MOJOK.CO – Tribunnews sudah sepantasnya masuk salah satu keajaiban dunia. Tanpanya, kita tidak bisa menemukan hal ajaib di Indonesia kita terseyeng.
Masifnya perkembangan teknologi terutama dalam media sosial dan media massa membuat berita tersebar dengan mudah. Berita buruk, baik, dan bohong mudah tersebar hanya dengan satu jari. Kita melewati banyak masa di mana berita bohong yang tersebar diamini menjadi dogma.
Dari Naruto gabung Akatsuki, dunia itu datar, Hitler mati di Indonesia, hingga Gaj Ahmada yang jadi petinggi Konoha.
Berita bohong tersebut kebanyakan muncul dari blog-blog tak jelas. Tapi ada juga media yang sering menyebarkan berita-berita ajaib. Tak lain dan tak bukan, pliswelkom… Tribunnews.
Kalau di antara kamu yang ngira kita bakal nge-diss media tersebut, oh tidak, kita justru sedang mengapresiasi langkah Tribunnews mengabarkan hal yang harusnya kita perhatikan, namun tidak kita gubris karena masih banyak hal penting dalam hidup.
Pernyataan Sitty Hikmawatty, anggota KPAI yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan harus dipisah di satu kolam renang untuk menghindari kehamilan diberitakan pertama kali oleh Tribunnews. FYI aja sih.
Kalau pernyataan itu datang dari komen orang random di Facebook apa YouTube mungkin tidak perlu digubris. Tapi ini kan orang penting, wajar kalau Tribunnews mengambil langkah yang akan diapresiasi seluruh umat manusia.
“One small step for a man, one giant leap for mankind,” itulah yang dilakukan Tribun, mengutip kata-kata Neil Armstrong.
Tribunnews sering dihujat karena memberitakan hal tak penting dan tidak terpercaya. Kalau ada berita ajaib muncul dan ditulis oleh Tribunnews, orang-orang pasti langsung menghujat tanpa membacanya terlebih dahulu.
Padahal kapan kita mau maju kalau kita sudah menghakimi terlebih dahulu? Saya tahu kalau berita yang cuma 8 paragraf bakal dipotong jadi 4 halaman, tapi ayolah, demi literasi apalah arti kuota.
Kita harus adil sejak dalam pikiran, dan tidak terkecuali adil terhadap Tribunnews. Mungkin beritanya ajaib, tapi kalau bukan mereka, siapa yang mau memberitakan hal-hal ajaib yang terjadi di sekitar kita?
Tempo sudah jatahnya memberitakan politik negara kita, BBC juga nggak bisa diharapkan nulis kayak gitu. Tirto? Nulis review album Hindia aja dihujat, apalagi nulis berita macam Tribunnews.
Bayangkan kalau tidak ada martir macam Tribunnews, media lain pasti melakukan apa yang mereka lakukan demi klik. Akhirnya tingkat literasi kita yang sudah remuk akan menuju titik tidak terselamatkan lagi. Karenanya, kita punya keinginan untuk menaikkan mutu tulisan agar rakyat Indonesia bisa diselamatkan.
Berita-berita ajaib yang dimunculkan justru memberikan kita peringatan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Negara kita punya masalah mendasar di bidang pendidikan dan pemerataan kesejahteraan.
Kita juga akhirnya jadi tahu bahwa banyak pejabat digaji super tinggi namun tidak punya kapasitas yang memadai. Tribunnews memberikan kita kesadaran bahwa kita sedang diludahi oleh negara dengan menempatkan orang-orang gatheli yang dibiayai dengan pajak kita.
Coba kalau Tribunnews tidak mengambil inisiasi untuk mewawancarai Ibu Sitty, kita tidak tahu kalau ada pejabat KPAI yang remuk pengetahuannya tentang reproduksi.
Bagaimana kalau jebul ibu tersebut diundang untuk mengisi seminar tentang reproduksi remaja di sekolah atau instansi, berapa besar potensi kerusakan yang bisa ditimbulkan kalau Tribunnews tidak mengorbankan dirinya? Bener-bener pengorbanan yang warbiyasak.
Tribunnews itu ibarat Batman. Rela disebut penjahat dan dikejar para polisi Gotham demi kota yang lebih baik. Kita hanya belum sampai di titik menyadari bahwa media tersebut adalah pahlawan yang dibutuhkan.
Soalnya seperti kata Jim Gordon, “Because he’s the hero that Gotham deserves, but not that it needs right now. So we will hunt him. Because he can take it. Because he is not a hero. He is a silent guardian. A watchful protector. A DARK KNIGHT.”
BACA JUGA Berharap Jokowi Berbuat Lebih Memang Sia-sia Belaka dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.