MOJOK.CO – Pertanyaan debat capres telah dibagikan kepada kedua pasangan. Seandainya Mojok Institute yang membuatnya, mungkin begini daftar pertanyaan sesungguhnya.
Hari ini, Kamis (17/1) debat capres pertama 2019 bakal digelar antara kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno. Tema yang diusung dalam debat capres ini adalah Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme, serta bakal disiarkan di empat stasiun televisi, yaitu TVRI, RRI, Kompas TV, dan RTV. Kabarnya, pertanyaan debat telah dibagikan pada paslon sebelumnya, meski cara ini menuai protes.
Padahal, mah, apa salahnya paslon dapet kisi-kisi??? Bukankah kita juga suka dapet kisi-kisi kalau mau ulangan Fisika—bahkan minta contekan sama kelas sebelah???
Kalau saja—kalau loh ya—Mojok Institute adalah pengemban kepentingan tertinggi di Indonesia, pertanyaan-pertanyaan untuk debat capres yang bakal digelar nanti malam adalah pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini:
*JENG JENG JENG*
1. “Apa tanggapan Anda mengenai fenomena mahasiswa yang bawa danusan sendiri, tapi ngebeli sendiri?”
Untuk keperluan acara, beberapa mahasiswa melakukan upaya danusan (dari kata dana dan usaha) bersama-sama untuk mencari uang, termasuk jualan jajanan. Namun, karena ogah panas-panasan (sekaligus bercampur gengsi), mereka pun akhirnya memilih untuk…
…membeli danusan sendiri!!!!1!!1!!!
Bapak-bapak Capres dan Cawapres, coba ingat-ingat: apa, sih, manfaat danusan? Kalau memang ujung-ujungnya ngebeli sendiri, kenapa nggak sekalian aja kita disuruh iuran dari awal dan danus dihapuskan sama sekali dari kehidupan mahasiswa, Pak? Kenapa harus berubah bentuk dulu jadi donat dan kue cucur? Apakah diperlukan hukum khusus yang mengatur danusan, Pak? Apakah ini termasuk tindak korupsi karena kami jadi menghilangkan kesempatan orang lain menikmati kue cucur, Pak???
2. “Apakah tindakan anggota kelompok yang minta bagi tugas, tapi dia cuma dapet peran nge-print bisa dikatakan adil?”
Dalam kehidupan perkuliahan, tugas individu kadang terasa jauh lebih mudah dibandingkan tugas kelompok. Kenapa? Ya karena yang kerja ujung-ujungnya satu orang, sementara yang lain cuma featuring di daftar nama anggota. Lebih sialnya lagi, saat ada pembagian tugas, seseorang biasanya kekeuh berkata, “Aku yang nge-print aja nggak papa, kok,” dengan nada heroik, seakan-akan nge-print adalah tugas paling berat dan mulia yang akan menyelamatkan semua anggota kelompok dari lembah kebodohan.
Kadang-kadang, nih, Pak Capres dan Cawapres, kami berharap ada sesuatu yang “menampar” batin si tukang nge-print biar kapok dan nggak banyak omong. Tapi apa, ya, Pak?
3. “Kenapa ibu-ibu kalau nyari barang pasti ketemu, padahal tadi kita nyari di tempat yang sama tetep nggak ketemu-ketemu?”
Pak Capres dan Cawapres, kami lelah dikatai “Makanya cari barang itu pakai mata, bukan pakai mulut!” setiap kali ibu kami berhasil menemukan kaos kaki hanya dalam hitungan menit. Maksud kami, emangnya kami lagi main bird box challenge gitu apa??? Kan nggak, Pak!
Yang kami butuhkan adalah penjelasan; penjelasan kenapa kami berbeda dengan ibu kami, padahal kami ini anak kandungnya. Apakah kami harus jadi ibu-ibu dulu agar bisa mewarisi kepandaiannya mencari barang? Gampang, kalau kami perempuan. Lah kalau kami lelaki, gimana Pak? Apakah kami tidak berhak memiliki kemampuan untuk mencari barang dengan tepat? Apakah ini alasannya kenapa kami belum berhasil menemukan dia yang terbaik untuk hati kami, Pak? Jawab, Pak!
4. “Adakah metode untuk bisa ngepoin akun-akun Instagram yang digembok?”
Kami tahu ini terdengar creepy dan pathetic, tapi kadang kami perlu melihat lebih lengkap akun-akun tertentu di profil Instagram yang terkunci, Pak. Soalnya, kami menemukan bukti bahwa pacar kami mem-follow akun tersebut. Akun siapa itu coba, Pak??? Gimana kalau itu akun aneh yang mengajak semua followers-nya untuk ikut berkumpul di Bali dan mereka dijadikan buih-buih ombak di Pantai Kuta??? Gimana, Pak???
Apa? Bapak bilang kami cuma cemburu???
Gini ya Pak, akun-akun yang terkunci itu juga aneh. Kadang tiba-tiba, merekalah yang balas ngepoin kita dan nggak sengaja mengeklik like di foto yang kita unggah bulan Mei dua tahun yang lalu. Apa coba, Pak, maksudnya??? Kami ingin kehidupan daring yang tenang dan aman, Pak!
5. “Apa hukumnya menggunakan foto artis saat mengunggah #10YearChallenge di media sosial?”
Ramainya tren #10yearchallenge tengah menyeruak di lini masa media sosial saat ini. Banyak pengguna internet berlomba-lomba memasang foto zaman dulu (tahun 2009) untuk disandingkan dengan foto terbaru mereka di 2019. Yang jadi pertanyaan kami adalah…
…kenapa, sih, ada saja orang yang menggunakan foto artis di bagian foto tahun 2019??? Apa yang ada di pikiran mereka: apakah menurut mereka kita semua bakal tertawa dengan jokes-nya yang sudah dilakukan 873.328 pengguna internet lainnya??? Apakah menurut mereka, mereka memang semirip itu dengan sang artis??? Apakah menurut mereka kita-kita ini bodoh dan tidak bisa membedakan produk original dan KW??? Hmm???