MOJOK.CO – Ada banyak barang-barang receh asal China yang beredar di Shopee, saya sering membelinya, dan kini menyesalinya.
Memanglah sekrol-sekrol dan cuci mata di Shopee itu pada satu titik bisa menjadi sebuah bahaya laten tersendiri. Niatnya cuma belanja satu item, namun tanpa sadar, yang masuk ke keranjang belanja bisa jadi bukan hanya satu, namun bisa tiga, lima, bahkan sepuluh.
Kecenderungan inilah yang terjadi pada saya beberapa waktu terakhir ini.
Sebagai seorang suami yang belum lama menikah, saya merasa harus melengkapi diri saya dengan aneka perkakas rumah tangga sebagai bagian dari pertahanan diri kalau suatu saat rumah saya ada apa-apa. Laki-laki dengan perkakas di mata saya menjadi terasa lebih laki-laki.
Hal itulah yang kemudian membuat saya memutuskan untuk mencari aneka perkakas ini di Shopee, marketplace yang katanya banyak menjual barang-barang semacam itu. Saya cari bor, palu, gergaji, obeng, tang, kabel, dan lain sebagainya di sana.
Algoritma marketplace yang canggih kelak membuat rekomendasi perkakas-perkakas dan aneka barang yang berhubungan dengan perkakas pun kemudian muncul. Banyak di antara rekomendasi-rekomendasi tersebut merupakan barang-barang yang dijual oleh penjual luar negeri, utamanya China.
Awalnya saya tak tertarik, namun lama-lama, pas dilihat-lihat, kok ya menarik juga. Apalagi saat dilihat, harganya ternyata tak terlalu mahal, beberapa bahkan lebih murah dari harga yang dipatok oleh penjual lokal. Ongkos kirimnya pun murah, walau dikirim dari luar negeri. Memang sih waktu pengirimannya jauh lebih lama, namun selama harganya nggak mahal, rasanya kok ya menggoda juga.
Maka, secara perlahan, bangunan pertahanan saya pun rubuh. Satu per satu, item di Shopee yang saya suka itu saya beli. Awalnya satu, kemudian dua, kemudian tiga, kemudian seterusnya.
Mulanya saya hanya tertarik membeli clip kabel. Saya menduga, dalam beberapa hari ke depan, saya pasti akan membutuhkan alat ini. Ketika akhirnya saya memutuskan untuk membelinya, hal yang saya duga itu ternyata tidak terjadi.
Barang itu datang sekira dua minggu setelah saya memutuskan untuk membayarnya. Ketika barang itu datang, niat saya untuk memakai alat ini ternyata sudah luntur. Maklum sudah lewat dua minggu.
Hal yang sama terjadi beberapa waktu kemudian. Kali ini, saya tertarik untuk membeli selotip perekat super yang, berdasarkan video di akun penjualnya, bisa merekatkan kembali genteng asbes yang retak. Kebetulan, genteng asbes gudang rumah saya retak, sehingga saya tak perlu pikir panjang untuk membeli barang ini.
Namun, ketika barang itu datang sekitar satu setengah minggu setelah saya memesannya, lagi-lagi niatan saya untuk menggunakan alat tersebut ternyata sudah luntur sebab saya sudah tak sabar menunggu hadirnya barang itu dan kadung menggantinya dengan selotip perekat yang saya beli di toko bangunan dekat rumah saya. Toh ternyata, hasilnya baik belaka. Tanpa selotip dari luar negeri pun, genteng asbes rumah saya tetap bisa rekat sempurna.
Item berikutnya yang saya beli dari penjual luar negeri di Shopee ini adalah paket mur dan baut yang saya beli beberapa kotak. Isinya berbagai ukuran.
Sejak saya beli pertama kali sekitar dua bulan yang lalu, sampai sekarang, ternyata belum ada satu pun yang saya gunakan. Bayangkan bahwa saya akan dandan-dandan rumah ternyata melenceng jauh. Mur-mur dan baut-baut itu masih perawan dan belum terjamah.
Kalau dihitung-hitung, masih ada banyak sekali barang-barang yang pada akhirnya tidak pernah saya gunakan yang saya beli dari penjual dari China. Ada holder pondel, gantungan kabel, keyboard lipat, dan aneka-aneka barang lainnya yang kini hanya jadi pengangguran. Entah sudah berapa juta yang saya habiskan untuk membeli barang-barang yang pada kenyataannya hanya saya simpan saja itu.
Belakangan, barulah saya sadari bahwa hasrat saya untuk terus membeli aneka barang dari China di Shopee itu karena pengaruh psikologis saya yang terjebak pada anggapan bahwa lebih baik beli mumpung harganya murah dan ongkirnya pun terjangkau walau dikirim dari luar negeri, sebab itu bisa menjadi sebuah laku penghematan. Saya lupa bahwa sebenarnya ada penghematan yang jauh lebih besar yang bisa dapatkan, yaitu dengan tidak usah membelinya.
BACA JUGA Wawancara Singkat Bersama Rengginang: Menggugat Guyonan Basi “Kaleng Khong Guan Isi Rengginang” dan artikel AGUS MULYADI lainnya.