Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Tarif Iuran BPJS yang Sempat Turun Kini Naik Lagi, Apakah ini The New Normal?

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
13 Mei 2020
A A
bpjs
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pemerintah menaikkan tarif iuran BPJS yang beberapa waktu yang lalu sempat turun. Masyarakat bakal semakin mobat-mabit. 

Di Indonesia ini, rasanya tak banyak sinetron yang bagus. Hampir semuanya buruk, atau minimal, dari penilaian 1-10, jarang yang bisa menyentuh angka 6,5.

Kendati demikian, dari serangkaian sinetron yang buruk itu, akan selalu ada standar baku yang membuat sebuah sinetron setidaknya menjadi layak tonton dan kemudian laris.

Salah satu standar yang sering dipakai tentu saja adalah adanya alur yang naik turun. Penonton selalu suka suspensi. Penonton tak pernah suka dengan kedataran. Tak suka dengan kisah yang mulus-mulus saja. Penonton akan lebih suka dengan kisah seorang wanita yang dicampakkan oleh suaminya yang miskin, kemudian bercerai, kemudian bertemu dengan lelaki lain yang ternyata kaya, baik hati, dan pengertian. Akan sangat tidak menarik jika si wanita adalah anak seorang terpandang, dari keluarga yang mapan, kemudian menikah dengan lelaki yang juga kaya, yang kebetulan kok ya baik hati dan pengertian.

Pada kenyataannya, ini berlaku bukan hanya pada sinetron, melainkan juga banyak hal, termasuk film bokep sekalipun. Penonton tidak pernah menyukai kisah hubungan seksual yang terjadi antara suami-istri di kamar yang mewah. Penonton film bokep akan lebih menyukai kisah seorang istri yang ditinggal oleh suaminya, lalu rumahnya dirampok, kemudian ia melawan, saat melawan itu, roknya tersingkap, rampoknya kemudian tertarik dengan si wanita dan mulai bernafsu, dan tak diduga sentuhan-sentuhan dari si rampok itu mampu membangitkan hasrat su wanita, ia pun kemudian mengabaikan kejahatan yang sudah dilakukan oleh si perampok, keduanya lantas mulai memadu kasih di atas sofa di samping barang-barang curian yang sedang akan diangkut oleh si perampok.

Naik turun itu penting. Ia mampu mengaduk emosi.

Drama yang bagus adalah drama yang mampu membuat emosi penontonnya naik sampai ke ubun-ubun, kemudian meredakannya sampai pada titik yang paling kalem, kemudian naik lagi, kemudian turun lagi, begitu seterusnya.

Masyarakat selalu menyukai konsep “naik turun” itu. Semakin naik-turun, semakin bagus.

Nah, tampaknya konsep naik turun inilah yang sedang digunakan oleh Pemerintah saat beberapa waktu yang lalu memutuskan untuk menaikkan kembali tarif iuran BPJS yang beberapa bulan sebelumnya sempat naik dan sempat turun.

Keputusan menaikkan tarif iuran tersebut tertuan dalam Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan yang baru saja diteken oleh Jokowi. Perpres yang baru itu praktis membuat tarif iuran BPJS dalam dua tahun terakhir mengalami naik turun setidaknya dua kali.

Tarif turan BPJS yang ditetapkan tahun 2018 sempat naik dua kali lipat karena ditekennya Perpres Nomor 75 Tahun 2019. Tarif yang baru ini kemudian turun lagi karena Perpres Nomor 75 itu dianulis oleh MA setelah digugat oleh Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia. Tarif Iuran pun turun kembali sesuai Perpres yang sebelumnya sudah ada. Sekarang, tarif yang sudah turun itu akan kembali naik dengan adanya Perpres Nomor 64 Tahun 2020.

Perpres tersebut berisi ketetapan aturan tarif iuran BPJS yang baru, yakni kelas III sebesar Rp35 ribu rupiah (mulai berlaku awal tahun mendatang), kelas II sebesar Rp100 ribu, dan kelas I sebesar Rp150 ribu.

Jika dibandingkan dengan Perpres yang ada sebelumnya, artinya ada kenaikan sebesar Rp9 ribu pada iuran peserta kelas III, Rp49 ribu untuk peserta kelas II, dan Rp70 untuk peserta kelas I.

Tentu saja kebijakan (entah layak disebut sebagai kebijakan atau tidak, sebab terlihat sangat tidak bijak) ini menjadi hantaman yang telak bagi warga yang sedang begitu terpukul karena ekonominya mobat-mabit akibat pandemi corona.

Iklan

Keputusan naiknya kembali tarif iuran BPJS ini menambah daftar keputusan pemerintah yang dianggap tak becus di masa pandemi corona ini.

Dari mulai kebijakan memberikan subsidi insentif pariwisata di saat banyak negara lain justru sibuk menutup akses masuk ke negaranya, program pelatihan kartu prakerja yang harganya terlalu mahal, pembelian alat rapid test yang belakangan terbukti hasilnya banyak yang tak akurat, sampai yang terkini, mengizinkan warga berusia 45 tahun ke bawah padahal justru warga usia tersebut yang sangat berpotensi bisa menyebarkan virus corona.

Satu per satu keputusan ganjil tersebut tentu saja membikin kepercayaan masyarakat semakin tipis. Tak heran jika kemudian masyarakat mudah saja mengabaikan instruksi-instruksi dari pemerintah.

Melihat gelagat yang sedang terjadi ini, tampaknya pola tersebut masih dan akan terus terjadi. Masyarakat memang harus mulai bersiap dengan berbagai kemungkinan yang menyebalkan sebab pemerintah sekarang memang sedang sangat hobi seenaknya sendiri.

Kita harus sadar bahwa sekarang kita tidak menghadapi satu pandemi. Kita, saat ini, menghadapi tiga pandemi yang ketiga-tiganya sama berbahayanya: corona, warga yang sembrono, dan pemerintah yang terlalu hobi atraksi.

Tampaknya, ketika kita bicara tentang “The new normal”, maka inilah yang sedang kita hadapi. Dikerjain pemerintah adalah the new normal.

Tapi tentu saja itu bukan salah pemerintah. Ingat, tugas pemerintah memang membikin aturan dan menerapkannya. Sedangkan untuk membikin agar rakyat bisa ikhlas dalam menerima aturan tersebut, itu adalah tugas Tuhan.

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2020 oleh

Tags: BPJScoronapemerintah
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Kepesertaan BPJS Kesehatan Jawa Tengah capai 98% MOJOK.CO
Kilas

Kepesertaan BPJS Kesehatan di Jateng Capai 98,68%, Digenjot demi Bantu Masyarakat Dapat Layanan Paripurna

3 September 2025
Pedih orang-orang yang penyakitnya tidak ditanggung BPJS MOJOK.CO
Ragam

Tersiksa Punya Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS, Biaya Pengobatannya bikin Putus Asa

14 Januari 2025
PPN Nggak Jadi Naik: Masih Ada Tapera, dan Kenaikan Iuran BPJS, Tarif KRL, UKT.MOJOK.CO
Ragam

PPN Nggak Jadi Naik: Masih Ada Tapera, dan Kenaikan Iuran BPJS, Tarif KRL, UKT

6 Januari 2025
Parkir Liar Susah Diberantas, Siapa yang Membekingi?
Video

Parkir Liar Susah Diberantas, Siapa yang Membekingi?

10 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.