Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Ternyata Iman Saya Memang Masih Murah Meriah

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
30 Oktober 2019
A A
Ternyata Iman Saya Memang Masih Murah-Meriah

Ternyata Iman Saya Memang Masih Murah-Meriah

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Perkara harta dan kebendaan ternyata bisa menggoyahkan iman saya.

Tentu saja saya bukan orang yang saleh. Kendati demikian, saya tetaplah pribadi yang menganggap penting nilai iman. Saya percaya, iman, ketaatan kepada Tuhan, dan segala tetek bengeknya yang berhubungan dengan kerohanian adalah hal yang mahal. Ia lebih berharga daripada harta benda apa pun.

Dalam doa-doa yang selalu saya panjatkan, saya selalu berdoa, “Ya Tuhan, kuatkanlah imanku, kuatkanlah Islamku,” bukannya, “Ya Tuhan, kuatkanlah ketahanan pangan dan ekonomiku.”

Namun begitu, ada banyak peristiwa yang membuat saya merasa bahwa iman saya ternyata tak semahal yang saya duga. Kejadian saat salat Jumat minggu kemarin menjadi salah satunya.

Saat salat Jumat lalu, seperti salat-salat saya biasanya, saya meletakkan kacamata saya di depan saya. Saya memang terbiasa meletakkan kacamata (juga ponsel) di depan saya saat salat. Saya tidak terbiasa salat sambil memakai kacamata, sebab hidung saya sungguh jahanam peseknya sehingga kalau saya memaksa memakai kacamata, jidat dan hidung saya susah untuk menyentuh lantai, yang mana setahu saya, merupakan syarat baiknya sujud.

Keputusan biasa saya meletakkan kacamata di depan saya saat salat Jumat kemarin ternyata memberikan pelajaran spiritual yang sangat besar bagi saya.

Salat saya menjadi sangat tidak khusyuk dan membuat jantung saya ser-seran sebab ternyata ada anak kecil yang bikin saya khawatir. Ia berlarian bolak-balik di depan barisan saf salat saya. Tentu saja saya maktratap. Saya takut kacamata saya terinjak.

Lha gimana, ini sudah kali ketiga saya ganti kacamata, dan tiap kali ganti, koceknya lumayan terasa. Kacamata saya ini harganya nggak mahal-mahal amat sih, tapi juga nggak murah-murah amat. Satu koma tiga juta. Kalau sampai terinjak, ya tekor juga.

Salat saya benar-benar kacau. Kepikiran terus sama kacamata.

Untung saja, sepanjang rakaat pertama, si anak kecil tersebut berlarian ke arah saf yang menjauhi saya.

Tapi dasar nasib. Pas rakaat kedua, sesaat setelah saya bangkit dari rukuk, si anak ternyata berlari ke arah depan saya.  Posisi kaki si anak tersebut saya perkiraan bakal menginjak kacamata saya.

Dalam jarak yang sangat tipis, tangan dan mulut saya refleks.

“Awas!” teriak saya sembari memajukan tangan menghalau si anak.

Saya lemas. Batal sudah salat Jumat saya.

Iklan

Maka, mau tak mau, saya harus mengganti salat Jumat saya dengan salat Duhur.

Saya sedih. Bukan karena saya harus mengganti salat saya, melainkan karena iman saya ternyata masih murah, sampai-sampai saya tidak bisa menjaga kekhusyukan salat hanya karena kacamata.

Saya jadi ingat kisah Khalifah Umar bin Khattab r.a. Beliau pernah tertinggal salat asar berjamaah karena sibuk dengan kebun kurmanya. Beliau sungguh menyesal atas hal itu. Sebagai penebusan, Beliau pun lantas menyedekahkan kebun kurma miliknya.

Malam ini, saya mengamati kacamata saya lekat-lekat.

Dalam hati, terpikir pertanyaan, Haruskah saya meniru Khalifah Umar? Haruskah saya menyedekahkan kacamata ini?

Lima detik kemudian, dari dalam hati pula, tersirat jawaban, Jangan, Gus. 1,3 juta, je!

Saya makin yakin, iman saya memang murah meriah.

BACA JUGA Ngobrol sama Pemilik Toko Cat Warna Abadi ‘WAWAWA’ Soal Nama dan Boneka Angin Legendaris atau artikel Agus Mulyadi lainnya.

Terakhir diperbarui pada 30 Oktober 2019 oleh

Tags: imankacamatasalat
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

vherkudara mojok.co
Kilas

Merasakan Pengalaman Baru Menjajal Kacamata di Offline Store Vherkudara Eyewear

7 Juli 2023
Muhammad Tri, Lulusan Sejarah UGM yang Merawat Ratusan ODGJ dengan Salat dan Zikir. MOJOK.CO
Sosok

Muhammad Tri, Lulusan Sejarah UGM yang Merawat Ratusan ODGJ dengan Salat dan Zikir

10 April 2023
Uneg-uneg untuk Masjid yang Tutup di Luar Jadwal Salat MOJOK.CO
Uneg-uneg

Uneg-uneg untuk Masjid yang Tutup di Luar Jadwal Salat

29 Januari 2023
tempat wudu di tempat umum
Uneg-uneg

Mengapa Masih Banyak Tempat Umum yang Menyediakan Tempat Wudu Terbuka Bagi Perempuan?

8 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.