Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Rapid Test Sebagai Syarat Kembali ke Rantau: Pemerintah yang Minta, Rakyat yang Bayar

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
9 Juni 2020
A A
Aturan Terbaru: Naik Pesawat Cukup Tes Antigen, Naik Motor Wajib Antigen mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Para perantau yang akan kembali ke kota diwajibkan untuk membawa surat sehat dari kotanya masing-masing beserta hasil rapid test. Masalahnya adalah, tes tersebut nggak gratis sama sekali.

Semalam, Bang Renal, pemilik kos tempat saya numpang boker, mengirim pesan di grup kosan. Isi pesan itu mengatakan bahwa bagi para anak kos yang mudik dan berniat kembali ke kos diharuskan membawa surat kesehatan. Saya yang membaca pesan itu sembari main Valorant langsung panik. Sedetik kemudian saya baru sadar, haaa saya kan nggak mudik, goblok.

Usut punya usut, ternyata imbauan itu nggak hanya ada di RT tempat saya ngekos. Hal ini berlaku hampir di seluruh Indonesia, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 dari para perantau yang balik dari kampung. Beberapa daerah bahkan mewajibkan adanya lampiran hasil rapid test.

Yah, lampiran hasil rapid test itulah masalahnya. Sebentar, sebentar, kok rapid test jadi masalah? Bagus dong harusnya.

Gini. Untuk rapid test, harga paling murah yang harus dibayar adalah 300 ribu. Murah? Untuk beberapa orang, iya. Tapi tidak buat yang lain. Itu yang paling murah, masih ada paket lain yang bisa menyentuh jutaan.

Tapi sebentar, tidakkah kalian mencium bau amis?

Begini. Sampai sekarang kita minta diadakannya tes massal yang menyeluruh di Indonesia tapi nggak terwujud kan? Kenapa tiba-tiba jika kalau kita mau balik rantau kita harus bawa surat keterangan berisi hasil tes? Kenapa tiba-tiba tes massal bisa terjadi kalau kita bayar?

Smelly smell, isn’t it?

Nggak usah bertele-tele, yang saya permasalahkan adalah tesnya itu bayar, dan mau nggak mau kita harus tes. Syarat dapat kartu sehat tersebut, setahu saya, setelah kita melakukan rapid test. Kalau memang menjadikan surat tersebut adalah syarat wajib, harusnya pemerintah sudah mengantisipasi ini dengan, setidaknya, menyunat harga tes yang lumayan mencekik itu.

I get it, ini adalah upaya untuk memotong jalur penyebaran virus. Tapi di saat yang bersamaan, negara membuka lagi akses tempat-tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan. Mal dibuka, transportasi umum dibuka, dan perantau yang harus kuliah atau bekerja harus ribet-ribet ngeluarin uang buat bayar rapid test untuk syarat bisa masuk kota?

Lagian yang ngebet new normal itu siapa sih kalau bukan pemerintah?

Pada titik ini, tes massal harusnya adalah langkah paling masuk akal untuk dilakukan. Saya tahu, rapid test serentak untuk 260 juta penduduk Indonesia adalah permintaan ngawur. Tapi setidaknya, lakukan tes massal untuk kebutuhan orang-orang yang merantau bisa kembali ke kantor.

Kalau alasannya adalah keterbatasan alat rapid test, saya masih akan tetap memegang argumen saya sebelumnya. Apakah yang dimaksud adalah alat tes yang gratis itu nggak ada, tapi yang nggak gratis itu buanyak? Bukan tidak mungkin lho, orang-orang jadi berasumsi kalau selama ini alat rapid test itu tersedia dan mencukupi, cuma memang rakyat harus membiayai sendiri.

Indonesia kan negara demokrasi. Dari (duit) rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat, begitu bukan?

Iklan

Makanya, argumen kekurangan alat itu bagi saya nggak masuk akal. Nggak mungkin juga pemerintah daerah dan pusat nggak tahu jumlah alat yang tersedia. Kalau mereka nggak tahu, nggak mungkin juga mereka berani bikin aturan ini. Kita sedang bicara potensi jumlah tes yang nggak hanya sepuluh dua puluh ribu, tapi bisa ratusan ribu dalam satu waktu.

Bilang saja kalau rapid test sebenarnya ada, tapi nggak gratis. Bilang saja kalau kita memang harus membayar karena negara nggak cukup duit. Makanya nggak ada lockdown, soalnya negara harus mencukupi rakyatnya, lalu diberlakukanlah darurat sipil.

Atau bilang saja, pemerintah memang lagi butuh sumbangan dari rakyatnya.

BACA JUGA Negara Boleh Goblok, Kita Jangan dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.

Terakhir diperbarui pada 9 Juni 2020 oleh

Tags: biaya tes kesehatanCOVID-19MudikPSBBrapid testtest massal
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Z sarjana ekonomi di Undip. MOJOK.CO
Kampus

Apesnya Punya Nama Aneh “Z”: Takut Ditodong Tiba-tiba Saat Kuliah, Kini Malah Jadi Anak Emas Dosen di Undip

27 November 2025
pulang ke rumah, merantau.MOJOK.CO
Catatan

Duka Setelah Merantau: Ketika Rumah Menjadi Tempat yang Asing untuk Pulang

16 September 2025
Berkendara motor malam hari di jalan pantura Surabaya-Semarang taruhannya nyawa MOJOK.CO
Ragam

Kengerian Motoran saat Malam di Jalan Pantura, Hati-hati Saja Tak Cukup kalau Tak Mau Celaka

26 Maret 2025
Sialnya Mudik dari Jogja ke Sumatra karena Percaya Pelni-ASDP MOJOK.CO
Esai

Nasib Sial Mudik dari Jogja ke Sumatra via Merak-Bakauheni Akibat Terlalu Berharap ke ASDP dan Pelni

26 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.