Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Tips Agar Spongebob dan Promo Film Gundala Tidak Kena Tegur KPI

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
16 September 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tercatat ada 14 program siaran televisi yang kena tegur dari KPI. Dua di antaranya adalah SpongeBob SquarePants dan promo film Gundala. Nah lho.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada Kamis (15/9) menerbitkan surat teguran kepada program “Big Movie Family: The SpongeBob SquarePants Movie” dan promosi film Gundala yang tayang di televisi. Dua program ini merupakan dua di antara 14 program siaran televisi yang dianggap melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Siaran (P3-SPS) KPI tahun 2012.

Inilah ke-14 siaran yang ditegur oleh KPI tersebut:

  1. Program Siaran Jurnalistik “Borgol” GTV
  2. “Big Movie Family: The SpongeBob SquarePants Movie” GTV
  3. “Ruqyah” Trans 7
  4. “Rahasia Hidup” ANTV
  5. “Rumah Uya” Trans 7
  6. Program “Obsesi” GTV
  7. Promo Film “Gundala” TV One
  8. “Ragam Perkara” TV One
  9. “DJ Sore” Gen FM
  10. “Heits Abis” Trans 7
  11. “Headline News” Metro TV
  12. “Centhini” Trans TV
  13. “Rumpi No Secret” Trans TV
  14. “Fitri” ANTV

Meski begitu, netizen Indonesia sebenarnya tidak terlalu memedulikan ke-12 program siaran yang ditegur, kecuali The Spongebob dan promo film Gundala. Bahkan tagar #BubarkanKPI mengudara kembali, mengingat komisi ini juga perna kena cercaan netizen karena punya agenda mengawasi media digital kayak Youtube, Netflix, bahkan Facebook.

Tak disangka, belum kelar dengan isu tersebut, KPI sudah bikin perkara dengan penduduk Bikini Bottom. Hal yang bikin tagar #savespongebob juga ikut mengudara berbarengan dengan tagar #BubarkanKPI di jagat Twitter.

Sebenarnya kalau mau diperhatikan, KPI tidak sedang menegur rangkaian siaran SpongeBob yang selalu tayang diulang-ulang episodenya sejak zaman jebot itu, melainkan yang ditegur adalah The Spongebob Squarepants Movie.

Menurut KPI, di segmen “Rabbids Invasion” ada adegan kekerasan berupa aktivitas memukul wajah dengan papan, menjatuhkan bola bowling, sampai melayangkan paku ke wajah, dan adegan sadis lainnya. Dan semua itu dilakukan antar sesama kelinci.

Iya, sesama hewan mamalia darat. Mungkin jika adegan itu dilakukan oleh sesama ikan, barangkali KPI nggak sesewot itu.

Apa yang dilakukan KPI ini sebenarnya sudah sangat tepat sebagai instansi yang independen terhadap kualitas siaran televisi di Indonesia. Sebab, selain soal kekerasan, sebenarnya kalau kita mau berpikir jernih KPI ingin menegur bagaimana logika seekor mamalia bisa berbuat kekerasan kepada sesamanya di dasar laut itu sangat berbahaya.

Hal semacam ini sudah pernah diinisasi oleh stasiun televisi yang bersangkutan ketika melakukan sensor “blur” gambar bikini yang dipakai Sandy, karakter kelinci paling seksi, yang kebetulan terdaftar sebagai salah satu penduduk Kecamatan Bikini Bottom.

Beberapa netizen sering salah sangka, bahwa blur atau sensor ini dilakukan karena upaya menghindari tudingan penyebaran konten pornografi, padahal hal ini adalah upaya agar anak-anak Indonesia tidak tahu kalau Sandy sebenarnya adalah hewan menyusui. Jadi anak-anak di Indonesia tidak teracuni dengan anggapan kalau Sandy ini adalah mamalia darat yang bisa hidup di dasar laut pakai baju astronot.

Apalagi, kalau KPI memang niat menegur SpongeBob, seharusnya yang ditegur bukan ketika segmen ada kelinci berbuat kekerasan atau pakai baju seksi, melainkan ketika segmen “Raja Ubur-Ubur”.

Lha gimana? Segmen ini sampai jadi “kepercayaan” betulan di Serang, Banten, pada yang ramai pada 2018 silam je. Sepasang suami istri diketahui sampai mendirikan agama baru bernama “Kerajaan Ubur-Ubur”. Apa nggak sangar itu? Sebuah film kartun bercerita soal spons di laut bisa menginisiasi kelahiran sebuah agama!

