Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Susahnya Membuat Orang Lain Tertawa

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
5 Februari 2019
A A
tertawa
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dalam pergaulan, kita selalu ingin menjadi seseorang yang menarik dan menyenangkan. Oke, kalaupun tidak bisa menjadi sosok yang menarik, minimal menjadi sosok yang menyenangkan.

Ada banyak faktor yang bisa membuat seseorang menyenangkan dalam sebuah forum pergaulan. Salah satu faktor yang cukup dominan adalah selera humor. Seseorang yang mampu membuat orang lain tertawa, entah dengan sikap, polah, gerak-gerik, atau leluconnya, kemungkinan besar memang akan lebih mudah untuk disukai.

Nah, sayangnya, membuat orang lain tertawa ini bagi banyak orang bukan perkara mudah. Utamanya bagi seseorang yang memang prejengan ataupun pembawaannya blas tidak menunjukkan pembawaan yang lucu.

Kalau sudah begini, leluconlah yang menjadi senjatanya.

Namun, sayang lagi, lelucon yang lucu pun ternyata kadang tak cukup mampu untuk membuat kawan-kawan, lawan bicara, atau audien di hadapan Anda.

Saya, yang setidaknya oleh banyak kawan, dianggap sebagai pribadi yang lucu pun pernah gagal. Salah satu yang paling saya ingat tentu saat saya diundang sebagai pembicara di acara talkshow yang diselenggarakan oleh forum diskusi kampus di salah satu Universitas di Yogyakarta. Saya diminta untuk membawakan materi tentang sesuatu yang sebenarnya saya kurang menguasai.

Saya sih maklum, soalnya saya sadar, saya memang biasa diundang bukan karena faktor derajat keilmuan, melainkan karena saya dianggap lucu. 

Ini wajar, karena dalam sebuah talkshow, selama pembicaranya lucu, audien biasanya akan tetap khusyuk mengikuti talkshow, seburuk apapun materi yang disampaikan.

Mungkin saya memang sudah dikenal sebagai pembicara yang goblok, tapi rodo lucu (yang di jaman sekarang semakin susah dicari, hehehe).

Padahal saya sendiri sih sebenarnya merasa nggak lucu-lucu amat (kalau elegan sih iya). 

Tapi tak apa lah, sudah kadung ini.

Maka, sebagai pembicara yang diharapkan “kelucuannya” (bukan keilmuannya), pas talkshow, saya pun berusaha membawakan materi dengan se-jenaka mungkin dan penuh semangat (terlebih setelah tahu ternyata audien-nya cantik-cantik).

Saya bahkan sengaja banyak menggunakan bahasa jawa untuk menambah nuansa kejenakaan lokal. Harapannya satu, agar audien setidaknya bisa mudeng sedikit materi yang saya sampaikan, dan tetap terhibur dengan guyon yang saya bawakan.

Beberapa kali saya menyisipkan cerita tentang kawan-kawan saya yang saya anggap lucu.

Iklan

Namun ternyata, krik-krik. Banyak audien yang terdiam, tak banyak yang tertawa.

Saja jadi salah tingkah dan penuh tanya. “Perasaan, saya sudah mencoba membawakan materi dengan sense of humor yang cukup berkelas, tapi kok sedikit ya yang tertawa?”

Batin saya mulai berkecamuk. Apakah saya salah dalam membawakan materi? atau memang humor yang saya bawakan materinya cukup jayus? Ah, perasaan nggak deh. Soalnya beberapa materi humor yang saya bawakan, pernah saya bawakan juga acara talkshow saya yang lain, dan hasilnya audien tertawa tergelak.

Apa yang salah ya? Saya kok merasa jadi garing begini.

Kondisi yang penuh kegaringan ini pun kemudian membuat tenggorokan saya kering. Dan saya pun meminta air pada panitia.

“Mbak, aku njaluk wedange yo, ngelak je, cangkemku garing iki!”

Si mbak Panitia pun hanya mengerutkan dahinya dengan wajah penuh tanya. Saya mencoba menebak, apa yang terjadi, dan sekelebat, saya baru menyadari, si mbak panitia ternyata nggak mudeng bahasa Jawa.

Bagai disambar geledek, saya kemudian tersadar pada sesuatu yang lain.

“Disini siapa yang bisa bahasa Jawa?” tanya saya pada audien.

Dan dari sekitar 50 audien, Tak sampai 10 orang yang mengangkat tangan.

Semprul…

Kini terjawab sudah pertanyaan saya. Pantes saja nggak ada yang tertawa dengan materi saya, lha jebul banyak yang ndak bisa bahasa jawa. 

Cuuuk, Tiwas cangkemku ngasi mumpluk le ngomong je. Trembelane…

Agaknya Sun Tzu memang benar, bahwa senjata terbaik dalam sebuah perang adalah “Pahami musuhmu terlebih dahulu.”

Terakhir diperbarui pada 11 Februari 2019 oleh

Tags: kawantertawa
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

3 Cerita Lucu Tentang Kawan yang Semoga Bisa Menjadi Suplemen Penguat Imun agus mulyadi mojok.co
Pojokan

3 Cerita Lucu Tentang Kawan yang Semoga Bisa Menjadi Suplemen Penguat Imun

5 Juli 2021
covid-19
Pojokan

Daya Dukung Sosial dari Kawan dan Follower Media Sosial Membantu Saya Sekeluarga Pulih dari Covid-19

1 Juli 2021
Mengikhlaskan uang
Pojokan

4 Tips Sederhana Mengikhlaskan Uang yang Dipinjam Kawan

18 Mei 2021
tebak-tebakan tutup botol fanta
Curhat

Menolong Kawan yang Garingnya Setengah Mampus untuk Meningkatkan Selera Humornya

19 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.