MOJOK.CO – Tidak semua muslim merayakan Nuzulul Quran atau peringatan turunnya Al-Quran pada 17 Ramadan. Di beberapa negara, Nuzulul Quran dirayakan pada 27 Ramadan dan dianggap sama dengan Lailatur Qadar. Lho, kok beda-beda?
Ternyata muslim sedunia tidak satu suara tentang tanggal persis ayat Al-Quran turun untuk pertama kali. Persoalan menarik ini diulas dalam buku Ramadan di Jawa karangan André Möller. Ada beberapa pendapat tentang tanggal Nuzulul Quran ini.
1. Pendapat pertama: Nuzulul Quran jatuh pada 17 Ramadan
Bagi yang mempercayai Nuzulul Quran jatuh pada 17 Ramadan, dasarnya adalah Surah Al-Anfaal ayat 41.
“…jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan….”
Menurut tafsir ayat ini, “apa yang kami turunkan” maksudnya adalah Al-Quran. Lalu apa itu hari Furqaan?
Menurut catatan kaki dalam Al Qur’an dan Terjemahnya yang diterbitkan Departemen Agama Indonesia, hari Furqaan adalah
“hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, yaitu hari bertemunya dua pasukan di peperangan Badar, pada hari jum’at tanggal 17 Ramadan tahun kedua Hijrah. Sebahagian mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya Al Quraanul Kariem pada malam 17 Ramadan.”
2. Nuzulul Quran jatuh pada Lailatul Qadar (‘malam kemuliaan’)
Pendapat ini berdasar pada Surah Al-Qadr ayat 1,
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan (lailatul qadr).”
Lalu, kapan Lailatul Qadar itu? Al-Quran nggak nyebut angka. Untuk perkara kapan tanggal Lailatul Qadar itu, ada beberapa pendapat lagi.
2.a. Lailatul Qadar jatuh pada 17 Ramadan
Menurut Nurcholish Madjid, pendapat di Indonesia bahwa Quran turun pada 17 Ramadan adalah hasil ijtihad K.H. Agus Salim. Ia mengawinkan Surah Al-Anfaal 41 dan Surah Al-Qadr 1 yang ia anggap membicarakan peristiwa yang sama.
Dengan demikian, menurut pendapat ini, Nuzulul Quran = Lailatul Qadar = 17 Ramadan.
2.b. Lailatul Qadar jatuh pada 27 Ramadan
Buku Ramadan di Jawa tidak banyak membahas alasan mengapa tanggal ini dipilih. Möller hanya menyinggung bahwa ada golongan orang yang percaya tanggal 27 karena sesuai dengan jumlah perkalian huruf dalam kata Lailatul Qadar (9 kata) dan jumlah kata itu muncul dalam Quran (3).
2.c. Tanggal pasti Lailatul Qadar adalah rahasia Allah
Pendapat ini berdasar pada beberapa hadis.
“Diriwayatkan dari Abu Salamah RA, bahwa dia bertanya kepada Abu Sa’id ra mengenai Lailatul Qadr, kemudian Abi Sa’id mengatakan: Kami pernah beriktikaf bersama Nabi Saw pada sepuluh hari yang tengah di bulan Ramadan, kemudian pada pagi hari yang kedua puluh beliau keluar dan memberi tahu kami, ‘Aku telah diberi tahu tentang tanggal Lailatul Qadr, namun aku lupa, maka carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam yang gasal di akhir Ramadan. Aku bermimpi bahwa aku bersujud di tanah yang berair dan berlumpur, maka siapa yang telah beriktikaf dengan Rasulullah SAW, hendaklah ia kembali beriktikaf lagi (pada sepuluh malam yang akhir dan gasal tersebut).’ Kata Abu Sa’id RA: Kami kembali beriktikaf lagi tanpa melihat segumpal awan pun di langit, tiba-tiba awan muncul dan hujan pun turun sehingga air mengalir melalui atap masjid yang ketika itu terbuat dari pelepah pohon kurma, kemudian salat dilaksanakan. Saya melihat Rasulullah SAW bersujud di atas tanah yang berair dan berlumpur sehingga saya melihat bekas lumpur di dahi Rasulullah SAW.” (Hadis Riwayat Bukhari Nomor 2.016)
“Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA, dalam riwayat lain: Rasulullah SAW bersabda, ‘Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam Ramadan yang akhir, yaitu pada sembilan malam yang pertama (malam ke 21 sampai dengan 29) atau tujuh malam yang akhir (malam ke 23 sampai dengan akhir Ramadan).” (Hadis Riwayat Bukhari Nomor 2.022)
“Dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Carilah Lailatul Qadr pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan.” (Hadis Riwayat Bukhari, I, kitab Al-Tarawih, hlm. 225)
“Dari Ibnu Umar RA, bahwa beberapa orang laki-laki diberi tahu Lailatul Qadr dalam mimpi pada tujuh terakhir (Ramadan), lalu Rasulullah SAW bersabda: Saya melihat mimpimu sekalian bertepatan dengn malam tujuh terakhir, barangsiapa mencarinya, maka carilah ia pada malam tujuh terakhir.” (Hadis Riwayat Muslim Nomor 205/1.165)
Atas tuntunan hadis-hadis ini, sebagian orang meyakini Lailatul Qadar hadir di malam-malam ganjil di akhir Ramadan, sehingga mereka harus mencarinya. Yang hendak ditekankan di sini, tentu saja Lailatul Qadar adalah salah satu dari malam-malam tersebut, bukan semuanya.
Mengapa Lailatul Qadar Penting bagi Orang Islam?
Jawabannya ada pada Surah Al-Qadr ayat 2 sampai 5.
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Di Indonesia, secara kultural dua pendapat besar tentang turunnya Al-Quran diamini dua-duanya. Ini tersirat dari perayaan Nuzulul Quran yang biasanya diselenggarakan pada 17 Ramadan dan Lailatul Qadar (malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan) yang diperingati dengan cara beriktikaf dan beribadah sepanjang malam.
Subhanallah, ternyata belajar agama kudu seteliti ini ya :’)