Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Blunder (Kubu) Jokowi yang Perlu Di-Roasting: Dari Raja Hingga Grasi

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
22 November 2018
A A
Raja Jokowi MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Blunder mulai sering dilakukan kubu Jokowi dan Ma’ruf Amin. Kubu Prabowo dan Sandiaga Uno kudu lebih cerdik memilih punchline untuk roasting.

Beberapa hari yang lalu, saya diundang menjadi pembicara di acara Jurnalistik Festival Boulevard Institute Teknologi Bandung (ITB). Tema yang kami bahas adalah independensi media di tengah tahun politik. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta adalah: “Mengapa Mojok lebih banyak menyerang kubu Prabowo? Apakah Mojok adalah cebong?”

Ini adalah pertanyaan klasik. Agus Mulyadi, Pemred Mojok dan Puthut EA, Kepala Suku, sudah menegaskan bahwa Mojok berdiri di tengah. Lalu mengapa banyak tulisan yang menyerang Prabowo? Jawaban saya: karena banyak bahan tulisan yang Mojok-able yang diproduksi oleh kubu Prabowo dan Sandiaga Uno.

Berbagai macam kekonyolan, pernyataan yang lucu, hoaks, dan kontradiktif, diproduksi oleh sang penantang. Bukannya tidak ada yang berasal dari kubu Jokowi. Namun memang, jumlahnya lebih sedikit ketimbang kubu sebelah. Nah, kebetulan beberapa hari ini banyak “kontroversi” yang diproduksi kubu Jokowi, izinkan kami untuk bersenang-senang dengan sebuah roasting ini.

Beberapa hari yang lalu, sebuah poster berisi foto separuh badan Jokowi viral. Satu dari dua hal yang dipermasalahkan adalah di dalam foto tersebut, Jokowi mengenakan “jubah” dan mahkota raja. Foto kostum tersebut berasal dari kegiatan Jokowi ketika menghadiri Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN ke-5 di Sumenep, Jawa Timur.

Menjadi masalah ketika kubu Jokowi sendiri tidak mengakui bahwa poster tersebut bikinan mereka. Bahkan, Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI-P, menyebut poster tersebut sebagai black campaign yang ingin melemahkan suara Jokowi di “kandang banteng”, Jawa Tengah. PDI-P sendiri menginstruksikan pencopotan poster tersebut dan memburu mereka yang memasangnya.

Menariknya, beberapa hari kemudian, Kaukus Anak Muda Indonesia (KAMI), mengaku bertanggung jawab atas pemasangan poster tersebut. Mereka adalah relawan pendukung Jokowi dan Ma’ruf Amin. KAMI mengaku sudah mendeklarasikan dukungan sejak November dan tidak ada arahan soal isi poster.

Mengetahui bahwa pemasang poster adalah pendukung sendiri, Andreas Pereira, Ketua DPP PDI-P justru menyangsikannya. Pun dengan Hasto, yang meragukan keterangan dari KAMI. Hasto tetap keukeuh menyebut bahwa ada kampanye hitam untuk menunjukkan seolah-olah Jokowi berjiwa feodal.

Lebih lucu lagi ketika Irma Suryani Chaniago, Jubir TKN Jokowi dan Ma’ruf Amin dari Nasdem mengungkapkan bahwa PDI-P tidak perlu meminta maaf atas kegaduhan ini. Irma meminta masyarakat memaklumi ulah relawan karena itu “cuma kreativitas” saja. “Apa itu merugikan orang lain?” Kata Irma.

Berbuat keliru, tapi tidak ada klarifikasi dan ungkapan maaf? Nah, kubu Prabowo, silakan di-roasting dengan cantik. Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade mengibaratkan sikap PDI-P seperti “maling teriak maling”. Awalnya berkelit, tetapi ketika terbongkar, justru ngeles saja.

Satu hal lagi yang masih menjadi masalah dari poster tersebut adalah penggunaan logo menara Masjid Kudus. Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) keberatan dengan penggunakan logo tersebut. kenapa? Karena tidak ada izin terlebih dahulu.

