Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Seandainya Kontingan Indonesia di Asian Games adalah Politisi

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
16 Juli 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Keberhasilan Lalu Muhammad Zohri menjadi juara dunia setelah meraih emas di nomor sprint 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia beberapa waktu yang lewat benar-benar membuka mata kita betapa olahraga dan politik adalah dua hal yang sangat susah untuk dipisahkan.

Keberhasilan Zohri mendadak banyak digunakan sebagai bahan gimmick-gimmick politik. Para politisi, pejabat pemerintahan, sampai pejabat-pejabat partai politik berlomba-lomba untuk memuat ucapan selamat lengkap dengan gambar mereka.

Para politisi memang kebanyakan tidak becus dalam olahraga, mungkin itulah kenapa, mereka banyak menggunakan keberhasilan atlet sebagai gimmick politiknya.

Nah, masih soal olahraga dan politik, mumpung masih dalam suasana Asian Games yang akan dihelat bulan mendatang di Jakarta dan Palembang, Mojok Institute berusaha untuk membuat pengandaian Asian Games versi politisi.

Mojok mencoba membayangkan seandainya ada kontingan olahraga yang khusus diikuti oleh para politisi, tentu bakal seru jadinya.

Bayangan kami ternyata terlalu jauh dan terlalu menggembirakan, sebab ternyata, kami menyadari, banyak politisi Indonesia yang sebenarnya berbakat dalam dunia olahraga.

Siapa sajakah mereka?

Dayung (Susi Pudjiastuti)

Urusan olahraga air, utamanya dayung, bisa kualat Mojok Institute jika tidak memasukkan nama yang satu ini: Susi Pudjiastuti.

Sama seperti berkuda bagi Prabowo, mendayung bagi Susi Pudjiastuti bukan sekadar olahraga, melainkan gaya dan jalan hidup. Dalam setiap kesempatan, kita bisa melihat berkali-kali aktivitas Susi saat mendayung.

Perahu dayung bagi Susi sudah seperti satu tarikan napas. Lha gimana, di saat orang lain ngopi di kedai kopi, Bu Susi bisa santai ngopi di atas perahu dayung.

Berkuda (Prabowo Subianto)

Rasanya, tak ada politisi lain yang lebih otoritatif dan lebih agresif dalam urusan berkuda selain Prabowo.

Bayangkan, politisi yang lain mungkin hanya menjadikan berkuda sebagai olahraga biasa, sedangkan Prabowo, ia menjadikannya sebuah gaya hidup, atau bahkan, jalan hidup.

Iklan

Prabowo adalah tokoh yang total dalam menggeluti dunia berkuda. Ia tercatat memelihara lebih dari 80 ekor kuda, dan semuanya bukan kuda biasa, bahkan beberapa kuda miliknya berharga sampai Rp3 miliar per ekor.

Tak heran jika kemudian Prabowo begitu paham nglothok urusan berkuda, sampai-sampai, ia menjadikan berkuda sebagai bagian dari aktivitas politiknya. Saat kampanye, Prabowo berkuda. Saat pengumuman penting, Prabowo berkuda. Saat mengikuti Rakornas, Prabowo berkuda. Bahkan, saat menjamu Jokowi, ia juga berkuda.

Berkuda adalah Prabowo, Prabowo adalah berkuda.

Lompat Jauh (Ali Mochtar Ngabalin)

Berada di kubu yang sangat kontra Jokowi, dan kemudian berpindah menjadi orang yang dekat bahkan masuk dalam lembaga yang dekat dengan Jokowi. Tak ada yang meragukan kemampuan lompat jauh seorang Ali Mochtar Ngabalin.

Memanah (Jokowi)

Urusan memanah, jelas Jokowi jagonya. Ia adalah sosok yang sejak Kecil begitu terobsesi ingin punya keterampilan dan keahlian dalam bidang panahan.

Saat menjadi presiden, Jokowi semakin terhadap panahan. Ia rajin dan tekun berlatih memanah. Jokowi giat berlatih panahan di bawah bimbingan pelatihnya, Muhammad Rizal Barnadi.

Kiprahnya di dunia memanah tak diragukan lagi, ia bahkan sempat mengikuti Kejuaraan Panahan Bogor Open I pada tahun 2017 lalu.

Dalam dunia “panahan politik”, Jokowi malah lebih mentereng lagi, ia bukan lagi membidik sasaran melalui busur panahnya, namun sasarannya yang datang sendiri mendekati anak panahnya.

Lari (Setya Novanto)

Kami yakin, semua sudah pada mengerti.

Terakhir diperbarui pada 16 Juli 2018 oleh

Tags: asian gamesjokowipolitisiprabowoSetya NovantoSusi Pudjiastuti
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.