakan Kemerdekaan dengan Adu Tangkas Menangkap Lele di Sawah Terakhir

17 Agustus 2022
Sukarni: Soekarno-Hatta, Rengasdengklok, & Lahirnya Sebuah Republik
Movi

Sukarni: Soekarno-Hatta, Rengasdengklok, & Lahirnya Sebuah Republik

14 Agustus 2022
Ibu Ruswo: Pembakar Api Revolusi Dari Dapur Umum
Movi

Ibu Ruswo: Pembakar Api Revolusi dari Dapur Umum

12 Agustus 2022
6 Demotivasi dari Indonesia pada Hari Pertama sebagai Negara
Esai

6 Demotivasi dari Indonesia pada Hari Pertama sebagai Negara

19 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
prabowo sholat

Tagar #PrabowoTdkBisaSholat Menjadi Trending Topic, Bukti Sentimen Agama Masih Laris

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Segini Biaya yang Mesti Disiapkan Kalau Lolos Ujian Mandiri UGM. MOJOK.CO

Segini Biaya yang Mesti Disiapkan Kalau Lolos Ujian Mandiri UGM

30 Mei 2023
Hargianto: Antara Doa Ibu dan Keseimbangan Timnas Indonesia U-23

Lomba Tujuhbelasan dan 5 Cerita Sedih di Balik Sejarahnya

16 Agustus 2018
Meratapi Tabungan Ratusan Juta dan Uang Pensiun Akibat Tergiur Hunian Murah di Tanah Kas Desa . MOJOK.CO

Meratapi Tabungan Ratusan Juta dan Uang Pensiun akibat Tergiur Hunian Murah di Tanah Kas Desa 

1 Juni 2023
Perjalanan PO Santoso, Bus Legendaris dari Magelang yang Didirikan Seorang Dokter. MOJOK.CO

Perjalanan PO Santoso, Bus Legendaris dari Magelang yang Didirikan Seorang Dokter

2 Juni 2023
tapak suci mojok.co

Mengenal Tapak Suci, Perguruan Silat dari Jogja Gabungan 3 Aliran

5 Juni 2023
Segini Biaya yang Mesti Disiapkan Kalau Lolos Seleksi Mandiri UNY. MOJOK.CO

Segini Biaya yang Mesti Disiapkan Kalau Lolos Seleksi Mandiri UNY

1 Juni 2023
Lagi, Muncul Kasus Parkir Nuthuk di Pasar Senthir Klitikan. MOJOK.CO

Lagi, Muncul Kasus Parkir Nuthuk di Pasar Senthir Klitikan

3 Juni 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In