Selain itu, Menara Kudus adalah simbol toleransi antar-umat beragama dari masyarakat Kudus. Menara adalah milik semua umat dan tidak boleh dikaitkan dengan politik praktis. Nah, ini bahan yang menarik untuk di-roasting oleh kubu Prabowo. Sudah mengelak, tidak meminta izin, menggunakan unsur keagamaan secara salah. Ingat, roasting yang cantik. Jangan menyerang sembarangan.

Belum reda soal masalah poster raja dan gaduh penggunaan logo menara Masjid Kudus, kubu Jokowi kembali membuat blunder. Blunder ini terkait dengan kontroversi hukuman Baiq Nuril. Lewat pidato, mantan Gubernur DKI tersebut mengungkapkan Baiq Nuril sebaiknya mengajukan grasi jika PK-nya ditolak oleh Mahkamah Agung.

Jokowi (dan timnya yang menyusun naskah pidato) salah menyebut grasi, yang seharusnya amnesti. Grasi hanya bisa diberikan kepada terpidana mati atau hukuman seumur hidup. Sementara itu, Baiq Nuril dituntut penjara selama enam bulan. Ketika dikritik, kubu petahana bukannya meralat, tetapi balik menyerang kubu Prabowo.

Iklan

Arya Sinulingga, Jubir Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin berkata, “Saya yakin Pak Prabowo kalau ditanya detail soal grasi itu juga enggak tahu, kalau grasi itu buat hukuman yang di atas 2 tahun. Yakin saya, Sandi juga tidak akan tahu.” Hmm…jangan-jangan Bapak Arya ini semacam cenayang bisa membaca isi hati seseorang.

Lha, di sini apa salah Prabowo dan Sandiaga Uno? Biarkan Pak Prabowo berkutat dengan 99 persen masyarakat Indonesia hidup kekurangan dan Sandiaga Uno dengan fetisisme-nya kepada tempe. Mereka sedang tenang. Jangan diganggu.

Saya khawatir, rentetan blunder ini belum akan berakhir sampai di grasi saja. Kenapa? Karena oknum politikus punya kebiasaan berulang untuk ngeles dan menghindar dari kesalahan. Kubu Prabowo nggak usah jemawa pas baca kalimat tadi. Kalian itu juga terlalu sering bikin kekonyolan-kekonyolan yang Mojok-able.

Nah, pihak Prabowo, catat baik-baik dan jadikan bahan kampanye yang lebih unik dan kocak. Jangan hanya menebar ketakutan saja dan menyerang kubu petahana secara serampangan. Rakyat kebanyakan suka materi yang bikin ketawa. Dari situ, ide dan gagasan bisa lebih mudah disampaikan.

Saya yakin ini materi-materi yang berpotensi lucu ketika dijadikan bahan roasting. Bisa, kan, Prabs dan Sans? Kalau kesulitan, silakan ke kantor Mojok. Ngapain? Nanti kita main UNO atau Seven Skop saja. Dari keseruan permainan itu, biasanya ketemu punchline untuk bahan roasting.

Terakhir diperbarui pada 22 November 2018 oleh

Tags: jokowiPilpres 2019prabowo
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gaji Rp2 jutaan pekerja pabrik Rembang ludes di awal bulan demi sewa LC, judi slot, hingga modif motor MOJOK.CO

Gaji Cuma Rp2 Juta Ludes di Awal Bulan demi Sewa LC, Judi Slot, dan Modif Motor. Biarkan Orang Tua Merana

10 Desember 2025
Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Percaya sama Zenix? MOJOK.CO

Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Siap Kehilangan Mobil Kesayangan yang Nggak Pernah Bikin Malu

12 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Nekat resign dari BUMN karena nggak betah kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Nekat Resign dari BUMN karena Lelah Mental di Jakarta, Pilih “Pungut Sampah” di Kampung agar Hidup Lebih Bermakna

10 Desember 2025

Video Terbaru

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025
Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

6 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.