MOJOK.CO – Agar Pasar Sekaten terasa berwarna dan terkesan memahami generasi milenial, tak ada salahnya membuat playlist sendiri secara khusus.
Sebagai perpaduan kegiatan dakwah dan seni, Kotamadya Yogyakarta memiliki tradisi berupa upacara adat Sekaten. Upacara ini umumnya diawali dengan diadakannya Pasar Sekaten Yogyakarta selama satu bulan penuh dalam satu tahun, tepatnya pada bulan Maulud—bulan ketiga dalam tahun Jawa. Lokasi Pasar Sekaten ini ada di Alun-alun Utara Yogyakarta.
Meski paragraf pembuka di atas terkesan serius, Pasar Sekaten Yogyakarta nyatanya nggak harus kamu datangi sambil serius-serius amat. Bersama keluarga, teman, atau pacar (kalau punya), kamu bisa bergembira di Sekaten dan menikmati wahana-wahana yang ditawarkan.
Kali ini, Mojok Institute menawarkan program menarik: memilih lagu berbeda-beda untuk diputar di masing-masing wahana dan lapak di Pasar Sekaten. Apa sajakah lagu-lagu tersebut?
1. Kora-Kora
Di perayaan Pasar Sekaten, wahana kora-kora (tolong jangan bayangkan kekokohan kora-kora seperti di Dufan) menjadi salah satu permainan paling kondang. Meski dikenal dengan ayunannya yang astagfirullah-tinggi-banget-dan-bikin-pengin-muntah, kora-kora selalu saja muncul di kepala kita tiap kali mendengar kata ‘Sekaten’.
Berkat kehebohan yang ditimbulkan, lagu Aku Bisa-nya Flanella dapat diputar untuk menetralisir teriakan-teriakan berisik pengunjung. Selain karena judulnya cukup memberi motivasi (“Aku bisa, pasti bisa menyelesaikan sesi kora-kora ini!”), lagu ini juga memberi kesempatan penikmat kora-kora untuk meluapkan emosinya—siapa tahu ada yang baru disakiti hatinya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
2. Ombak Banyu
Wahana permainan yang satu ini merupakan lawan tandingan kora-kora dalam hal kepopuleran di Pasar Sekaten. Meski tampak sederhana, ombak banyu nyatanya mampu memberikan sensasi luar biasa (luar biasa bikin deg-degan, maksudnya) pada para pengunjungnya.
Karena kengerian dan nilai adventure yang ditawarkannya, lagu yang tepat diputar bersama wahana ini adalah…
…soundtrack Ninja Hattori!!! Ya, kamu tidak salah baca: soundtrack kartun Ninja Hattori yang liriknya berbunyi “Mendaki gunung lewati lembah” memang lumayan bisa menggambarkan ups and downs yang ditawarkan ombak banyu. Mantaaap~
3. Rumah Hantu
Dari namanya saja, kita sudah tahu bahwa wahana yang satu ini diadakan untuk menakut-nakuti pengunjung dengan hantu-hantuan yang berjejer rapi. Meski berbau horor dan misteri, tak sedikit pula pengunjung yang memanfaatkan rumah hantu sebagai media ber-PDKT.
Untuk mendukung gagasan tersebut, lagu Ku Tak Bisa milik Slank dapat menjadi alternatif lagu yang dapat diputar di rumah hantu. Lirik “Ku tak bisaaa… jauh, jauh darimu” jelas menjadi kode keras bagi gebetan untuk tetap menggenggam tangan kita. Uwuwuwu kesempatan~
4. Awul-Awul
Yang satu ini bukan wahana permainan, melainkan stan berisi banyak baju dan celana yang dijual murah. Umumnya, mereka adalah pakaian bekas yang dijual kembali dengan harga miring. Kalau telaten, kamu mungkin akan menemukan pakaian impian dengan harga di bawah rata-rata, mylov~
Agar lebih semangat mencari, lagu Kangen Band yang berjudul Yolanda bisa diputar di awul-awul ini. Liriknya yang berbunyi “Kamu di mana? Dengan siapa?”—meski tidak bercerita soal jualan baju—jelas memiliki benang merah dengan sebuah pencarian!
5. UMKM Kota Yogyakarta
Di Pasar Sekaten, ada banyak stan UMKM kreatif warga. Berbagai produk dijual di sana, mulai dari baju, dompet, hingga makanan kecil. Semuanya merupakan barang-barang yang menghidupi pemilik UMKM atau—dengan kata lain—adalah hasil karya dari UMKM Yogyakarta.
Agar lebih menghayati dan memahami hasil jerih payah UMKM, tak ada salahnya lagu Mahakarya milik Tulus diputar keras-keras. Liriknya yang berbunyi “Beri hati pada setiap kerja kerasmu, karya-karyamu” dipastikan dapat menyentuh seluruh pedagang~