Ini belum dengan seekor kepiting bernama Mr. Krabs yang bisa punya anak paus segede gaban. Bayangkan saja, gimana logikanya seekor anthropoda pelit bisa punya anak mamalia pemakan plankton?

Iklan

Oleh karena itu, untuk kalian para pembela SpongeBob di luar sana, janganlah kalian terlalu galak sama KPI. Nanti kalau mereka marah dan mengecek semua episode SpongeBob, bisa-bisa siaran kartun kecintaan rakyat Indonesia ini benar-benar diberangus karena logika-logika ambyarnya.

Nah, ke depan, agar SpongeBob nggak kena tegur lagi, maka lebih baik siaran ini diganti saja jadi acara kuis, talk show, atau film dokumenter.

Misalnya, kuis bikin SIM A di sekolah mengemudi SpongeBob. Atau talk show tentang permainan klarinet Squidward. Atau, kalau memang harus dibikin siaran yang berfaedah, bisa sih bikin dokumenter tentang rahasia sukses Mr. Krabs dengan bisnis Krusty Krab-nya dengan judul “kiat sukses berbisnis tanpa perlu bayar gaji lembur karyawan”.

Tapi tidak cuma penggemar SpongeBob saja yang ngamuk-ngamuk atas teguran itu. Selain SpongeBob, promo film Gundala juga kena tegur oleh KPI. Bukan film-nya sih yang ditegur KPI, melainkan promo filmnya. Kebetulan promo filmnya ada adegan yang memakai kata “bangsat”.

Hal yang langsung dibalas oleh Joko Anwar, sang sutradara.

Promo Gundala kena sanksi @KPI_Pusat karena ada dialog bilang ‘Bangsat.’ Bangsat artinya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: pic.twitter.com/pOP1lg0NyP

— Joko Anwar (@jokoanwar) September 15, 2019


Jika melihat tanggapan Joko Anwar itu, kita sebagai anak bangsa yang menjunjung kesopanan patut untuk mengelus dada. Ya kan harusnya beliau sebagai sutradara terkenal bisa lebih santuy terhadap orang-orang KPI.

Apa susahnya sih dialog “bangsat” itu diganti menjadi, “kepinding” atau “kutu busuk” aja? Selain nggak sekasar “bangsat”, masyarakat kita kan jadi belajar soal kosakata baru. Jadi selain menikmati film-nya, kita bisa juga bawa KBBI kalau lagi nonton filmnya. Keren kan? Belajar Bahasa Indonesia sambal nonton film Gundala.

Atau kalau mau lebih syar’i dan nggak bakal kena teguran KPI, bisa juga kok kalau mau pakai kata-kata, “kafir” atau “ahli neraka”. Misalnya ketika mau memaki, bilang aja, “dasar sesat!” atau pakai kalimat tanya, “kamu Islam?”

Meski kalimat itu jauh lebih kasar ketimbang “bangsat”, tapi yakin deh kalau KPI nggak bakal menegur. Soalnya ada 1,5 juta penonton film Gundala yang bakal duluan bikin petisi boikot.

BACA JUGA Udahlah KPI, Nggak Usah Ikut Cawe-Cawe Ngurusin Platform Digital atau tulisan Ahmad Khadafi lainnya

Terakhir diperbarui pada 16 September 2019 oleh

Tags: Gundalakpispongebob
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

komik lokal Gundala
Kilas

Peluang Bagi Komikus, Komik Lokal Indonesia Lagi Banyak Difilmkan

22 September 2022
Saipul Jamil dalam Pusaran Ide Penyuluhan versi KPI dan KPK MOJOK.CO
Esai

Saipul Jamil dalam Pusaran Ide Penyuluhan versi KPI dan KPK

13 September 2021
UU ITE Bakal Jerat Korban Perundungan dan Pelecehan Seksual di KPI: Sudah Speak up, Malah Dipaksa Give Up MOJOK.CO
Kilas

UU ITE Bakal Jerat Korban Perundungan dan Pelecehan Seksual di KPI: Sudah Speak Up, Malah Dipaksa Give Up

7 September 2021
Angga Sasongko, Deddy Corbuzier, dan Ernest Tegas Menolak Saipul Jamil. KPI Kapan woi?
Pojokan

Angga Sasongko, Deddy Corbuzier, dan Ernest Tegas Menolak Saipul Jamil. KPI Kapan woi?

6 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.