Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Semoga Kita Dihindarkan dari Penonton Bioskop yang Egois dan Gobloknya Ngaudubillah Setan

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
26 April 2019
A A
penonton bioskop
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kemarin pas nonton Hotel Mumbay sama Kalis, penonton di depan serong ngaudubillah setan gobloknya. Dia dengan santainya wasapan saat film berlangsung. Beberapa kali saya peringatkan dengan menyenggol kursinya berharap agar ia berhenti bermain hape. Tapi ia bergeming.

Kalis yang paham betul kalau saya tak pernah tenang kalau ada orang yang main hape saat film berlangsung kemudian memperingatkannya. “Mas, hapenya menganggu.” Lagi-lagi dia bergeming.

Saya mulai emosi. Sampai pada satu titik, emosi saya benar-benar memuncak karena ia tetap bermain hape. Kursinya kemudian saya pancal dengan sangat keras. Ia melirik ke arah saya. Saya balas lirik. Ia ternyata bukan anak muda. Saya taksir usianya 40 tahun. Saya jadi merasa agak bersalah karena bersikap tak sopan dengan menjejak kursinya.

Tapi ya mau bagaimana lagi. Saya pikir, bermain hape di dalam bioskop yang cahayanya tentu saja menganggu penonton lain, sudah jelas merupakan hal yang bodoh, tak peduli pelakunya masih muda atau Sudah tua bangka sekali pun.

Video tata-tertib menonton yang kerap diputar sebelum film utama dimulai jadi terasa tak ada fungsinya.

Nah, kejadian saat menonton Avengers: Endgame semalam saya pikir menjadi puncak karier emosi saya selama menonton film di bioskop.

Saya memesan tiket melalui aplikasi pemesanan tiket online. Dasar rejeki anak soleh, di saat banyak orang mengeluh karena susah untuk dapat tiket selain barisan kursi depan, saya kok ya dapat kursi deretan belakang. Padahal, saya memesan tiket dua jam sebelum film diputar. Sudah gitu, pas bayar, saya dapat cashback lagi. Ah, memang rejeki Allah itu datang dari arah yang tak diduga-duga.

Tapi namanya juga mujur, tentu tak elok jika tidak dibarengi dengan sedikit kesialan. Dan kemujuran saya saat berhasil mendapatkan tiket deretan belakang itu ternyata dibarengi dengan kesialan bersebelahan dengan dua perempuan penonton bioskop yang menyebalkan sekali tingkah polahnya selama menonton film.

Saat film dimulai, dua perempuan di samping kanan saya ini tak hadir. Mereka baru hadir saat film sudah diputar selama lima belas menit.

Begitu duduk, mereka langsung mulai menunjukkan sikap menyebalkannya.

Sepanjang film berlangsung, perempuan yang berada di sebelah saya persis ini berkali-kali bermain hape. Bedebah.

Saya masih mencoba untuk bersabar. Saya peringatkan, dan dia kemudian mulai untuk tidak bermain hape.

Tapi, ternyata itu belum cukup. Cobaan kedua datang.

Kali ini, si perempuan bikin ulah yang lain. Ulah yang demi Allah benar-benar menyebalkan. Jadi, tiap kali ada adegan di mana Kapten America (Chris Evans) muncul, dia langsung histeris heboh dan menjerit pelan. “Ya ampun, ganteng banget Kapten America pacarku…” Dan itu dilakukan berkali-kali.

Iklan

Cobaan ketiga, jauh lebih menyebalkan. Sepanjang film, dua orang perempuan ini tak henti-hentinya berdiskusi tentang film. Dari mulai ngobrol soal tokoh-tokoh Avengers, sampai hal-hal pribadi yang sangat tidak layak untuk dibahas di dalam teater bioskop.

Saya muntap. Saya dekatkan mulut saya ke kuping mbak-mbak di sebelah saya, dan saya katakan peringatan keras saya. “Mbak, kalau kalian masih tetap mengoceh, lebih baik kalian keluar!”

Entah kenapa, saya tega memberikan peringatan yang agak keras itu. Tapi ya mau bagaimana lagi. Saya bayar untuk menonton. Bukan untuk mendengarkan “Ya ampun, ganteng banget Kapten America pacarku…”

Ya Tuhan, semoga kita senantiasa dihindarkan dari penonton-penonton bioskop yang egois dan gobloknya ngaudubillah setan.

Terakhir diperbarui pada 26 April 2019 oleh

Tags: bioskoppenonton
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO
Catatan

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
pengalaman pertama ke bioskop, pakuwon mall jogja.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pertama ke Bioskop: Orang Desa Salah Pesan Tiket Mahal sampai Tersesat di Pakuwon Mall Jogja, Mau Bertanya Takut Dikira Kampungan

11 April 2025
Derita Orang Rembang, Makan Mie Gacoan Harus ke Tuban MOJOK.CO
Ragam

Derita Tinggal di Rembang: Harus Tempuh 2 Jam ke Tuban Demi ke Mal, Nonton Bioskop atau Sekadar Makan Mie Gacoan

6 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.