Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame List

7 Perjuangan Hidup dengan Sifat Pemalu yang Bikin Susah

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
12 Agustus 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebagai seseorang yang memiliki sifat pemalu, kadang-kadang saya merasa seolah-olah hidup menjadi lebih berat 32.746 kali.

Lingkungan baru sering menjadi tantangan bagi beberapa orang, khususnya kita-kita yang dianugerahi sifat pemalu. Saking pemalunya, kadang kita sampai pusing sendiri. Kenapa, sih, hidup harus seberat ini? Kenapa, sih, kita harus tertahan karena sifat pemalu yang berlebihan ini?

Dan… orang-orang lain tahu  nggak, sih, betapa kita sebenarnya harus menghadapi permasalahan-permasalahan ‘besar’ dalam hidup cuma karena kita ini malu? :(((

Secara khusus, saya jelas berharap bahwa orang-orang pemalu kayak kamu—dan saya sendiri—bisa mendapat pengertian lebih dari orang-orang lain tanpa perlu kita beri tahu dengan malu-malu. Maka, melalui tulisan ini, marilah simak bersama mengenai perjuangan-perjuangan kami—para pemalu:

1. Ditawarin Makan? Malu.

Ada teman yang datang membawa makanan. Dengan gesit, ia menawarkannya ke semua orang, termasuk kami, para pemalu. “Nih, jajan,” katanya, sambil menyodorkan santapan tersebut.

Sialnya, karena sifat pemalu yang mendarah daging itu, secara refleks kami cuma bisa menjawab, “Eh iya, nanti aja,” atau “Nggak, Mbak,” atau malah bohong, “Aku dah makan tadi,” padahal sebenernya yang mau kami bilang adalah: “AKU PENGIN AMBIL MAKANANNYA DONG, AKU LAPER BANGET, NIH.”

Tapi, yah—kami terlalu malu untuk itu.

2. Diajak Kenalan? Malu.

Jangankan mengambil makanan yang ditawarkan, wong diajak kenalan saja sudah jadi tantangan tersendiri buat kami!

Ya, ya, ya. Kecenderungan kami untuk tidak bicara banyak dan tidak berekspresi dinilai orang sebagai sikap membosankan dan jutek. Kadang-kadang kami ingin sekali bersikap lebih easy going dan membuka percakapan hangat yang menyenangkan, ta-tapi…

…kami tu malu, Kak, malu! Mbok ajakin kami ngobrol duluan aja, gitu…. :(((

3. Mau Buka Suara? Malu.

Ada kalanya, kami terlibat dalam suatu pembicaraan atau diskusi serius. Lalu, terjadilah sebuah momen: seseorang melempar sebuah pertanyaan atau masalah yang sebenarnya kami tahu jawabannya.

Sialnya, alih-alih langsung menjawab atau mengusulkan pandangan, niat kami harus berhenti di kerongkongan. Tapi, waktu tiba-tiba seorang teman buka suara dan memberi penjelasan yang kurang lebih mirip dengan apa yang sebenarnya ingin kami sampaikan, kami pun jadi gondok sendiri.

Kenapa cuma untuk ngomong kayak gitu aja kami nggak berani, sih???

4. Diikuti Pelayan Toko? Malu.

Perlu diketahui, keputusan kami untuk berbelanja di toko patutlah diapresiasi. Soalnya, kami jauh lebih merasa nyaman berbelanja di online shop atau market place saja.

Iklan

Tapi, ada beberapa masa ketika kami akhirnya datang ke toko. Tapi, selagi kami memilih barang, kami sangat merasa tidak nyaman saat tahu-tahu si pelayan toko datang mendekat dan mengikuti kami—meskipun kami paham bahwa kerjanya dia ya kayak gitu :(((

Itulah kenapa waktu kami ditanya, “Mau cari apa, Mbak?” kami bakal langsung jawab, “Cuma lihat-lihat dulu, Mbak,” lalu pergi ke tempat lain….

5. Mau Ketemu Orang? Malu.

Pada suatu keadaan yang mengharuskan kami bertemu seseorang, sifat pemalu kami tidak bisa tenang. Untuk mengantisipasi ke-krik-krik-an yang mungkin terjadi, kami cenderung mempersiapkan daftar topik pembicaraan di dalam kepala.

Ah, jangankan waktu mau ketemu orang, wong waktu nggak sengaja ketemu orang yang kami kenal aja rasanya malu mau nyapa. Alhasil, kami cenderung mlipir dan pura-pura nggak lihat.

Maafin kami, Teman-Teman :(((

6. Nanya Berkali-kali? Malu.

Saat diajak bercerita panjang lebar oleh seorang teman, kadang kala kami merasa khawatir sekali. Apa pasal? Soalnya, kadang kami tak begitu jelas mendengar kata-kata si teman.

Memang, mulanya kami memberanikan diri memintanya mengulang perkataannya (“Hah? Apa?”). Tapi, kalau ternyata omongannya masih tetap nggak jelas, kami jadi malu mau nanya lagi, lalu memilih diam dan senyum-senyum aja.

Sok ngerti abis, padahal clueless.

7. Di Rumah Mau Ada Tamu? Malu.

Tiap kali orang rumah kami (bapak, ibu, kakak, adik, atau teman sekontrakan) memberitahu bahwa ia akan kedatangan tamu, kami merasa harus memutuskan satu hal: kami tidak usah menampakkan diri dan ikut menyapa si tamu. Kami malu.

“Aku di kamar aja, ya,” begitulah selalu kata kami, mengunci diri dalam kesepian karena malu tak berkesudahan. Bahkan, saat mau ke kamar mandi pun kami harus mindik-mindik agar tidak ketahuan.

Kenapa begitu? Entahlah, yang jelas kami malu. Itu saja.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: ajak kenalancewekcowokditawarin makanankehidupanmalumalu bertanyamasalahpersahabatansifat pemalu
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Mengatasi Rasa Khawatir dan Tidak Puas dalam Hidup | Semenjana Eps. 8
Video

Mengatasi Rasa Khawatir dan Tidak Puas dalam Hidup | Semenjana Eps. 8

17 Maret 2025
7 Jenis Investasi Bukan Uang yang Sering Dilupakan Orang | Semenjana Eps. 4
Video

7 Jenis Investasi Bukan Uang yang Sering Dilupakan Orang | Semenjana Eps. 5

27 Februari 2025
Brand Fesyen Lokal Roughneck 1991 Jajal Bisnis Men’s Care. MOJOK.CO
Ekonomi

Brand Fesyen Lokal Roughneck 1991 Jajal Bisnis Men’s Care

4 Juli 2023
Uneg-uneg untuk Persahatan: Akhirnya Aku Mengerti Dunianya Bukan Aku Lagi
Uneg-uneg

Uneg-uneg Persahabatan: Akhirnya Aku Mengerti Dunianya Bukan Aku Lagi

29 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.