Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Rafathar Bawa Timezone ke Rumah dan Mimpi Masa Kecil yang Harus Diterima secara Realistis

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
13 Agustus 2021
A A
ilustrasi Rafathar Bawa Timezone ke Rumah dan Mimpi Masa Kecil yang Harus Diterima secara Realistis mojok.co

ilustrasi Rafathar Bawa Timezone ke Rumah dan Mimpi Masa Kecil yang Harus Diterima secara Realistis mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Mal tutup, Rafathar beli mesin permainan Timezone buat diletakkan di rumahnya. Praktis, ini adalah mimpi sebagian besar anak-anak kecil.

Timezone mencuri perhatian saya ketika saya masih SD. Betapa gandrungnya saya main ke mal hanya untuk berburu tiket atau kupon Timezone yang kalau dikumpulkan bisa dapat hadiah macam-macam. Dulu, saya merasa masuk arena permainan Timezone bagaikan berjudi di Casino, tapi kids friendly. Sayangnya ibu dan ayah saya selalu kewalahan jika anak-anaknya sudah mengumbar uang jajan untuk permainan yang sebenarnya ya gitu-gitu doang. Ya maklum, orang tua saya bukan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, saya juga bukan Rafathar.

Seperti kebanyakan orang di negeri ini, mendengar Rafathar beli mesin permainan Timezone buat diletakkan di rumahnya, saya memang cukup iri. Kok ya enak banget. Dia nggak perlu susah-susah isi ulang kredit di kasir, mana nggak perlu antre sama bocah-bocah lain yang pengin memainkan mesin yang sama. Sependek ingatan saya, permainan basket itu yang paling digandrungi bocah-bocah karena bisa pamer skill dan banyak-banyakan menang kupon. Sedangkan Rafathar mah, nggak usah bergumul dengan sekelompok abang-abang yang selalu punya skor lebih keren dan bolak-balik mengulang permainan sampai yang antre di belakangnya rasanya jiper. Rafathar ingin sesuatu, maka terjadilah.

Melihat berita Rafathar mindahin Timezone ke rumah memang bikin saya iri, tapi nggak sampai bikin saya terusik akan kekayaannya. Ya, wajar. Nggak heran. Justru yang bikin agak gemas adalah, saya jadi teringat mimpi saya di masa kecil ketika saya berangan-angan jadi anak sultan dan bisa membawa serta segala hal menyenangkan ke dalam rumah. Padahal di usia yang sudah lumayan ini, saya sudah berdamai dengan mimpi masa kecil yang nggak mungkin kesampaian itu. Istilahnya, saya sudah mencoba realistis sama keadaan dan keuangan. Tapi, dalam kasus Rafathar, angan-angan itu sudah jadi kenyataan.

Saya ingat betul angan-angan menjadi anak sultan itu muncul setelah saya menonton film Richie Rich di televisi. Film lawas itu dibintangi Macaulay “Home Alone” Culkin yang wajahnya selalu muncul di tivi menjelang Natal. Film itu menceritakan seorang anak yang begitu kaya, rumahnya gede banget, dan pembantunya banyak banget. Bocah sekecil itu sudah begitu swag di mata saya yang juga dulu masih kecil. Richie yang tajir melintir juga punya McD di rumahnya, aduhai betapa senang.

Berkat Richie Rich saya jadi menyulam angan-angan sendiri andai bapak saya beneran dapat rezeki luar biasa dan saya termaktub sebagai anak sultan. Saya bakal minta rumah saya dibuatkan ruang bawah tanah yang isinya adalah kamar saya sendiri, ruang permainan bowling, sofa plus televisi, dan arena Timezone. Bila perlu, Indom*ret juga diletakkan di sana. Tentu dengan begini saya bisa pamer ke kawan-kawan saya, mereka pasti bakal loyal banget ke saya karena bisa setiap hari main di ruang bawah tanah. Saya bisa jadi boss gank karena hanya saya yang punya segala jenis keseruan duniawi yang dimimpikan anak-anak.

Bermimpi memang bikin ngiler, sih….

Untungnya saya cukup waras untuk nggak meminta semua itu ke orang tua saya. Sebab saya tahu mereka hanya akan tertawa mendengar keinginan saya punya ruang bawah tanah macam itu. Lagi pula, keinginan macam itu benar-benar saya sadari sebagai sebatas khayalan. Sampai akhirnya setelah melamun saya pun melaksanakan solat lima waktu, minta masuk surga, biar di surga saya bisa minta dibikinkan ruang bawah tanah yang seru.

Ketika dewasa dan bisa cari uang sendiri, yang bisa saya lakukan buat mengobati lamunan nggak kesampaian ini adalah dengan kembali pergi ke Timezone. Bedanya, kali ini saya bisa isi saldo cukup banyak tanpa dimarahi orang tua. Saya bisa main basket layaknya abang-abang yang bikin jiper bocah, saya juga bisa main Pump it Up sampai lima ronde sekaligus, istirahat, lalu main lagi. Saya pun sudah nggak terobsesi ngumpulin tiket Timezone buat ditukarkan dengan boneka dan aneka pernak-pernik lainnya. Sebab apa? Sebab saya sudah paham bahwa ini semua hanyalah trik marketing biar saya main dan main lagi.

Jadi Rafathar yang bisa bawa Timezone ke rumah memang enak, jadi pembantunya Rafathar juga enak bisa nebeng main. Tapi, lebih enak jadi saya yang waktu kecil merasakan deg-deganya mencet tombol start untuk memulai permainan. Sebab, saya mempertaruhkan uang buat dapat banyak tiket demi ditukarkan. Rafathar juga mungkin jarang merasakan bahagia luar biasa ketika main Dino Time dan dapat jackpot. Suara mesin mengeluarkan tiket kertas tiada henti itu bahkan masih saya rasakan hingga sekarang.

BACA JUGA Jadi Anak Orang Kaya Kayak Rafathar Itu Salah Banget Ya di Matamu? dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: Masa Kecilnostalgiarafathartimezone
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

pulang ke rumah, merantau.MOJOK.CO
Catatan

Duka Setelah Merantau: Ketika Rumah Menjadi Tempat yang Asing untuk Pulang

16 September 2025
Tak Cuma Untuk Belanja, Circle K Juga Jadi Penolong Orang-Orang Kere di Tanggal Tua.MOJOK.CO
Catatan

Tak Cuma Untuk Belanja, Circle K Juga Jadi Penolong Orang-Orang Kere di Tanggal Tua

20 Januari 2025
Mukti Entut: Pemilik Klub Jangan Perlakukan Fans Sepakbola Seperti Customer!
Video

Mukti Entut: Pemilik Klub Jangan Perlakukan Fans Sepakbola Seperti Customer!

15 September 2024
ilustrasi Winamp Akan Kembali dengan Wajah Baru, Yakin Bakal Saingi Spotify dan YouTube? mojok.co
Pojokan

Winamp Akan Kembali dengan Wajah Baru, Yakin Bakal Saingi Spotify dan YouTube?

26 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.