Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Sekaten Bukan Pasar Malam

Kris Mheilda oleh Kris Mheilda
31 Oktober 2018
A A
sekaten bukan pasar malam
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Penjelasan tentang sekaten dari seorang anak Jogja tulen untuk para pendatang yang sering ngira sekaten itu cuman pasar malam.

Selain Bulan Suro yang dianggap sakral, Bulan Mulud atau dalam kalender Islam adalah Bulan Rabi’ul Awal tak kalah penting bagi masyarakat Jawa, terutama daerah Jogja. Kita ketahui bersama bahwa Bulan Rabi’ul Awal atau Bulan Mulud merupakan bulan lahir Nabi Muhammad SAW. Kelahiran seorang Nabi Allah yang membawa kebenaran. Berbagai acara digelar untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Seperti Muludhen yang diadakan oleh masyarakat Madura dan Sekaten yang diadakan oleh masyarakat Jogja.

Masyarakat yang tinggal di daerah Jogja pasti tahu apa itu Sekaten. Namun, bagi masyarakat pendatang acara Sekaten mungkin terdengar asing. Ada pun yang mengetahui acara ini, banyak yang salah kaprah mengartikan. Sekaten kerap dianggap sebagai pasar malam yang diadakan di Alun-alun Utara.

Sebagai orang Jogja tulen yang tinggal di Pakualaman selama 21 tahun. Saya akan mencoba meluruskan beberapa kesalahan yang kerap kali dilakukan oleh masyarakat tentang tradisi Sekaten yang turun temurun ini, jadi begini saudara.

Kesalahan yang kerap dilakukan oleh beberapa orang adalah menganggap bahwa Sekaten sama dengan pasar malam yang ada di Alun-alun Utara. Sebenarnya, itu tidak sepenuhnya salah, tapi tidak bisa juga benarkan.

Jadi begini, pasar malam yang diadakan di Alun-alun Utara sebenarnya bernama Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS). PMPS merupakan wadah yang dibuat oleh pemerintah bagi para UMKM, dan pedagang untuk mengais rejeki. Pemerintah setempat mengharapkan dengan adanya PMPS selain untuk nguri-uri kabudayan, bisa menambah pendapatan masyarakat setempat.

PMPS sebetulnya hanya untuk meramaikan acara sebenarnya yaitu Sekaten yang akan diadakan di Masjid Besar Kauman. Karena dengan adanya PMPS masyarakat akhirnya berkumpul di Alun-alun Utara dengan begitu dimanfaatkan untuk nguri-uri kabudayan Jawi yaitu Sekaten.

PMPS biasanya mulai lebih awal, satu atau dua minggu sebelum Sekaten berlangsung. Jika melihat tahun ini PMPS berlangsung 10 hari lebih awal sebelum upacara Sekaten.

Supaya tidak salah lagi, mari kita pelajari bersama sebenarnya apa Sekaten yang sesungguhnya. Jadi saudara, Sekaten merupakan tradisi turun-temurun yang dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan Mulud hingga tanggal 11 bulan Mulud. Sekaten pada awalnya merupakan upacara yang diselenggarakan untuk menyebarkan agama Islam.

Bentuk-bentuk ritus yang ditampilkan dalam acara Sekaten adalah dikeluarkannya gamelan pusaka Kanjeng Kyai Sekati, Kyai Kanjeng Guntur, dan Kyai Kanjeng Nogowilogo dari persemayamannya di dalam Keraton. Setelah itu gamelan dibunyikan, gamelan yang awalnya di dalam Keraton dipindahkan menuju Masjid Besar Kauman di sebelah barat Altar. Tabuhan gamelan dilakukan selama tujuh hari berturut-turut. Acara selanjutnya adalah Sri Sultan Hamengku Buwono akan menghadiri upacara tersebut dan menyebarkan udhik-udhik (menyebar uang receh) ke masyarakat sekitar dan wiyaga (pemukul gamelan).

Hingga pada hari terakhir gamelan dikembalikan ke dalam Keraton. Itulah yang dinamakan Sekaten, sebuah upacara adat yang rutin diadakan setiap tahun. Bukan pasar malam yang ada di Alun-alun Utara.

Terakhir diperbarui pada 31 Oktober 2018 oleh

Tags: alun-alun kiduljogjakartasekaten
Kris Mheilda

Kris Mheilda

Kadang Minggir, kadang Gunungkidul

Artikel Terkait

cilok legend jogja di alun-alun kidul.MOJOK.CO
Kuliner

Kisah Cilok Legend Jogja yang Bertahan 30 Tahun di Alun-alun Kidul, Buat Warga Berduka Saat Pemiliknya Meninggal

25 April 2024
syahrul guci mojok.co
Liputan

Kisah Sukses Cilok Gajahan yang Berukuran Mini

24 Maret 2022
Berbalas Fiksi

Bisakah Kita Bertemu di Tugu Jogja dalam Jarak Sepuluh Tahun?

18 Februari 2019
List

5 Tempat Nongkrong di Jogja yang Penuh Prank dan Kenangan

29 November 2018
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.