MOJOK.CO – Negara yang penuh dengan keajaiban ini tidak berhenti memunculkan misteri. Misteri terbaru yang muncul adalah, bagaimana pengucapan nama akhir Johnny G. Plate?
Menjadi orang Indonesia itu tidak mudah, apalagi dalam hal bersenang-senang. Waktu kecil pengen nonton kartun harus rebutan dengan ayah kita yang pengen nonton tinju di hari minggu, begitu udah gede pengen streaming film aja dikomentari menteri.
Ya siapa lagi kalau bukan Johnny G Plate. Beliau berkata bahwa jangan streeaming film ilegal, bikin internet lemot. Internet aslinya udah lemot, orang nonton film disalahin. Pucing pala Sasuke. Udah gitu, Netflix masih diblokir. Ya lumrah lah kalau kita serba salah mau ngapa-ngapain, legal diblokir, ilegal dikomentarin.
Memang itulah seni hidup di Indonesia. Mau suka konspirasi atau tidak, kita tetap disuruh mikir misteri demi misteri yang muncul di Indonesia. Munculnya Omnibus Law, terus korupsi yang diklaim menurun karena KPK nggak pernah nggerebek orang korupsi lagi, sama tiba-tiba DPR mau test virus corona massal padahal rakyat aja masih meraba-raba tentang corona adalah contoh misteri yang muncul di negara gemah ripah loh jinawi ini. Ditambah tukang parkir yang tiba-tiba muncul ketika kita mau pergi, sepertinya perlu kita memberi gelar Indonesia adalah negara penuh misteri.
Tapi ketika kita berbicara tentang Johnny G Plate, sebenarnya semua kebijakan dan komentar absurd dari beliau hanyalah misteri remeh yang nggak perlu kita pikirkan. Semua misteri itu jawabannya simpel, yaitu semua salah Jokowi. Sebenarnya ada misteri yang lebih besar, bombastis, dan juga substantif untuk kita bahas dan pikirkan yang muncul dari menteri kita tercinta itu.
Sebenarnya pengucapan Plate di Johnny G Plate itu Plate apa Plate?
Maksudnya, Plate itu diucapkan macam pengucapan piring pada bahasa inggris atau Plate seperti cara orang Jawa menunjukkan plat nomor seseorang. Plate as “pleit” atau “plate deknen ki AD kok”, yang benar yang mana?
Jujur saja ini adalah hal yang penting, saudara-saudaraku sekalian. Kita nggak tahu kalau suatu saat nanti kita diterima kerja di Kemkominfo dan disuruh mengucapkan nama beliau. Nggak sopan sepertinya kalau Cuma nyebutin Pak Johnny doang, ha wong menteri kok. Kalau nyebutin nama panjang, takutnya salah. Kalau direspon dengan senyum doang nggak apa-apa, lha kalau senyumnya ala-ala Soeharto saat menanyakan “siapa yang suruh kamu nanya seperti itu?” ya goodbye everybody I had to go dong.
Selain pengucapan Plate seperti piring atau seperti orang Jawa, masih ada perdebatan lainnya tentang pengucapan ini. Bunyi –e dalam Plate itu bunyinya e- seperti kata ke- atau e- dalam kata tempe? Lho ini juga penting, kita nggak boleh salah ngucapin nama orang penting.
Masih ada lagi, Plate itu ngucapinnya lempeng apa dijeda? Maksudnya, diucapinnya Pelat atau Plat? Pelate atau Plate? Pleit apa peleit?
Setelah menimbang atas risiko yang bisa timbul atas kesalahpahaman dalam pengucapan nama, maka Pak Menteri Johnny G Plate perlu mengadakan konferensi pers terkait pronunciation namanya yang benar. Ya itu pembahasan yang nggak penting buat dijadiin konferensi pers, tapi emang-emang, ada komentar dia yang penting selama ini?
Nah, jadinya yang bener Plate atau Plate?
BACA JUGA Virus Corona: Tetap Waras walau Dibatasi Tembok yang Sama dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.